Peristiwa Isra Mi'raj adalah mukjizat agung yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW. Perjalanan spiritual dan fisik ini bukan sekadar kisah, melainkan mengandung hikmah dan tuntunan ajaran yang mendalam bagi umat Islam. Untuk memperingati dan menghayati peristiwa luar biasa ini, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan beberapa amalan khusus yang relevan dengan makna Isra Mi'raj.
Amalan paling fundamental yang lahir langsung dari peristiwa Mi'raj adalah perintah shalat wajib lima waktu. Namun, secara spiritual, memperbanyak shalat sunnah, terutama Tahajjud (shalat malam), sangat dianjurkan. Shalat malam adalah sarana mendekatkan diri secara intim kepada Allah SWT, layaknya Nabi Muhammad SAW yang menerima langsung perintah shalat dari-Nya di atas langit.
Shalat sunnah menunjukkan kerendahan hati dan kerinduan kita untuk bermunajat kepada Sang Pencipta. Ini adalah cerminan dari perjalanan Nabi yang mencapai derajat tertinggi, di mana seorang hamba merasa paling dekat dengan Rabb-nya.
Isra Mi'raj adalah penegasan mutlak atas keesaan Allah dan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi diperjalankan melintasi alam semesta, hal ini menguatkan keyakinan bahwa Allah adalah Al-Malik (Raja) yang Maha Kuasa atas segala ciptaan. Amalan yang menyertai peringatan ini adalah:
Ujian keimanan Nabi ketika menghadapi keraguan kaum Quraisy menunjukkan betapa pentingnya keteguhan hati. Amalan ini bertujuan agar kita juga memiliki keteguhan yang sama di tengah tantangan zaman.
Perjalanan Isra diawali dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam. Mengingat perjalanan ini sering dikaitkan dengan pesan moral dan sosial:
Memperbanyak sedekah dan membantu sesama muslim, terutama yang berada di sekitar wilayah yang dilewati atau memiliki keterkaitan historis dengan perjalanan suci tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah ritual harus diiringi dengan ibadah sosial.
Menyantuni anak yatim, fakir miskin, atau membantu pembangunan fasilitas ibadah adalah bentuk nyata meneladani semangat solidaritas yang diajarkan dalam Islam.
Dalam banyak riwayat, peristiwa Isra Mi'raj juga menjadi momentum di mana Rasulullah SAW melihat berbagai jenis siksaan yang dihadapi oleh umatnya akibat perbuatan dosa tertentu. Melihat siksa kubur, siksa neraka, hingga azab bagi mereka yang menunda shalat atau menggunjing, menjadi pelajaran berharga.
Introspeksi diri (muhasabah) adalah amalan inti dalam malam penuh hikmah ini. Kita diajak melihat ke dalam diri, apakah perilaku kita sudah mencerminkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.