50 Amalan Abah Guru Sekumpul: Panduan Menuju Kehidupan Bermakna
Abah Guru Sekumpul, atau KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani, adalah sosok ulama kharismatik dari Martapura, Kalimantan Selatan. Wafatnya beliau meninggalkan kerinduan mendalam di hati jutaan umat Islam, terutama karena ajaran dan amalan-amalan yang beliau wariskan. Amalan-amalan ini bukan sekadar ritual, melainkan panduan praktis untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Di antara sekian banyak nasihat dan wirid yang beliau sampaikan, terdapat beberapa amalan inti yang sering ditekankan. Mengamalkan wirid dan amalan yang diajarkan oleh seorang guru mursyid seperti Abah Guru Sekumpul diharapkan dapat membersihkan hati, memudahkan urusan dunia, serta menambah kedekatan spiritual. Berikut adalah ringkasan dari berbagai amalan yang sering dikaitkan dengan ajaran beliau.
Fokus Utama dalam Amalan Abah Guru Sekumpul
Amalan yang diajarkan oleh Abah Guru Sekumpul umumnya berpusat pada tiga pilar utama: menjaga shalat fardhu tepat waktu, memperbanyak shalawat dan istighfar, serta menjaga adab (etika) dalam bergaul dan beribadah. Meskipun sulit untuk merinci 50 amalan secara spesifik karena sifatnya yang sering kali kontekstual dan berlapis, kita dapat mengelompokkannya dalam beberapa kategori penting berikut.
Kumpulan Amalan Pokok Berdasarkan Warisan Ajaran
Berikut adalah representasi dari berbagai amalan yang sering dianjurkan oleh Abah Guru Sekumpul, yang jika diamalkan secara istiqamah, diyakini membawa manfaat besar:
Istiqamah dalam Shalat Fardhu berjamaah di awal waktu.
Membaca Surat Yasin setiap malam (terutama malam Jumat).
Membaca Surat Al-Waqi'ah (sebagai penarik rezeki).
Membaca Surat Al-Mulk setiap malam sebelum tidur (penyelamat dari siksa kubur).
Memperbanyak membaca shalawat Nabi Muhammad SAW.
Menjaga shalat rawatib (sunnah qabliyah dan ba'diyah).
Melaksanakan shalat Dhuha minimal 4 rakaat setiap pagi.
Memperbanyak istighfar, terutama "Sayyidul Istighfar".
Menjaga lisan dari ghibah (bergosip) dan perkataan kotor.
Membaca shalawat Fatih (jika diizinkan oleh sanad keilmuan).
Membaca wirid khusus setelah shalat fardhu (sesuai ijazah).
Menjaga wudhu' kapan pun dan di mana pun.
Melaksanakan shalat Taubat Nasuha secara rutin.
Membaca Ratib Al-Haddad atau Al-Athos (tergantung silsilah).
Berbakti dan mendoakan kedua orang tua setiap hari.
Menghormati dan memuliakan para ulama dan orang tua.
Menjaga adab dalam majelis ilmu dan zikir.
Membaca Surah Al-Kafirun pada shalat sunnah Fajar.
Membaca Surah Al-Ikhlas tiga kali setiap selesai shalat.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Membaca hizib tertentu yang diajarkan (dengan sanad yang jelas).
Melakukan tadarus Al-Qur'an secara rutin.
Menjaga niat ikhlas dalam setiap amal perbuatan.
Menyisihkan sebagian rezeki untuk sedekah tanpa diketahui orang lain.
Sering mengucapkan "Hasbunallahu wa ni'mal wakiil".
Mengingat kematian (maut) sebagai pengingat untuk beramal.
Menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Melakukan i'tikaf di masjid, walau hanya sebentar.
Membaca shalawat Jibril (jika diijazahkan).
Menjaga rahasia orang lain.
Memohon syafaat Rasulullah SAW melalui shalawat.
Senantiasa bersyukur atas nikmat yang diterima.
Melakukan shalat Tasbih (jika mampu).
Memperbanyak doa di sepertiga malam terakhir (Tahajjud).
Tidak pernah putus asa dari rahmat Allah SWT.
Mencintai Ahlul Bait Rasulullah SAW.
Berusaha menghilangkan sifat sombong dan riya'.
Membaca doa setelah wudhu dengan penuh penghayatan.
Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat.
Menjaga lisan dari mengeluh tentang nasib.
Membaca shalawat Thariqiyah (jika merupakan bagian dari tarekat).
Mendoakan muslimin dan muslimat yang sedang dalam kesulitan.
Membaca doa Nabi Yunus ("Laa ilaaha illa anta subhaanaka...").
Menjaga kehormatan diri dan keluarga.
Menyambut tamu dengan senyuman dan keramahan.
Melakukan introspeksi diri (muhasabah) sebelum tidur.
Membaca doa penutup majelis (Kaffaratul Majelis).
Mengamalkan apa yang diajarkan tanpa banyak bertanya "mengapa" (selama sesuai syariat).
Mencintai sesama mukmin seperti mencintai diri sendiri.
Memohon agar diberi kemampuan untuk istiqamah hingga akhir hayat.
Istiqamah Adalah Kunci Keberhasilan
Perlu ditekankan bahwa jumlah amalan bukanlah tujuan utama, melainkan kualitas dan kesinambungan pelaksanaannya (istiqamah). Abah Guru Sekumpul sering menekankan bahwa amalan sedikit namun dilakukan terus menerus jauh lebih mulia daripada amalan banyak namun terputus-putus. Kebanyakan amalan yang beliau wariskan dirancang untuk membangun pondasi spiritual yang kokoh, yang kemudian akan memudahkan seorang murid untuk menerima karunia dan hikmah yang lebih besar dari Allah SWT.
Bagi siapa pun yang ingin mengamalkan wirid atau amalan tertentu secara spesifik, sangat dianjurkan untuk mencari ijazah dari guru atau khalifah yang memiliki sanad langsung kepada Abah Guru Sekumpul agar amalan tersebut memiliki berkah dan terhindar dari kekeliruan. Semangat untuk beramal saleh adalah cerminan cinta kita kepada ajaran beliau.