Memahami operasi hitung angka di balik koma.
Angka koma, atau yang lebih dikenal sebagai bilangan desimal, seringkali menjadi tantangan dalam perhitungan sehari-hari maupun akademik. Namun, dengan memahami konsep dasarnya, operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian angka desimal menjadi jauh lebih mudah. Kunci utamanya adalah menjaga keselarasan posisi nilai tempat, terutama tanda koma desimal.
Prinsip paling penting saat menjumlahkan atau mengurangkan angka desimal adalah **sejajarkan tanda koma**. Anda bisa membayangkan adanya garis lurus vertikal yang menghubungkan semua tanda koma. Jika jumlah angka di belakang koma tidak sama, tambahkan angka nol di akhir bilangan yang lebih pendek untuk menyamakannya. Penambahan nol di akhir bilangan desimal tidak mengubah nilainya.
Proses perkalian angka desimal sedikit berbeda karena Anda tidak perlu menyelaraskan koma saat melakukan perkalian awal. Perlakukan bilangan tersebut seolah-olah mereka adalah bilangan bulat (tanpa koma).
Pembagian adalah operasi yang membutuhkan sedikit penyesuaian, terutama jika pembaginya (angka di belakang garis bagi) memiliki koma. Tujuannya adalah mengubah pembagi menjadi bilangan bulat.
Anda harus menggeser koma pada pembagi ke kanan sampai ia menjadi bilangan bulat. Jumlah pergeseran yang dilakukan pada pembagi, harus diterapkan juga pada bilangan yang dibagi (dividend) dengan menambahkan nol jika perlu.
Bagaimana jika pembaginya adalah 0.02? Anda harus menggeser koma 2 tempat ke kanan (menjadi 2). Maka, 15.6 akan menjadi 1560 (karena digeser 2 tempat, ditambahkan satu nol).
Memahami konversi juga penting dalam cara menghitung angka koma. Setiap angka desimal dapat ditulis sebagai pecahan dengan penyebut berupa 10, 100, 1000, dan seterusnya.
Untuk mengubah pecahan biasa menjadi desimal, lakukan pembagian seperti biasa. Misalnya, 3 dibagi 4 (3 ÷ 4) akan menghasilkan 0.75.