Ilustrasi hari yang penuh berkah.
Puasa Arafah merupakan salah satu momen spiritual paling dinanti dalam kalender Hijriah. Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari ini bertepatan dengan puncak ibadah haji di Padang Arafah. Bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah ini karena keutamaannya yang luar biasa dalam menghapus dosa.
Keistimewaan utama dari amalan puasa Arafah adalah janji pengampunan dosa. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa puasa ini dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya. Ini menjadikan Hari Arafah sebagai kesempatan emas untuk membersihkan catatan amal perbuatan kita, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum memasuki hari raya Idul Adha.
Sama seperti ibadah puasa lainnya, niat yang tulus adalah syarat sahnya puasa Arafah. Niat ini sebaiknya diucapkan di malam hari sebelum fajar atau paling lambat sebelum tergelincir matahari (saat waktu Dzuhur), meskipun niat yang dibarengi dengan menahan diri dari makan dan minum sejak subuh lebih utama.
Berikut adalah lafadz niat puasa Arafah yang bisa diamalkan (dalam bahasa Arab dan terjemahannya):
Meskipun memiliki keutamaan besar, puasa Arafah ini sifatnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan), bukan wajib. Namun, mengingat besarnya pahala yang ditawarkan, sangat disayangkan jika dilewatkan.
Selain menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, ada beberapa amalan lain yang dapat menyempurnakan kekhusyukan di hari mulia ini:
Puasa Arafah secara alami menjadi jeda reflektif sebelum kita menyambut perayaan Idul Adha, hari raya kurban. Rasa lapar dan haus yang dirasakan menjadi pengingat akan perjuangan Nabi Ibrahim AS dan kepasrahan total kepada perintah Allah SWT.
Dengan melaksanakan puasa Arafah dengan sunnah dan penuh kesadaran, kita berharap mendapatkan ampunan dosa sebagaimana yang dijanjikan. Keutamaan ini menunjukkan betapa Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang, memberikan kita kesempatan tahunan untuk "memulai kembali" lembaran hidup kita dengan catatan amal yang lebih bersih. Jangan sia-siakan momentum berharga ini; jadikan Hari Arafah sebagai hari pembersihan jiwa terbesar Anda.
Semoga setiap tetes keringat yang jatuh karena menahan lapar dan haus di hari Arafah menjadi saksi di hadapan Allah SWT atas ketakwaan dan kerinduan kita untuk mendapatkan ridha-Nya.