Keputusan untuk mengganti susu formula standar (berbasis susu sapi) menjadi susu formula berbasis soya (kedelai) sering kali muncul karena berbagai alasan, seperti intoleransi laktosa sementara, alergi protein susu sapi (APSS) yang terdiagnosis, atau pilihan diet vegetarian. Transisi ini memerlukan perhatian khusus, terutama pada bayi dan balita, untuk memastikan asupan nutrisi mereka tetap terpenuhi secara optimal.
Susu formula soya dibuat dari isolat protein kedelai. Secara umum, susu soya difortifikasi untuk menyerupai komposisi nutrisi susu sapi, termasuk penambahan vitamin, mineral, dan asam amino esensial seperti metionin. Keunggulan utamanya adalah bebas laktosa dan bebas protein susu sapi.
Namun, perlu diingat bahwa protein soya juga merupakan salah satu alergen umum. Sekitar 30-50% bayi yang alergi terhadap susu sapi juga dapat menunjukkan reaksi alergi terhadap protein soya. Oleh karena itu, penilaian medis sangat krusial.
Transisi yang dilakukan secara bertahap adalah kunci untuk menghindari gangguan pencernaan (seperti kembung, diare, atau sembelit) dan memungkinkan sistem pencernaan si kecil beradaptasi dengan sumber protein yang baru.
Pastikan penggantian ini memang diindikasikan secara medis. Dokter akan membantu menentukan apakah susu soya adalah pilihan terbaik, atau apakah diperlukan formula asam amino atau formula hidrolisat ekstensif yang lebih aman bagi anak dengan alergi berat.
Metode bertahap ini meminimalkan kejutan pada sistem pencernaan. Lakukan proses ini selama 7 hingga 10 hari, tergantung respons anak:
Perhatikan reaksi anak selama proses ini. Jika muncul ruam, muntah hebat, atau diare berkepanjangan, segera hentikan dan hubungi dokter.
Sama seperti susu formula biasa, ikuti petunjuk persiapan pada kemasan susu soya dengan ketat. Jangan pernah mengencerkan atau mengentalkan susu melebihi rekomendasi pabrik, karena ini dapat memengaruhi keseimbangan nutrisi dan hidrasi anak.
Ketika beralih, orang tua sering khawatir tentang kekurangan nutrisi tertentu. Pastikan formula soya yang Anda pilih telah difortifikasi dengan elemen-elemen penting berikut:
Untuk balita yang sudah mengonsumsi makanan padat, prosesnya mungkin lebih mudah. Jika indikasi penggantian adalah karena vegetarianisme atau intoleransi laktosa ringan, susu soya cair siap minum (yang difortifikasi) dapat diperkenalkan sedikit demi sedikit ke dalam pola makan harian mereka, seperti dicampur dalam bubur atau sereal sarapan.
Namun, penting untuk diingat bahwa susu soya tidak boleh menggantikan kebutuhan utama cairan anak usia di bawah dua tahun jika belum ada rekomendasi medis. Makanan padat yang bervariasi tetap menjadi sumber nutrisi utama.
Mengganti susu formula ke susu soya adalah langkah medis yang memerlukan pemantauan cermat. Keberhasilan transisi ini bergantung pada adaptasi bertahap dan memastikan bahwa formula soya yang dipilih memenuhi semua standar nutrisi yang dibutuhkan oleh fase perkembangan anak Anda. Selalu prioritaskan konsultasi profesional untuk menjamin kesehatan optimal si kecil.