Alt Text: Skema visual yang merepresentasikan hilangnya rambut secara menyeluruh pada kulit kepala.
Alopesia Universalis (AU) adalah salah satu bentuk paling ekstrem dari kerontokan rambut yang merupakan bagian dari spektrum penyakit alopesia areata. Berbeda dengan alopesia areata biasa yang hanya menyebabkan bercak-bercak kebotakan, Alopesia Universalis ditandai dengan hilangnya total semua rambut di tubuh—termasuk kulit kepala, alis, bulu mata, dan rambut tubuh lainnya. Kondisi ini seringkali menimbulkan dampak psikologis yang signifikan bagi penderitanya, mengingat pentingnya rambut dalam citra diri dan interaksi sosial.
Secara klinis, Alopesia Universalis diklasifikasikan sebagai penyakit autoimun. Ini berarti sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang folikel rambut yang sehat, menganggapnya sebagai benda asing. Serangan ini menyebabkan peradangan di sekitar folikel, yang pada akhirnya menghentikan siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan rambut rontok secara permanen pada area yang terkena.
Diagnosis AU biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik menyeluruh. Jika seseorang kehilangan semua rambut di kulit kepala (Alopesia Totalis) dan kemudian kehilangan semua rambut tubuh lainnya, diagnosis AU ditegakkan. Meskipun pemicunya seringkali tidak diketahui pasti, riwayat keluarga dan stres berat terkadang disebut sebagai faktor pemicu, meskipun genetik memainkan peran yang lebih dominan.
Meskipun penyebab pasti Alopesia Universalis masih menjadi subjek penelitian, konsensus medis menunjuk pada gangguan autoimun. Gen yang mengatur fungsi sistem kekebalan tubuh dianggap berperan besar. Pada individu dengan kecenderungan genetik, faktor lingkungan dapat memicu respons imun yang salah arah.
Folikel rambut diserang oleh sel T limfosit. Peradangan yang ditimbulkan oleh sel T ini membuat folikel memasuki fase istirahat (telogen) secara prematur, yang kemudian menyebabkan rambut yang ada rontok. Rambut mungkin tumbuh kembali sesaat setelah kerontokan awal, namun karena sistem kekebalan masih aktif menyerang, kerontokan biasanya berulang dan progresif hingga mencapai tahap universalis.
Dampak kehilangan seluruh rambut tubuh melampaui sekadar masalah kosmetik. Bagi banyak orang, terutama di usia muda, Alopesia Universalis dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah citra diri yang serius.
Saat ini, Alopesia Universalis belum memiliki obat yang menjamin kesembuhan total. Pengobatan yang tersedia berfokus pada upaya untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar berhenti menyerang folikel rambut. Beberapa pendekatan yang umum digunakan meliputi:
Di samping intervensi medis, dukungan psikologis dan komunitas sangat vital. Penggunaan wig, prostetik alis/bulu mata, atau merayakan penampilan tanpa rambut dengan percaya diri sering kali menjadi bagian penting dari strategi adaptasi. Memahami bahwa Alopesia Universalis bukanlah penyakit menular dan tidak mengancam jiwa, melainkan kondisi kronis yang membutuhkan manajemen berkelanjutan, adalah langkah awal yang penting dalam menjalani hidup dengan kondisi ini.