Alergi susu lembu (ASL) adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum terjadi, terutama pada bayi dan anak kecil. Ini berbeda dengan intoleransi laktosa. ASL adalah respons imun yang salah terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi, seperti kasein atau whey. Ketika protein ini masuk ke tubuh, sistem kekebalan tubuh keliru menganggapnya sebagai ancaman dan melepaskan zat kimia, seperti histamin, yang memicu reaksi alergi.
Meskipun sering diasosiasikan dengan masa kanak-kanak, beberapa orang dewasa juga dapat mengalami kondisi ini, meskipun kasusnya lebih jarang. Bagi sebagian besar anak, alergi ini bisa hilang seiring bertambahnya usia (sekitar 80% anak akan mengatasinya pada usia 5 tahun), namun bagi yang lain, ini bisa menjadi kondisi seumur hidup.
Ilustrasi: Sistem imun bereaksi terhadap protein susu sapi.
Gejala alergi susu lembu bisa bervariasi dalam tingkat keparahan dan muncul dalam waktu singkat setelah mengonsumsi produk susu. Gejala ini dapat melibatkan beberapa sistem organ sekaligus.
Ini adalah gejala yang paling umum pada bayi dan seringkali menjadi perhatian utama orang tua.
Dalam kasus yang jarang namun serius, ASL dapat memicu anafilaksis, sebuah reaksi alergi berat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan medis darurat segera, seperti penggunaan epinefrin (adrenalin).
Jika Anda mencurigai diri sendiri atau anak Anda mengalami ASL, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis alergi. Diagnosis biasanya melibatkan riwayat medis yang mendetail, tes kulit tusuk (skin prick test), dan tes darah untuk mengukur antibodi IgE spesifik terhadap protein susu.
Saat ini, cara paling efektif untuk mengelola alergi susu lembu adalah menghindari semua produk yang mengandung susu sapi, termasuk mentega, keju, yogurt, krim, dan produk olahan yang mungkin mengandung kasein atau whey sebagai bahan tersembunyi.
Untuk bayi yang masih menyusu:
Bagi penderita yang lebih tua atau dewasa, pemahaman label makanan menjadi krusial. Kata kunci seperti "susu", "laktoglobulin", "kaseinat", atau "whey" harus selalu diwaspadai. Selalu komunikasikan kondisi alergi ini kepada staf restoran, pengasuh, dan sekolah.
Berbeda dengan intoleransi laktosa yang dapat dikelola dengan enzim laktase, alergi susu lembu adalah masalah sistem kekebalan tubuh dan tidak ada obat permanen yang tersedia selain menghindari alergen. Namun, terdapat perkembangan signifikan dalam bidang imunterapi.
Beberapa penelitian sedang berfokus pada Imunoterapi Desensitisasi Oral (Oral Immunotherapy/OIT). Dalam OIT, pasien secara bertahap diberikan susu dalam jumlah yang sangat kecil dan terkontrol di bawah pengawasan medis ketat. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan total, melainkan untuk meningkatkan ambang batas toleransi sehingga reaksi alergi tidak terjadi pada paparan susu secara tidak sengaja dalam jumlah kecil.
Meskipun menjanjikan, OIT harus selalu dilakukan di bawah pengawasan ahli alergi karena risiko reaksi selama proses terapi.