Visualisasi perbedaan fokus utama antara Pedagogi (P) dan Andragogi (A).
Dalam dunia pendidikan dan pelatihan, kita sering mendengar istilah andragogi dan pedagogi adalah dua konsep fundamental yang mendefinisikan cara kita mendekati proses belajar mengajar. Meskipun keduanya bertujuan untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, perbedaan terletak pada siapa subjek pembelajarannya—anak-anak atau orang dewasa.
Pedagogi (dari bahasa Yunani: *paidos* yang berarti anak, dan *agogos* yang berarti memimpin) secara tradisional merujuk pada seni dan ilmu mengajar anak-anak. Dalam konteks pedagogi, asumsi dasarnya adalah bahwa peserta didik (anak-anak) bergantung pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan otoritas. Proses pembelajaran didominasi oleh instruktur.
Ciri khas pendekatan pedagogis meliputi:
Berbeda dengan pedagogi, andragogi (dari bahasa Yunani: *andros* yang berarti orang dewasa, dan *agogos*) adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar. Konsep ini dipopulerkan oleh Malcolm Knowles, yang menekankan bahwa cara orang dewasa belajar sangat berbeda dari cara anak-anak belajar.
Pendekatan andragogi didasarkan pada asumsi bahwa pembelajar dewasa memiliki kebutuhan, sikap, dan kemampuan yang berbeda. Mereka adalah pembelajar yang mandiri dan memiliki tujuan yang jelas.
Untuk lebih memahami bagaimana andragogi dan pedagogi adalah dua jalur yang berbeda, tabel berikut merangkum perbedaan mendasar dalam orientasi pembelajaran mereka:
| Aspek | Pedagogi (Mengajar Anak) | Andragogi (Mengajar Dewasa) |
|---|---|---|
| Konsep Diri | Bergantung pada guru. | Mandiri dan mengarahkan diri sendiri. |
| Peran Pengalaman | Sumber belajar terbatas; pengalaman masa lalu kurang signifikan. | Sumber belajar yang kaya; pengalaman sangat penting. |
| Kesiapan Belajar | Ditentukan oleh kurikulum dan tuntutan sosial/sekolah. | Ditentukan oleh kebutuhan nyata untuk memecahkan masalah hidup atau pekerjaan. |
| Orientasi Belajar | Berpusat pada materi pelajaran (Subject-Centered). | Berpusat pada tugas atau pemecahan masalah (Problem-Centered). |
| Motivasi | Terutama eksternal (nilai, hukuman). | Terutama internal (pengembangan diri, peningkatan kualitas hidup). |
Memahami perbedaan ini krusial bagi pendidik dan fasilitator. Ketika kita mengajar anak-anak, pendekatan pedagogis yang terstruktur dan berorientasi pada konten biasanya efektif karena anak-anak sedang dalam tahap membangun dasar pengetahuan.
Namun, ketika berhadapan dengan orang dewasa, menggunakan metode pedagogis yang kaku seringkali menghasilkan frustrasi dan penolakan. Orang dewasa ingin tahu *mengapa* mereka harus mempelajari sesuatu (relevansi), bagaimana hal baru tersebut terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui (pengalaman), dan bagaimana mereka bisa segera menerapkannya. Oleh karena itu, seorang instruktur yang sukses dalam pelatihan dewasa harus bertindak lebih sebagai fasilitator atau konsultan daripada sebagai pemberi kuliah tunggal.
Dalam konteks pelatihan profesional, misalnya, andragogi menuntut keterlibatan aktif. Diskusi kelompok, studi kasus yang diambil dari lingkungan kerja peserta, dan kesempatan untuk berbagi praktik terbaik antar rekan belajar menjadi inti dari proses. Keterlibatan ini membangun rasa kepemilikan terhadap proses belajar.
Kesimpulannya, baik andragogi dan pedagogi adalah pendekatan yang valid, namun penggunaannya harus disesuaikan dengan audiens. Pedagogi melayani pembelajar yang bergantung, sementara andragogi memberdayakan pembelajar dewasa yang mandiri dan termotivasi oleh relevansi langsung.