Gambar: Representasi skematik rangkaian listrik sederhana untuk mengukur arus (I).
Mengukur dan menghitung arus listrik dalam suatu rangkaian adalah keterampilan fundamental dalam elektronika dan kelistrikan. Satuan standar untuk arus listrik adalah Ampere (A), yang sering kali diukur menggunakan alat yang disebut Ampere meter atau Ammeter.
Dalam banyak kasus, Anda mungkin tidak selalu memiliki Ampere meter fisik di tangan, atau Anda perlu memverifikasi hasil pengukuran. Oleh karena itu, memahami cara menghitung ampere berdasarkan hukum fisika dasar menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas cara menghitung ampere (arus) menggunakan rumus-rumus utama dalam konteks rangkaian DC (arus searah) dan AC (arus bolak-balik).
Hukum Ohm adalah fondasi utama untuk menghitung arus listrik. Hukum ini mendefinisikan hubungan antara Tegangan (V), Arus (I), dan Hambatan (R) dalam suatu rangkaian.
Rumus Dasar Hukum Ohm:
V = I × R
Jika kita ingin mencari nilai Arus (I), kita perlu mengatur ulang rumus di atas:
Menghitung Arus (I):
I = V / R
Keterangan:
Untuk menggunakan rumus ini, Anda harus mengetahui nilai tegangan sumber listrik dan nilai total hambatan (resistansi) yang ada dalam rangkaian tersebut.
Misalnya, Anda memiliki sumber tegangan DC sebesar 12 Volt dan rangkaian tersebut memiliki total hambatan 6 Ohm. Berapa arus yang mengalir?
I = V / R
I = 12 V / 6 Ω
I = 2 Ampere
Ketika rangkaian menjadi lebih kompleks, melibatkan beberapa sumber tegangan dan banyak resistor (rangkaian seri dan paralel), Hukum Ohm saja mungkin tidak cukup. Di sinilah Hukum Kirchhoff berperan penting. Ada dua hukum utama:
KCL menyatakan bahwa jumlah total arus yang masuk ke suatu titik percabangan (node) dalam rangkaian harus sama dengan jumlah total arus yang keluar dari titik tersebut. Ini didasarkan pada prinsip konservasi muatan.
Secara matematis:
Σ I_masuk = Σ I_keluar
KVL menyatakan bahwa jumlah aljabar dari semua kenaikan dan penurunan tegangan di sekitar loop (lingkaran tertutup) dalam rangkaian harus sama dengan nol.
Secara matematis:
Σ V = 0
Untuk rangkaian AC, terutama yang mengandung komponen induktor (L) dan kapasitor (C), konsep hambatan digantikan oleh konsep impedansi (Z). Arus dalam AC juga dipengaruhi oleh faktor daya (Power Factor).
Rumus untuk menghitung arus (I) pada rangkaian AC satu fasa adalah:
I = P / (V × PF)
Keterangan:
Jika rangkaian AC melibatkan impedansi (Z), maka rumusnya kembali mirip dengan Hukum Ohm, namun menggunakan impedansi:
I = V / Z
Meskipun perhitungan sangat berguna, pengukuran langsung memberikan data riil di lapangan. Saat menggunakan Ampere meter (atau fungsi Ampere pada multimeter), ada aturan krusial yang harus diikuti:
Menghitung ampere adalah proses yang bergantung pada hukum dasar kelistrikan. Untuk rangkaian DC sederhana, Hukum Ohm (I = V/R) adalah alat utama Anda. Untuk sistem yang lebih kompleks, prinsip KCL dan KVL diperlukan. Sementara itu, dalam dunia AC, faktor daya dan impedansi memainkan peran penting dalam menentukan nilai arus yang sebenarnya mengalir dalam sistem.