Amalan Mbah Moen: Membangun Kehidupan Penuh Berkah

Meneladani ajaran KH. Maimoen Zubair dalam meraih ketenangan batin dan ridha ilahi.

Ilustrasi Ketenangan Spiritual Gambar siluet seorang ulama yang sedang berdoa di bawah pohon dengan cahaya matahari terbit.

Karisma dan keluasan ilmu KH. Maimoen Zubair, yang akrab disapa Mbah Moen, menjadikannya salah satu ulama kharismatik Indonesia. Ajaran dan nasihat beliau selalu dinanti karena sarat makna dan praktis untuk kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek yang paling sering dibicarakan dari Mbah Moen adalah anjuran beliau mengenai amalan-amalan sehari-hari yang jika dilakukan secara istiqamah (konsisten) akan mendatangkan keberkahan, ketenangan hati, dan kemudahan rezeki.

Amalan Mbah Moen bukan sekadar ritualistik, melainkan merupakan perpaduan antara penjagaan syariat, ketekunan dalam ibadah sunnah, serta etika dalam berinteraksi dengan sesama. Berikut adalah beberapa inti amalan yang sering beliau sampaikan dan sangat relevan bagi umat Muslim modern.

1. Pentingnya Istighfar dan Sedekah

Menurut pandangan Mbah Moen, dua pilar utama pembuka pintu rezeki dan pengampunan adalah istighfar dan sedekah. Beliau menekankan bahwa meskipun seorang hamba merasa tidak memiliki harta banyak, sedekah tidak harus selalu berbentuk uang. Sedekah yang paling mudah adalah sedekah lisan berupa ucapan yang baik dan mendoakan orang lain.

2. Menjaga Shalat Berjamaah dan Shalat Rawatib

Kunci kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya adalah shalat. Amalan Mbah Moen sangat menekankan kualitas shalat, bukan hanya kuantitasnya. Beliau mendorong umat untuk tidak pernah meninggalkan shalat wajib, terutama secara berjamaah di masjid bagi laki-laki. Selain itu, amalan rutin yang beliau anjurkan adalah menjaga shalat sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi shalat fardhu).

Shalat rawatib, seperti dua rakaat sebelum Dzuhur atau dua rakaat setelah Maghrib, seringkali dianggap remeh. Padahal, amalan ini berfungsi sebagai penyempurna kekurangan yang terjadi pada shalat fardhu kita, sehingga ibadah kita secara keseluruhan menjadi lebih utuh di hadapan Allah SWT.

3. Rutinitas Dzikir Setelah Shalat

Dzikir adalah nafas spiritual seorang mukmin. Mbah Moen mengajarkan bahwa setelah menyelesaikan shalat lima waktu, jangan terburu-buru beranjak. Sedikit waktu yang dihabiskan untuk berdzikir dan berdo'a dapat menghasilkan ketenangan luar biasa.

Amalan dzikir yang beliau tekankan seringkali sederhana namun mendalam, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil secara rutin. Keistimewaan amalan ini adalah membantu menjaga hati tetap 'basah' dengan mengingat Allah, sehingga godaan duniawi mudah diatasi.

4. Menghormati Orang Tua dan Guru

Dalam pandangan Mbah Moen, keberkahan hidup sangat terikat erat dengan bakti kepada orang tua dan rasa hormat kepada guru. Keberkahan ilmu yang didapat seringkali hilang jika kita menyakiti hati kedua pihak ini. Amalan ini bukan hanya soal ritual, tetapi etika sosial yang mendasar.

Beliau seringkali menyebut bahwa doa orang tua adalah doa yang paling cepat diterima. Oleh karena itu, menjaga lisan dan perbuatan agar tidak menyinggung mereka adalah bentuk amalan yang sangat penting untuk kelancaran urusan dunia dan akhirat.

5. Tawadhu' dan Keikhlasan dalam Belajar

Meskipun Mbah Moen adalah seorang alim besar, beliau dikenal sangat rendah hati (tawadhu'). Sikap inilah yang menjadi kunci utama keberkahan ilmunya. Amalan dalam konteks mencari ilmu adalah membuang sifat ujub (merasa paling benar) dan selalu merasa kurang dalam pengetahuan.

Keikhlasan dalam setiap amalan, baik itu shalat, dzikir, maupun sedekah, adalah syarat mutlak. Jika sebuah amalan dilakukan hanya untuk dilihat orang lain (riya'), maka ia akan kehilangan bobot spiritualnya. Mbah Moen mengajarkan bahwa Allah melihat niat hati kita, bukan tampilan luar ibadah kita.

Kesimpulan Amalan

Secara keseluruhan, amalan Mbah Moen mengajarkan bahwa keberkahan hidup diperoleh melalui keseimbangan antara ibadah mahdhah (ritual) dan ibadah ghairu mahdhah (sosial dan akhlak). Dengan menjaga konsistensi dalam istighfar, menunaikan hak Allah dan hak sesama, serta memelihara kerendahan hati, seorang Muslim dapat meniti jalan hidup yang diridhai oleh Allah SWT, sebagaimana dicontohkan oleh figur agung seperti Mbah Moen.

🏠 Homepage