Meskipun sering dianggap sama dan dalam percakapan sehari-hari sering tertukar, katak (Frog) dan kodok (Toad) sebenarnya adalah dua jenis amfibi yang memiliki perbedaan signifikan, baik dari segi anatomi, habitat, maupun perilaku. Kedua hewan ini termasuk dalam ordo Anura (hewan tak berekor). Namun, jika diperhatikan lebih dekat, perbedaan mencolok bisa ditemukan. Memahami perbedaan ini tidak hanya menambah wawasan biologi, tetapi juga membantu kita mengenali makhluk-makhluk unik ini di alam liar.
Secara umum, katak cenderung lebih ramping, memiliki kulit halus dan lembap, serta sering ditemukan dekat dengan air. Sementara itu, kodok cenderung memiliki tubuh yang lebih gempal, kulit berbintil-bintil (berkutil), dan lebih toleran terhadap lingkungan yang lebih kering. Untuk lebih jelasnya, mari kita telaah tiga perbedaan utama yang paling mendasar antara katak dan kodok.
Tiga Pembeda Krusial Katak dan Kodok
-
1. Tekstur dan Kondisi Kulit (Integumen)
Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah tekstur kulit. Katak biasanya memiliki kulit yang tampak halus, tipis, dan selalu terlihat lembap karena mereka harus menjaga kulitnya tetap basah untuk membantu proses respirasi kulit (bernapas melalui kulit). Kulit lembap ini membuat katak sangat bergantung pada lingkungan yang dekat dengan air atau sangat lembap.
Sebaliknya, kodok memiliki kulit yang tebal, kering, dan kasar, sering kali ditutupi bintil-bintil atau kutil (yang sebenarnya adalah kelenjar). Struktur kulit yang tebal ini memungkinkan kodok untuk hidup lebih jauh dari sumber air permanen dan mentolerir kondisi yang lebih kering di daratan dibandingkan katak.
-
2. Bentuk Tubuh dan Kaki Belakang
Katak umumnya memiliki bentuk tubuh yang ramping, atletis, dan ideal untuk melompat jauh. Kaki belakang mereka sangat panjang dan kuat, dilengkapi dengan selaput kaki (webbed feet) yang lebar, yang merupakan adaptasi sempurna untuk berenang cepat di air. Ketika diam, katak sering kali terlihat dalam posisi siap melompat.
Kodok, di sisi lain, memiliki tubuh yang cenderung lebih gempal, pendek, dan lebar. Kaki belakang kodok relatif lebih pendek dibandingkan kataknya. Alih-alih melompat jauh, kodok lebih cenderung bergerak dengan cara berjalan atau melompat pendek-pendek. Selaput kaki mereka juga kurang berkembang atau bahkan tidak ada sama sekali, karena habitat utama mereka adalah darat.
-
3. Kehadiran Kelenjar Parotoid (Toksisitas)
Salah satu pembeda penting dari sisi pertahanan diri adalah keberadaan kelenjar parotoid. Kelenjar ini biasanya berbentuk benjolan besar yang terletak tepat di belakang mata kodok. Kelenjar parotoid ini mengandung racun (toksin) yang dilepaskan sebagai mekanisme pertahanan ketika kodok merasa terancam atau digigit predator.
Meskipun beberapa spesies katak juga memiliki racun yang dikeluarkan melalui kulit, kelenjar parotoid yang menonjol seperti pada kodok jarang ditemukan pada katak sejati. Oleh karena itu, jika Anda melihat benjolan besar di belakang kepala hewan amfibi tersebut, kemungkinan besar itu adalah kodok.
Kesimpulan Ringkas
Meskipun klasifikasi ilmiah modern kadang menyatukan beberapa kelompok, membedakan katak dan kodok berdasarkan morfologi luar masih sangat membantu. Katak identik dengan kulit licin, kaki panjang, dan kedekatan dengan air. Sementara kodok menampilkan siluet yang lebih berisi, kulit berbintil kasar, dan adaptasi yang lebih baik untuk kehidupan darat. Ingatlah bahwa istilah "kodok" sering kali digunakan secara umum untuk semua anggota ordo Anura, namun secara spesifik dalam konteks perbedaan ini, ia merujuk pada kelompok yang memiliki karakteristik yang telah disebutkan di atas.