Aluminum klorida, dengan rumus kimia AlCl₃, adalah senyawa kimia anorganik yang terbentuk dari kombinasi aluminium dan klorin. Senyawa ini biasanya ditemukan dalam bentuk padatan kristal berwarna putih hingga kuning pucat dan sangat higroskopis, artinya ia sangat mudah menyerap kelembapan dari udara. Sifat inilah yang menjadikannya sangat reaktif dan berguna dalam berbagai aplikasi industri.
Di laboratorium, aluminum klorida adalah salah satu asam Lewis terkuat yang umum digunakan. Peran utamanya dalam kimia organik adalah sebagai katalis. Sebagai asam Lewis, ia memiliki kemampuan untuk menerima pasangan elektron, yang sangat penting dalam memfasilitasi banyak reaksi sintesis kimia yang kompleks.
Ilustrasi: Struktur molekul dasar AlCl₃
Peran aluminum klorida meluas ke berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga bidang kesehatan.
Ini adalah aplikasi paling penting. Dalam industri petrokimia dan farmasi, AlCl₃ digunakan secara ekstensif dalam reaksi Friedel-Crafts, baik asilasi maupun alkilasi. Reaksi ini vital untuk memproduksi senyawa aromatik kompleks yang menjadi bahan dasar pembuatan plastik, deterjen, pewarna, dan banyak obat-obatan. Kemampuannya memfasilitasi pembentukan ikatan karbon-karbon menjadikannya tak tergantikan dalam sintesis skala besar.
Aluminum klorida berperan sebagai agen pengikat (mordant) dalam proses pewarnaan tekstil. Ia membantu pigmen menempel lebih kuat pada serat kain, memastikan warna yang dihasilkan lebih tahan lama dan cerah.
Dalam produk perawatan pribadi, terutama antiperspiran, senyawa berbasis aluminium klorida digunakan untuk mengurangi produksi keringat. Mekanismenya adalah membentuk sumbat gel sementara pada kelenjar keringat, mengurangi jumlah keringat yang mencapai permukaan kulit. Konsentrasi yang digunakan dalam produk konsumen ini jauh lebih rendah dan diatur ketat untuk keamanan.
Meskipun Aluminium Sulfat (tawas) lebih umum, turunan aluminium klorida kadang digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air minum dan limbah industri. Ia membantu mengikat partikel kotoran dan lumpur sehingga lebih mudah diendapkan dan disaring.
Karena sifatnya yang sangat reaktif, penanganan aluminum klorida memerlukan kehati-hatian. Ketika bereaksi dengan air atau kelembapan udara, ia menghasilkan asam klorida (HCl), yang bersifat korosif dan beracun.
Regulasi mengenai penggunaan aluminium klorida bervariasi antar negara, terutama dalam konteks produk yang bersentuhan langsung dengan kulit dalam jangka panjang. Namun, secara umum, dalam aplikasi industri berat, pengendalian paparan adalah prioritas utama karena reaktivitasnya yang tinggi.
Aluminum klorida adalah senyawa penting yang perannya sebagai katalis asam Lewis sangat krusial bagi perkembangan industri kimia modern. Mulai dari memproduksi bahan bakar hingga kosmetik, dampaknya signifikan. Pemahaman yang baik mengenai sifat kimia dan protokol penanganan yang aman adalah kunci untuk memanfaatkan potensi senyawa ini secara maksimal sambil memitigasi risikonya.