Kata **amalgam** berasal dari bahasa Latin dan secara umum merujuk pada paduan (alloy) yang mengandung merkuri (air raksa). Paduan ini terbentuk ketika merkuri dicampur dengan logam lain, seperti perak, timah, tembaga, atau seng. Dalam konteks ilmu material, amalgam adalah sebuah solusi padat (solid solution) yang dihasilkan dari proses amalgamasi. Merkuri memiliki kemampuan unik untuk melarutkan logam-logam tertentu pada suhu kamar, menjadikannya komponen penting dalam banyak aplikasi historis dan modern.
Meskipun secara kimiawi amalgam hanyalah sebuah paduan, istilah ini paling sering diasosiasikan dengan bidang kedokteran gigi. Amalgam gigi, yang sering disebut sebagai tambalan perak, adalah campuran yang telah digunakan selama lebih dari satu abad karena kekuatan, daya tahan, dan biaya relatifnya yang terjangkau. Komposisi standar amalgam gigi modern biasanya meliputi sekitar 40-50% merkuri, ditambah dengan serbuk perak, timah, tembaga, dan terkadang seng.
Sejak diperkenalkan secara luas pada abad ke-19, amalgam gigi telah menjadi salah satu material restoratif yang paling sering digunakan di dunia. Keunggulan utamanya terletak pada sifat mekanisnya. Setelah dicampur, material ini akan mengeras dalam waktu singkat, memungkinkan dokter gigi menyelesaikan prosedur penambalan dalam satu kali kunjungan.
Penggunaan amalgam tidak lepas dari perdebatan sengit, terutama mengenai potensi pelepasan uap merkuri (Hg) ke dalam tubuh pasien. Karena merkuri adalah neurotoksin kuat dalam bentuk elemennya (elemental mercury vapor), kekhawatiran kesehatan masyarakat terus meningkat selama beberapa dekade terakhir.
Merkuri dalam tambalan terikat dalam matriks logam yang stabil. Namun, studi menunjukkan bahwa sejumlah kecil uap merkuri dapat dilepaskan dari tambalan, terutama saat mengunyah, saat terpapar panas (misalnya dari minuman panas), atau selama proses penghilangan tambalan. Tingkat pelepasan ini umumnya dianggap sangat kecil.
Organisasi kesehatan terkemuka di dunia, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), mengakui bahwa amalgam aman untuk sebagian besar populasi. Mereka menyatakan bahwa risiko dari paparan merkuri dari tambalan sangat rendah dibandingkan dengan manfaat klinis yang ditawarkannya. Namun, mereka tetap menyarankan kehati-hatian, khususnya pada kelompok rentan seperti:
Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, regulasi internasional, seperti Konvensi Minamata, mulai membatasi atau melarang penggunaan merkuri dan produk berbasis merkuri, termasuk amalgam, di banyak negara untuk mengurangi jejak lingkungan dan potensi paparan manusia secara keseluruhan. Hal ini mendorong perkembangan material restorasi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan estetik.
Meskipun dominan dalam konteks kesehatan gigi, penting untuk dicatat bahwa konsep **amalgam** memiliki peran bersejarah signifikan di bidang lain. Aplikasi yang paling terkenal adalah dalam penambangan emas dan perak. Merkuri digunakan untuk melarutkan logam mulia dari bijihnya, membentuk amalgam emas atau perak, yang kemudian dapat dipisahkan melalui pemanasan. Proses ini, meskipun efektif, sangat merusak lingkungan karena pelepasan merkuri ke udara dan air.
Selain itu, amalgam juga pernah digunakan dalam pembuatan beberapa jenis baterai (seperti baterai merkuri oksida) dan dalam beberapa proses kimia industri sebagai katalisator atau agen pengurang, meskipun banyak dari aplikasi ini telah digantikan oleh teknologi yang lebih aman dan berkelanjutan. Sifat unik merkuri sebagai pelarut logam inilah yang menjadikannya bahan kimia yang sangat berharga, sekaligus berisiko.