Memahami Amenore: Primer dan Sekunder

Menstruasi adalah proses biologis penting yang menandai kematangan reproduksi seorang wanita. Namun, ketika siklus menstruasi tidak terjadi, kondisi ini disebut amenore. Amenore bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis yang mendasarinya. Secara umum, amenore dibagi menjadi dua kategori utama: amenore primer dan amenore sekunder. Memahami perbedaan keduanya sangat krusial untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

B1 B2 B3 B4 B5 Normal Amenore

Ilustrasi: Perbandingan siklus menstruasi normal vs. mengalami amenore.

Apa Itu Amenore Primer?

Definisi amenore primer adalah ketika seorang wanita belum mengalami menstruasi pertamanya (menarche) hingga usia 15 tahun, meskipun tanda-tanda pubertas lainnya sudah muncul. Dalam kasus lain, jika seorang gadis telah menunjukkan perkembangan payudara (telarche) tetapi belum mengalami menstruasi hingga usia 13 tahun, ini juga diklasifikasikan sebagai amenore primer.

Penyebab Amenore Primer

Penyebabnya seringkali bersifat genetik atau struktural. Beberapa penyebab umum meliputi:

Penanganan amenore primer sangat bergantung pada akar penyebabnya. Jika terkait dengan struktur, intervensi bedah mungkin diperlukan. Jika hormonal, terapi penggantian hormon bisa menjadi solusi.

Apa Itu Amenore Sekunder?

Sementara itu, amenore sekunder didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau absennya haid selama minimal enam bulan pada wanita yang sebelumnya telah mengalami siklus menstruasi normal.

Penyebab Amenore Sekunder

Penyebab amenore sekunder jauh lebih bervariasi dan sering kali terkait dengan perubahan gaya hidup atau kondisi kesehatan sementara maupun kronis. Penyebab paling umum adalah:

  1. Kehamilan: Ini adalah penyebab paling umum dan harus selalu disingkirkan terlebih dahulu.
  2. Menyusui (Laktasi): Hormon prolaktin yang tinggi selama menyusui dapat menekan ovulasi.
  3. Perubahan Berat Badan Ekstrem: Baik penurunan berat badan yang drastis (anoreksia nervosa) maupun obesitas dapat mengganggu keseimbangan hormon.
  4. Olahraga Intensif: Atlet wanita dengan tingkat lemak tubuh yang sangat rendah sering mengalami amenore karena energi yang tidak memadai untuk mempertahankan siklus reproduksi.
  5. Stres Berat: Stres psikologis atau emosional yang signifikan dapat mengganggu hipotalamus.
  6. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Gangguan hormonal yang menyebabkan ketidakseimbangan androgen dan sering dikaitkan dengan siklus tidak teratur.
  7. Masalah Tiroid: Hipotiroidisme atau hipertiroidisme dapat memengaruhi regulasi siklus.

Penanganan untuk amenore sekunder biasanya dimulai dengan mengidentifikasi dan mengatasi faktor pemicunya. Mengurangi stres, menyesuaikan berat badan, atau mengubah intensitas olahraga seringkali dapat mengembalikan siklus menstruasi secara alami.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Meskipun sesekali telat haid karena stres ringan mungkin tidak perlu dikhawatirkan, jika Anda mengalami kondisi amenore primer atau sekunder, sangat penting untuk mencari evaluasi medis profesional. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan lengkap, dan mungkin melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon (seperti TSH, FSH, LH, dan Prolaktin) atau tes pencitraan seperti USG untuk melihat kondisi rahim dan ovarium.

Penanganan yang tepat memastikan kesehatan reproduksi jangka panjang dan mendeteksi potensi masalah kesehatan lain yang mungkin tersembunyi di balik gejala amenore.

🏠 Homepage