Keputusan mengenai metode kontrasepsi adalah salah satu keputusan kesehatan pribadi yang paling penting bagi wanita. Di antara berbagai pilihan yang tersedia, alat kontrasepsi dalam rahim atau Intrauterine Device (IUD) telah menjadi pilihan populer dan sangat efektif bagi jutaan wanita di seluruh dunia. Dikenal karena efektivitas jangka panjang dan kemudahannya, IUD menawarkan kebebasan dari kekhawatiran kontrasepsi harian, mingguan, atau bulanan.
Namun, seperti halnya prosedur medis lainnya, proses pemasangan IUD sering kali menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran. Bagaimana cara kerjanya? Apa saja yang perlu disiapkan? Apakah pemasangannya sakit? Bagaimana perawatannya setelah itu? Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif untuk menjawab semua pertanyaan tersebut. Kami akan mengupas tuntas seluk-beluk IUD, mulai dari jenis-jenisnya, mekanisme kerjanya, siapa yang cocok menggunakannya, hingga panduan detail mengenai cara pasang IUD, perawatan pasca pemasangan, potensi efek samping, dan hal-hal penting lainnya yang perlu Anda ketahui.
Tujuan kami adalah membekali Anda dengan informasi yang akurat dan lengkap, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang terinformasi dan merasa lebih siap serta percaya diri saat memilih IUD sebagai metode kontrasepsi Anda. Ingatlah, informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan profesional kesehatan Anda. Setiap tubuh wanita adalah unik, dan rekomendasi terbaik akan selalu datang dari dokter atau bidan yang memahami riwayat kesehatan Anda.
Ilustrasi dua jenis IUD utama: IUD hormonal (kiri) dan IUD tembaga (kanan).
Apa Itu IUD dan Bagaimana Cara Kerjanya?
IUD, atau Intrauterine Device, adalah alat kecil berbentuk T yang ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Ini adalah salah satu bentuk kontrasepsi reversibel kerja panjang (LARC) yang paling efektif, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Setelah dipasang, IUD dapat bertahan selama bertahun-tahun, tergantung jenisnya, tanpa perlu perhatian harian.
Jenis-jenis IUD
Ada dua jenis utama IUD yang tersedia:
-
IUD Hormonal (misalnya, Mirena, Liletta, Kyleena, Skyla):
IUD hormonal melepaskan hormon progestin dalam jumlah kecil dan secara berkelanjutan ke dalam rahim. Hormon ini bekerja dengan beberapa cara:
- Mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit masuk ke rahim dan mencapai sel telur.
- Menipiskan lapisan rahim, membuatnya tidak kondusif untuk implantasi sel telur yang mungkin telah dibuahi.
- Pada beberapa wanita, IUD hormonal juga dapat menekan ovulasi, meskipun ini bukan mekanisme utama kerjanya.
IUD hormonal dapat digunakan selama 3 hingga 8 tahun, tergantung pada merek dan jenisnya. Selain sebagai kontrasepsi, IUD hormonal juga sering digunakan untuk mengelola perdarahan menstruasi yang berat atau kram yang parah karena kemampuannya menipiskan lapisan rahim.
-
IUD Tembaga (Non-hormonal, misalnya, ParaGard):
IUD tembaga bekerja dengan melepaskan ion tembaga ke dalam rahim. Tembaga menciptakan reaksi peradangan lokal di dalam rahim yang bersifat toksik bagi sperma dan sel telur. Ion tembaga menghambat motilitas dan viabilitas sperma, mencegah mereka mencapai dan membuahi sel telur. Selain itu, tembaga juga mengubah lingkungan rahim, membuatnya tidak cocok untuk implantasi. Mekanisme ini memastikan bahwa pembuahan tidak terjadi atau, jika terjadi, implantasi akan dicegah.
IUD tembaga tidak mengandung hormon, menjadikannya pilihan yang ideal bagi wanita yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal. IUD tembaga dapat bertahan hingga 10 tahun atau bahkan lebih, menjadikannya salah satu metode kontrasepsi jangka panjang paling efektif yang tersedia. Selain itu, IUD tembaga juga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa pelindung.
Kedua jenis IUD memiliki tingkat efektivitas yang sangat tinggi dan merupakan pilihan yang sangat baik bagi banyak wanita. Pemilihan jenis IUD akan tergantung pada preferensi pribadi, kondisi kesehatan, dan diskusi dengan penyedia layanan kesehatan.
Keunggulan IUD sebagai Metode Kontrasepsi
IUD memiliki banyak keunggulan yang menjadikannya pilihan menarik bagi wanita yang mencari kontrasepsi yang efektif dan nyaman:
- Sangat Efektif: Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%, IUD adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia, setara dengan sterilisasi namun reversibel.
- Jangka Panjang: IUD dapat bertahan dari 3 hingga 10 tahun atau lebih, tergantung jenisnya, memberikan perlindungan kontrasepsi tanpa perlu memikirkan setiap hari.
- Bebas Repot (Set and Forget): Setelah dipasang, Anda tidak perlu mengingat untuk minum pil, mengganti patch, atau suntikan secara berkala. Ini sangat mengurangi risiko kesalahan pengguna.
- Reversibel: Jika Anda memutuskan ingin hamil atau tidak ingin lagi menggunakan IUD, IUD dapat dilepas oleh profesional kesehatan, dan kesuburan Anda akan kembali dengan cepat.
- Pilihan Non-Hormonal: IUD tembaga adalah pilihan yang sangat baik bagi wanita yang sensitif terhadap hormon, memiliki riwayat penggumpalan darah, atau yang ingin menghindari hormon karena alasan pribadi atau medis.
- Penggunaan sebagai Kontrasepsi Darurat: IUD tembaga dapat menjadi kontrasepsi darurat yang sangat efektif jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa pelindung, bahkan lebih efektif daripada pil kontrasepsi darurat.
- Privasi: Tidak ada yang perlu tahu bahwa Anda menggunakan IUD kecuali Anda memutuskan untuk memberitahunya.
- Mengurangi Pendarahan Menstruasi (IUD Hormonal): IUD hormonal sering kali mengurangi volume pendarahan menstruasi dan kram, bahkan pada beberapa wanita dapat menyebabkan amenore (tidak menstruasi sama sekali), yang bisa menjadi keuntungan besar.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD?
Meskipun IUD adalah pilihan yang sangat baik bagi banyak wanita, tidak semua orang cocok untuk menggunakannya. Idealnya, kandidat yang baik untuk IUD meliputi:
- Wanita yang Mencari Kontrasepsi Jangka Panjang: Mereka yang ingin mencegah kehamilan untuk beberapa tahun ke depan.
- Wanita yang Menginginkan Kontrasepsi yang Sangat Efektif: Mereka yang menginginkan perlindungan maksimal dari kehamilan.
- Wanita yang Tidak Ingin Mengingat Kontrasepsi Setiap Hari: Cocok bagi mereka yang memiliki gaya hidup sibuk atau cenderung lupa.
- Wanita dengan atau Tanpa Anak: Bertentangan dengan mitos lama, IUD aman dan efektif untuk wanita yang belum pernah melahirkan maupun yang sudah.
- Wanita Pasca Melahirkan atau Menyusui: IUD dapat dipasang segera setelah melahirkan (meskipun ada peningkatan risiko ekspulsi) atau beberapa minggu kemudian. Keduanya aman untuk ibu menyusui karena IUD tembaga tidak mengandung hormon dan IUD hormonal melepaskan hormon secara lokal dalam dosis sangat rendah.
- Wanita yang Tidak Dapat Menggunakan Estrogen: IUD hormonal dan IUD tembaga tidak mengandung estrogen, menjadikannya pilihan aman bagi mereka yang memiliki kontraindikasi terhadap estrogen (misalnya, riwayat migrain dengan aura, penggumpalan darah).
- Wanita yang Mengalami Menstruasi Berat atau Nyeri (untuk IUD Hormonal): IUD hormonal sering direkomendasikan untuk kondisi ini karena dapat secara signifikan mengurangi pendarahan dan kram.
Kapan IUD Tidak Dianjurkan (Kontraindikasi)?
Ada beberapa kondisi medis atau situasi di mana pemasangan IUD tidak disarankan atau bahkan kontraindikasi. Penting untuk selalu jujur dan terbuka dengan dokter Anda mengenai riwayat kesehatan Anda:
- Kehamilan yang Sedang Berjalan atau Diduga: IUD tidak boleh dipasang pada wanita yang sedang hamil.
- Infeksi Menular Seksual (IMS) Aktif atau Penyakit Radang Panggul (PID) Aktif: Pemasangan IUD saat ada infeksi dapat mendorong bakteri lebih jauh ke dalam rahim, memperburuk infeksi. Infeksi harus diobati terlebih dahulu.
- Kanker Serviks, Endometrium, atau Ovarium yang Tidak Diobati: Beberapa jenis kanker pada organ reproduksi bisa menjadi kontraindikasi.
- Perdarahan Vagina yang Tidak Jelas Penyebabnya: Sebelum memasang IUD, penyebab perdarahan harus diidentifikasi dan diobati.
- Kelainan Bentuk Rahim yang Parah: Kondisi seperti rahim bicornuate atau uterus fibroid yang besar dan terletak di rongga rahim dapat menghambat pemasangan atau meningkatkan risiko ekspulsi (IUD keluar) dan perforasi.
- Alergi terhadap Tembaga (untuk IUD Tembaga): Meskipun sangat jarang, alergi tembaga merupakan kontraindikasi untuk IUD tembaga.
- Penyakit Wilson (untuk IUD Tembaga): Sebuah kondisi genetik yang menyebabkan penumpukan tembaga dalam tubuh, yang akan diperparah oleh IUD tembaga.
- Kondisi Jantung Tertentu (sangat jarang): Pada beberapa kasus dengan katup jantung buatan atau kondisi jantung kompleks, mungkin ada risiko infeksi yang memerlukan antibiotik profilaksis sebelum pemasangan IUD.
- Baru Saja Mengalami Infeksi Panggul atau Infeksi Nifas: Sebaiknya ditunda hingga beberapa bulan setelah infeksi sembuh sepenuhnya.
Diskusi yang jujur dan menyeluruh dengan dokter Anda adalah kunci untuk memastikan IUD adalah pilihan yang aman dan tepat untuk Anda.
Persiapan Sebelum Pemasangan IUD
Persiapan yang matang dapat membuat proses pemasangan IUD lebih lancar dan mengurangi kecemasan. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya diperlukan:
1. Konsultasi Awal dengan Dokter atau Bidan
Langkah pertama adalah membuat janji temu dengan dokter kandungan, obgyn, atau bidan yang terlatih untuk mendiskusikan semua pilihan kontrasepsi Anda. Dalam sesi ini, Anda akan:
- Membahas riwayat kesehatan lengkap Anda, termasuk operasi sebelumnya, penyakit kronis, alergi, dan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.
- Membahas riwayat menstruasi Anda, termasuk durasi, volume, dan nyeri.
- Mendiskusikan preferensi Anda (hormonal vs. non-hormonal) dan gaya hidup Anda.
- Dokter akan menjelaskan secara rinci tentang IUD, termasuk jenis yang direkomendasikan, cara kerjanya, manfaat, risiko, dan efek samping potensial.
- Anda akan memiliki kesempatan untuk mengajukan semua pertanyaan Anda. Pastikan Anda merasa nyaman dan memahami semua informasi yang diberikan.
2. Pemeriksaan Fisik dan Panggul
Sebelum pemasangan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan panggul. Ini mungkin termasuk:
- Pemeriksaan Payudara: Untuk skrining kesehatan umum.
- Pemeriksaan Panggul: Dokter akan memeriksa ukuran dan posisi rahim Anda, serta memastikan tidak ada kelainan.
- Pap Smear: Jika Anda belum melakukan pap smear baru-baru ini atau jika sudah waktunya, dokter mungkin akan melakukannya untuk menyingkirkan kelainan sel serviks.
- Skrining IMS: Dokter mungkin merekomendasikan tes untuk infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore. Jika ada infeksi, harus diobati terlebih dahulu sebelum IUD dipasang.
3. Penjelasan Prosedur dan Persetujuan
Dokter akan menjelaskan secara detail apa yang akan terjadi selama proses pemasangan IUD. Anda akan menandatangani formulir persetujuan yang menyatakan bahwa Anda memahami prosedur, risiko, dan manfaatnya.
4. Waktu Terbaik untuk Pemasangan
Pemasangan IUD paling sering dilakukan:
- Selama Menstruasi: Leher rahim (serviks) biasanya sedikit lebih lunak dan sedikit terbuka selama menstruasi, yang dapat memudahkan pemasangan dan mengurangi ketidaknyamanan. Selain itu, ini juga memastikan bahwa Anda tidak sedang hamil.
- Kapan Saja Selama Siklus: Jika dokter yakin Anda tidak hamil, pemasangan dapat dilakukan kapan saja. Anda mungkin diminta untuk melakukan tes kehamilan.
- Setelah Melahirkan: IUD dapat dipasang segera setelah melahirkan (dalam 10 menit setelah plasenta keluar), atau ditunda hingga 4-6 minggu setelah melahirkan untuk mengurangi risiko ekspulsi.
- Setelah Aborsi/Keguguran: IUD dapat dipasang segera setelah aborsi atau keguguran trimester pertama, atau 4 minggu setelah aborsi/keguguran trimester kedua.
5. Tips untuk Mengurangi Rasa Sakit atau Kecemasan
- Minum Obat Pereda Nyeri: Dokter Anda mungkin menyarankan untuk minum obat pereda nyeri yang dijual bebas (seperti ibuprofen atau parasetamol) sekitar 30-60 menit sebelum janji temu. Ini dapat membantu mengurangi kram selama dan setelah prosedur.
- Makan Makanan Ringan: Pastikan Anda makan sesuatu sebelum datang, tetapi hindari makanan berat yang bisa membuat Anda mual jika Anda merasa cemas.
- Bernapas Dalam-dalam: Latih teknik pernapasan dalam atau relaksasi untuk membantu mengelola kecemasan.
- Meminta Didampingi: Jika memungkinkan, minta teman atau anggota keluarga untuk menemani Anda, terutama untuk perjalanan pulang.
- Berdiskusi dengan Dokter tentang Pilihan Pereda Nyeri Tambahan: Untuk sebagian kecil wanita yang sangat cemas atau memiliki ambang nyeri yang rendah, dokter mungkin dapat mendiskusikan pilihan lain seperti anestesi lokal pada serviks. Namun, ini tidak selalu standar.
Pentingnya konsultasi menyeluruh dengan dokter sebelum pemasangan IUD.
Proses Pemasangan IUD Secara Detail
Memahami setiap langkah dalam proses pemasangan IUD dapat membantu mengurangi rasa cemas. Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 5-10 menit, meskipun seluruh janji temu mungkin memakan waktu lebih lama karena proses persiapan dan diskusi.
Langkah-Langkah Pemasangan IUD:
- Posisi Pasien: Anda akan diminta untuk berbaring telentang di meja pemeriksaan dengan kaki ditekuk dan terbuka (posisi litotomi), sama seperti saat pemeriksaan panggul atau Pap smear.
- Pembersihan Area: Dokter atau bidan akan membersihkan area vagina dan leher rahim Anda dengan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi.
- Pemasangan Spekulum: Sebuah alat yang disebut spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina Anda untuk menahannya tetap terbuka, sehingga dokter dapat melihat leher rahim Anda dengan jelas. Ini mungkin terasa dingin atau sedikit menekan.
- Pemeriksaan Leher Rahim: Dokter akan memeriksa leher rahim Anda dan mungkin menggunakan tang khusus (tenakulum) untuk memegang leher rahim dengan lembut. Tindakan ini membantu menstabilkan rahim dan meluruskan kanal serviks dan rahim, sehingga insersi IUD menjadi lebih mudah dan aman. Penjepitan leher rahim ini seringkali menjadi bagian yang paling tidak nyaman dari prosedur dan dapat menyebabkan rasa kram singkat.
- Pengukuran Kedalaman Rahim (Uterine Sounding): Sebuah alat tipis dan steril yang disebut uterine sound akan dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rahim untuk mengukur kedalaman dan arah rahim Anda. Ini sangat penting untuk memastikan IUD yang tepat digunakan dan ditempatkan pada posisi yang benar di dalam rahim. Langkah ini juga dapat menyebabkan kram ringan.
- Insersi IUD: IUD dikemas dalam tabung aplikator steril yang sangat tipis. Dokter akan memasukkan tabung aplikator ini melalui leher rahim Anda dan mendorong IUD ke dalam rahim. Saat IUD dilepaskan dari aplikator, kedua lengan IUD yang berbentuk T akan terbuka di dalam rahim. Ini adalah langkah paling krusial. Beberapa wanita merasakan kram yang intens atau nyeri tajam saat IUD dilepaskan dan lengannya terbuka di dalam rahim, sementara yang lain hanya merasakan kram ringan.
- Pemotongan Benang: IUD memiliki dua benang tipis yang menjuntai dari bagian bawahnya. Setelah IUD terpasang dengan benar, dokter akan memotong benang tersebut sehingga panjangnya sekitar 2-3 cm dan tetap berada di dalam vagina (keluar dari leher rahim) namun tidak keluar terlalu jauh dari vagina. Benang ini akan digunakan untuk memeriksa posisi IUD dan untuk pelepasan IUD di kemudian hari.
- Pembersihan Akhir: Spekulum akan dilepaskan, dan area vagina dapat dibersihkan lagi.
Sensasi yang Mungkin Dirasakan:
- Kram: Ini adalah sensasi paling umum yang dirasakan selama dan setelah pemasangan IUD. Tingkat keparahannya bervariasi dari ringan hingga cukup intens, mirip dengan kram menstruasi yang parah.
- Nyeri Tajam Singkat: Beberapa wanita merasakan nyeri tajam saat tenakulum dijepit pada serviks dan saat IUD dilepaskan di dalam rahim. Nyeri ini biasanya berlangsung sangat singkat.
- Pusing atau Mual: Sebagian kecil wanita dapat merasakan pusing, mual, atau bahkan pingsan setelah pemasangan IUD, terutama jika mereka cemas atau memiliki ambang nyeri rendah. Ini adalah respons vasovagal dan biasanya bersifat sementara.
- Perasaan Tertekan: Anda mungkin merasakan tekanan di area panggul.
Penting untuk berkomunikasi dengan dokter atau bidan Anda selama prosedur. Jangan ragu untuk mengatakan jika Anda merasakan nyeri yang tidak tertahankan atau jika Anda merasa tidak enak badan. Mereka dapat memberikan dukungan dan mungkin menyesuaikan kecepatan prosedur jika memungkinkan.
Gambaran sederhana proses pemasangan IUD di dalam rahim.
Setelah Pemasangan IUD: Apa yang Diharapkan dan Perawatan
Setelah IUD Anda terpasang, ada beberapa hal yang normal untuk dialami. Mengetahui apa yang diharapkan dapat membantu Anda merasa lebih tenang dan tahu kapan harus mencari bantuan medis.
Apa yang Diharapkan Setelah Pemasangan:
- Kram: Ini adalah efek samping yang paling umum. Anda mungkin merasakan kram yang mirip dengan kram menstruasi, mulai dari ringan hingga sedang, selama beberapa jam hingga beberapa hari setelah prosedur. Obat pereda nyeri yang dijual bebas (seperti ibuprofen) biasanya efektif untuk meredakan kram ini.
- Flek atau Pendarahan Ringan: Anda mungkin mengalami flek atau pendarahan ringan selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah pemasangan. Ini normal karena rahim Anda menyesuaikan diri dengan adanya IUD. IUD tembaga terkadang dapat menyebabkan pendarahan yang lebih banyak dan menstruasi yang lebih berat pada beberapa siklus pertama. IUD hormonal, di sisi lain, cenderung mengurangi pendarahan seiring waktu.
- Pusing atau Mual: Seperti yang disebutkan sebelumnya, beberapa wanita mungkin merasakan pusing atau mual segera setelah prosedur. Biasanya ini bersifat sementara.
-
Perubahan Pola Menstruasi:
- Dengan IUD Tembaga: Menstruasi Anda mungkin menjadi lebih berat, lebih lama, dan kramnya lebih intens, terutama selama beberapa bulan pertama. Kondisi ini biasanya membaik setelah 3-6 bulan.
- Dengan IUD Hormonal: Menstruasi Anda kemungkinan besar akan menjadi lebih ringan, lebih pendek, dan kramnya berkurang. Banyak wanita mengalami flek yang tidak teratur pada beberapa bulan pertama, dan sebagian besar akhirnya mengalami menstruasi yang sangat ringan atau bahkan tidak menstruasi sama sekali (amenore) setelah beberapa waktu.
- Rasa Tidak Nyaman: Anda mungkin merasakan sedikit rasa tidak nyaman atau sensasi aneh di perut bagian bawah selama beberapa hari.
Perawatan Diri dan Anjuran:
- Istirahat: Berikan waktu bagi tubuh Anda untuk pulih. Beristirahatlah pada hari pemasangan jika memungkinkan.
- Obat Pereda Nyeri: Lanjutkan minum obat pereda nyeri yang dijual bebas sesuai kebutuhan untuk mengatasi kram.
- Hindari Hubungan Intim: Sebagian besar dokter menyarankan untuk menunggu setidaknya 24-48 jam setelah pemasangan sebelum berhubungan intim, atau bahkan seminggu, untuk mengurangi risiko infeksi dan memberikan waktu bagi IUD untuk 'menetap' di posisinya. Tanyakan rekomendasi spesifik dokter Anda.
- Hindari Penggunaan Tampon atau Berendam: Beberapa penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menghindari penggunaan tampon dan berendam (misalnya, berenang di kolam umum, mandi di bathub) selama beberapa hari atau seminggu setelah pemasangan untuk mengurangi risiko infeksi. Gunakan pembalut jika Anda mengalami pendarahan.
- Pantau Gejala: Perhatikan gejala apa pun yang tidak biasa atau mengkhawatirkan.
-
Kapan Mulai Efektif:
- IUD Hormonal: Jika dipasang dalam waktu 7 hari pertama dari dimulainya menstruasi Anda, IUD hormonal efektif segera. Jika dipasang di waktu lain dalam siklus, Anda mungkin perlu menggunakan metode kontrasepsi cadangan (misalnya, kondom) selama 7 hari pertama.
- IUD Tembaga: IUD tembaga efektif segera setelah pemasangan, kapan pun dalam siklus menstruasi Anda.
Pemeriksaan Benang IUD
Salah satu kekhawatiran umum setelah pemasangan IUD adalah mengenai benangnya. Dokter akan menjelaskan cara memeriksa benang IUD, yang penting untuk memastikan IUD masih berada di tempatnya. Benang IUD sangat tipis dan lembut, dirancang untuk tidak mengganggu Anda atau pasangan Anda selama hubungan intim.
Mengapa Penting Memeriksa Benang IUD?
Memeriksa benang IUD secara berkala membantu Anda:
- Memastikan IUD masih berada di dalam rahim dan tidak bergeser atau keluar (ekspulsi). Meskipun ekspulsi jarang terjadi, ini adalah salah satu penyebab utama kegagalan IUD.
- Memberikan ketenangan pikiran bahwa kontrasepsi Anda masih berfungsi dengan baik.
Cara Melakukan Pemeriksaan Benang IUD Sendiri:
- Cuci Tangan Anda: Pastikan tangan Anda bersih sebelum memasukkan jari ke dalam vagina untuk mencegah infeksi.
- Pilih Posisi yang Nyaman: Banyak wanita merasa paling mudah untuk melakukan ini saat mandi, jongkok, atau duduk di toilet.
- Masukkan Jari Anda ke Vagina: Masukkan jari telunjuk atau jari tengah Anda ke dalam vagina hingga Anda dapat merasakan leher rahim (terasa seperti ujung hidung Anda).
- Rasakan Benang: Anda akan merasakan benang IUD yang sangat tipis dan lembut keluar dari lubang leher rahim. Benang ini mungkin terasa seperti senar pancing tipis.
Apa yang Harus Anda Cari: Anda harus merasakan kedua benang tersebut, dan panjangnya harus terasa konsisten setiap kali Anda memeriksanya. Benang tersebut seharusnya tidak terasa lebih panjang, lebih pendek, atau hilang sama sekali. Anda juga tidak boleh merasakan bagian keras IUD itu sendiri.
Kapan Harus Menghubungi Dokter:
- Benang Tidak Terasa: Jika Anda tidak dapat merasakan benang sama sekali. Ini bisa berarti benang tertarik ke atas ke dalam rahim, IUD telah bergeser, atau IUD telah keluar (ekspulsi) tanpa Anda sadari.
- Benang Terasa Lebih Panjang atau Lebih Pendek: Perubahan panjang benang yang signifikan dapat mengindikasikan bahwa IUD telah bergeser.
- Anda Merasakan Bagian Keras IUD: Jika Anda dapat merasakan bagian plastik IUD yang keras, ini menunjukkan bahwa IUD mungkin telah bergeser atau sebagian telah keluar dari rahim.
- Nyeri atau Pendarahan yang Tidak Biasa: Jika Anda mengalami nyeri panggul yang parah, kram yang berkepanjangan, pendarahan yang sangat berat, demam, atau keputihan yang berbau tidak sedap.
Jika Anda mengalami salah satu dari situasi di atas, segera hubungi dokter Anda. Anda mungkin perlu menggunakan metode kontrasepsi cadangan (seperti kondom) sampai Anda diperiksa.
Pemeriksaan Lanjutan dan Kontrol
Setelah pemasangan IUD, penting untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan IUD berada di posisi yang benar dan Anda beradaptasi dengan baik.
- Pemeriksaan Kontrol Pertama: Biasanya, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan kontrol sekitar 4-6 minggu setelah pemasangan, atau setelah siklus menstruasi pertama Anda. Selama kunjungan ini, dokter akan memeriksa benang IUD dan memastikan IUD masih berada di tempatnya. Ini mungkin melibatkan pemeriksaan panggul.
- Pemeriksaan Rutin Tahunan: Setelah pemeriksaan kontrol pertama, pemeriksaan rutin tahunan akan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan wanita lainnya (misalnya, Pap smear). Pada pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa posisi benang IUD dan mendiskusikan pengalaman Anda dengan IUD.
Pentingnya pemeriksaan lanjutan dan kontrol rutin setelah pemasangan IUD.
Potensi Efek Samping dan Risiko IUD
Meskipun IUD sangat aman dan efektif, seperti halnya semua prosedur medis, ada potensi efek samping dan risiko yang perlu Anda ketahui.
Efek Samping Umum (Biasanya Sementara):
- Kram dan Flek: Paling umum terjadi pada beberapa hari hingga minggu setelah pemasangan, dan dapat berlanjut secara intermiten selama beberapa bulan saat tubuh menyesuaikan diri.
-
Perubahan Pola Menstruasi:
- IUD Tembaga: Menstruasi yang lebih berat, lebih lama, dan kram yang lebih intens adalah hal yang umum pada beberapa bulan pertama. Ini biasanya membaik setelah 3-6 bulan pertama.
- IUD Hormonal: Flek atau pendarahan tidak teratur sangat umum pada beberapa bulan pertama. Seiring waktu, menstruasi cenderung menjadi lebih ringan, lebih pendek, atau bahkan berhenti sama sekali.
- Jerawat, Nyeri Payudara, Sakit Kepala, Perubahan Mood (dengan IUD Hormonal): Beberapa wanita melaporkan efek samping hormonal ini, meskipun dosis hormon pada IUD sangat rendah dan bekerja secara lokal di rahim, sehingga efek sistemik biasanya minimal.
Risiko Jarang Terjadi (Namun Perlu Diketahui):
- Perforasi Uterus: Ini adalah komplikasi paling serius namun sangat jarang terjadi (sekitar 1 dari 1000 pemasangan). Ini terjadi ketika IUD menembus dinding rahim saat pemasangan. Risiko lebih tinggi pada wanita yang baru melahirkan atau yang sedang menyusui. Jika terjadi, IUD mungkin perlu diangkat melalui operasi.
- Ekspulsi (IUD Keluar): Sekitar 2-10% IUD dapat keluar sebagian atau seluruhnya dari rahim, biasanya pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan. Ini lebih sering terjadi pada wanita yang belum pernah hamil, pada wanita yang mengalami menstruasi sangat berat, atau jika IUD dipasang segera setelah melahirkan. Jika IUD keluar, Anda tidak lagi terlindungi dari kehamilan.
- Infeksi Panggul (PID - Pelvic Inflammatory Disease): Risiko PID sedikit meningkat pada 20 hari pertama setelah pemasangan IUD, terutama jika ada IMS yang tidak terdiagnosis saat pemasangan. Setelah periode ini, risiko PID tidak lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan IUD.
- Kehamilan Ektopik: Jika seorang wanita hamil saat menggunakan IUD (yang sangat jarang terjadi), ada sedikit peningkatan risiko bahwa kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim). Namun, secara keseluruhan, IUD sangat mengurangi risiko kehamilan secara umum, sehingga risiko kehamilan ektopik masih jauh lebih rendah pada pengguna IUD dibandingkan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi.
- Kista Ovarium (dengan IUD Hormonal): Kista ovarium fungsional mungkin terjadi, namun biasanya tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya.
Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis (Tanda Bahaya):
Anda harus segera menghubungi dokter atau mencari pertolongan medis jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
- Demam yang tidak jelas penyebabnya.
- Nyeri perut bagian bawah yang parah atau nyeri panggul yang memburuk.
- Keputihan yang berbau tidak sedap, berubah warna, atau sangat banyak.
- Pendarahan vagina yang sangat berat atau tidak biasa.
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Mengalami gejala kehamilan (misalnya, mual di pagi hari, payudara bengkak).
- Benang IUD tidak dapat Anda rasakan atau terasa lebih panjang/pendek, atau Anda dapat merasakan bagian keras IUD.
- Merasa sangat tidak enak badan secara umum.
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda infeksi, pergeseran IUD, atau komplikasi serius lainnya. Penting untuk segera dievaluasi oleh profesional kesehatan.
Mitos dan Fakta Seputar IUD
Ada banyak informasi yang salah atau mitos yang beredar tentang IUD. Mari kita luruskan beberapa di antaranya dengan fakta:
-
Mitos: IUD Menyebabkan Kemandulan.
Fakta: Ini adalah mitos yang sangat umum dan tidak benar. IUD tidak menyebabkan kemandulan. Setelah IUD dilepas, kesuburan Anda akan kembali dengan cepat (seringkali dalam siklus menstruasi berikutnya), bahkan jika Anda menggunakannya selama bertahun-tahun. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kehamilan setelah pelepasan IUD setinggi atau bahkan lebih tinggi daripada metode kontrasepsi lainnya.
-
Mitos: IUD Hanya untuk Wanita yang Sudah Punya Anak.
Fakta: Ini adalah mitos lama yang sudah tidak relevan. IUD aman dan efektif untuk wanita yang belum pernah melahirkan. Banyak organisasi kesehatan besar, termasuk American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan World Health Organization (WHO), merekomendasikan IUD sebagai pilihan kontrasepsi lini pertama untuk remaja dan wanita nullipara (belum pernah melahirkan). IUD yang lebih kecil (misalnya, Skyla, Kyleena) dirancang khusus untuk rahim yang lebih kecil.
-
Mitos: IUD Bisa Bergeser ke Organ Lain di Tubuh.
Fakta: Ini tidak mungkin terjadi. IUD ditempatkan di dalam rahim, yang merupakan organ tertutup. IUD tidak bisa "berjalan" atau "berpindah" ke perut, jantung, atau organ lain. Namun, ada risiko sangat kecil terjadinya perforasi uterus (IUD menembus dinding rahim) saat pemasangan. Jika ini terjadi, IUD mungkin berada di luar rahim, tetapi ini merupakan komplikasi saat pemasangan, bukan karena IUD berpindah sendiri setelah terpasang.
-
Mitos: Pasangan Akan Merasakan Benang IUD Saat Berhubungan Intim.
Fakta: Benang IUD sangat tipis dan lembut. Setelah dipotong dengan panjang yang tepat oleh dokter, sebagian besar pasangan tidak akan merasakannya. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana pasangan merasakannya, dokter dapat memangkas benang sedikit lebih pendek. Penting untuk tidak memotong benang terlalu pendek, karena ini akan menyulitkan pelepasan IUD di kemudian hari.
-
Mitos: IUD Melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).
Fakta: IUD hanya melindungi dari kehamilan. IUD sama sekali tidak memberikan perlindungan terhadap IMS. Untuk melindungi diri dari IMS, Anda perlu menggunakan kondom secara konsisten dan benar, terutama jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau tidak yakin dengan status IMS pasangan Anda.
-
Mitos: Pemasangan IUD Sangat Menyakitkan.
Fakta: Sensasi nyeri saat pemasangan IUD bervariasi dari wanita ke wanita. Banyak yang merasakan kram seperti menstruasi yang kuat atau tekanan yang singkat, sementara yang lain mungkin merasakan nyeri tajam yang lebih intens. Namun, nyeri ini umumnya singkat dan dapat diringankan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Mayoritas wanita menganggap nyeri tersebut dapat ditoleransi dan sepadan dengan manfaat kontrasepsi jangka panjangnya.
Membandingkan IUD dengan Metode Kontrasepsi Lain
Memilih kontrasepsi yang tepat seringkali melibatkan perbandingan antara berbagai pilihan. IUD menonjol dalam beberapa aspek dibandingkan metode lain:
IUD vs. Pil KB Oral:
- Efektivitas: Keduanya sangat efektif jika digunakan dengan benar. Namun, IUD memiliki tingkat kegagalan pengguna yang lebih rendah karena tidak memerlukan kepatuhan harian.
- Kenyamanan: IUD adalah metode "set and forget", sementara pil KB membutuhkan disiplin harian.
- Hormon: IUD hormonal melepaskan hormon secara lokal dan dalam dosis lebih rendah daripada pil oral, yang melepaskan hormon ke seluruh tubuh. IUD tembaga sepenuhnya non-hormonal.
- Reversibilitas: Keduanya reversibel, dengan kesuburan kembali cepat setelah dihentikan.
- Efek Samping: Efek samping sistemik dari hormon (misalnya, mual, nyeri payudara) mungkin lebih sering terjadi dengan pil. IUD tembaga dapat meningkatkan pendarahan dan kram, sedangkan IUD hormonal cenderung menguranginya.
IUD vs. Suntik KB (Depo-Provera):
- Frekuensi: IUD bertahan bertahun-tahun; suntik KB memerlukan suntikan setiap 3 bulan.
- Hormon: Suntik KB mengandung dosis progestin yang lebih tinggi daripada IUD hormonal dan memiliki efek sistemik yang lebih besar.
- Kembalinya Kesuburan: Setelah menghentikan suntik KB, kembalinya kesuburan bisa memakan waktu hingga satu tahun atau lebih. Dengan IUD, kesuburan kembali cepat.
- Efek Samping: Suntik KB sering dikaitkan dengan penambahan berat badan, perubahan pola pendarahan yang tidak terduga, dan sedikit kehilangan kepadatan tulang (yang biasanya reversibel). IUD tidak memiliki efek tersebut.
IUD vs. Implan Kontrasepsi (misalnya, Nexplanon):
- Efektivitas dan Durasi: Keduanya adalah metode LARC yang sangat efektif, bertahan 3-5 tahun.
- Penempatan: IUD di rahim; implan di bawah kulit lengan atas.
- Hormon: Keduanya adalah metode progestin saja. Implan melepaskan hormon secara sistemik, meskipun dalam dosis rendah. IUD hormonal secara lokal.
- Pendarahan: Keduanya dapat menyebabkan perubahan pola pendarahan yang tidak terduga, flek, atau bahkan tidak menstruasi.
IUD vs. Kondom:
- Efektivitas: IUD jauh lebih efektif karena tidak ada faktor kesalahan pengguna. Kondom sangat efektif jika digunakan dengan benar dan konsisten, tetapi ada potensi kesalahan.
- Perlindungan IMS: Kondom adalah satu-satunya metode kontrasepsi yang melindungi dari IMS. IUD tidak.
- Reversibilitas: Keduanya reversibel.
- Perencanaan: IUD adalah kontrasepsi jangka panjang, sedangkan kondom digunakan pada setiap hubungan intim.
Pilihan terbaik akan sangat tergantung pada kebutuhan pribadi Anda, riwayat kesehatan, keinginan untuk memiliki anak di masa depan, dan preferensi mengenai hormon dan kenyamanan. Diskusikan secara mendalam dengan dokter Anda untuk menemukan metode yang paling sesuai.
Melepas IUD
Sama seperti pemasangan, pelepasan IUD juga merupakan prosedur yang cepat dan dilakukan oleh profesional kesehatan.
Kapan IUD Dilepas?
- Ketika masa pakainya habis (misalnya, 3, 5, 8, atau 10 tahun).
- Jika Anda ingin mencoba hamil.
- Jika Anda mengalami efek samping yang tidak dapat ditoleransi.
- Jika IUD bergeser atau Anda mengalami komplikasi lain.
- Jika Anda ingin beralih ke metode kontrasepsi lain.
Proses Pelepasan IUD:
- Posisi Pasien: Sama seperti pemasangan, Anda akan berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi litotomi.
- Pemasangan Spekulum: Dokter akan memasukkan spekulum untuk melihat leher rahim Anda.
- Menarik Benang: Dokter akan menggunakan instrumen kecil (biasanya forceps) untuk memegang benang IUD yang keluar dari leher rahim dan menariknya dengan lembut. Tarikan ini menyebabkan lengan IUD melipat ke atas, memungkinkannya meluncur keluar dari rahim.
Prosedur ini biasanya memakan waktu kurang dari satu menit. Banyak wanita hanya merasakan kram singkat saat IUD dilepas, yang biasanya lebih ringan daripada kram saat pemasangan. Setelah IUD dilepas, spekulum akan dilepaskan.
Apa yang Terjadi Setelah IUD Dilepas?
- Kembalinya Kesuburan: Jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda akan kembali dengan sangat cepat, seringkali dalam siklus menstruasi berikutnya, terlepas dari berapa lama Anda menggunakan IUD.
- Perubahan Menstruasi: Jika Anda menggunakan IUD hormonal dan menstruasi Anda menjadi ringan atau berhenti, menstruasi Anda akan kembali ke pola sebelumnya dalam beberapa minggu setelah pelepasan. Jika Anda menggunakan IUD tembaga dan mengalami menstruasi berat, kemungkinan menstruasi Anda akan kembali ke pola sebelum penggunaan IUD.
- Kontrasepsi Lanjutan: Jika Anda tidak ingin hamil setelah pelepasan IUD, pastikan untuk mendiskusikan metode kontrasepsi baru dengan dokter Anda dan mulai menggunakannya segera, atau sebelum IUD dilepas, tergantung pada metode baru yang dipilih.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Seputar IUD
Untuk melengkapi panduan ini, mari kita bahas beberapa pertanyaan yang sering muncul dari wanita yang mempertimbangkan IUD.
Apakah IUD dapat Terasa Oleh Pasangan Saat Berhubungan Intim?
Seperti yang dijelaskan di bagian Mitos dan Fakta, benang IUD sangat tipis dan lembut. Biasanya, pasangan tidak akan merasakannya. Jika pasangan merasakannya, seringkali karena benangnya dipotong terlalu panjang. Dokter dapat memangkasnya sedikit lebih pendek. Penting untuk diketahui bahwa bagian keras IUD seharusnya tidak pernah terasa oleh pasangan Anda.
Apakah IUD Melindungi dari PMS/IMS?
Tidak, IUD tidak memberikan perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS). IUD hanya mencegah kehamilan. Jika Anda berisiko terkena IMS, Anda tetap harus menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim.
Berapa Lama IUD dapat Digunakan?
Durasi penggunaan IUD bervariasi tergantung jenisnya:
- IUD Hormonal: 3 hingga 8 tahun, tergantung pada merek (misalnya, Skyla 3 tahun, Kyleena 5 tahun, Mirena dan Liletta 8 tahun).
- IUD Tembaga: Hingga 10 tahun atau bahkan lebih (beberapa penelitian menunjukkan efektivitas hingga 12 tahun).
Selalu periksa instruksi produk spesifik atau tanyakan kepada dokter Anda mengenai durasi yang direkomendasikan untuk IUD Anda.
Bagaimana Jika Saya Hamil dengan IUD?
Kemungkinan hamil dengan IUD sangat rendah karena efektivitasnya yang lebih dari 99%. Namun, jika terjadi, penting untuk segera menghubungi dokter Anda. Dokter akan memeriksa lokasi kehamilan (untuk menyingkirkan kehamilan ektopik) dan mendiskusikan pilihan. Terkadang IUD dapat dilepas dengan aman pada awal kehamilan untuk mengurangi risiko komplikasi, tetapi ini harus dilakukan oleh profesional medis. Pelepasan IUD saat hamil memiliki risiko keguguran.
Apakah Saya Bisa Menggunakan Tampon atau Menstrual Cup dengan IUD?
Ya, setelah periode awal pasca pemasangan (biasanya satu minggu), Anda dapat menggunakan tampon atau menstrual cup dengan IUD. Namun, saat menggunakan menstrual cup, berhati-hatilah saat melepaskannya. Pastikan untuk memecah vakum sepenuhnya sebelum menariknya keluar, dan pastikan benang IUD tidak terjepit saat melepaskan cup. Jika Anda khawatir, bicarakan dengan dokter Anda.
Apakah Ada Pembatasan Aktivitas Setelah Pemasangan IUD?
Selain saran untuk menghindari hubungan intim dan mungkin berendam selama beberapa hari, sebagian besar aktivitas normal dapat dilanjutkan setelah pemasangan IUD. Anda bisa berolahraga, bekerja, atau melakukan aktivitas harian lainnya sesuai toleransi Anda. Dengarkan tubuh Anda; jika Anda merasa nyeri atau kram, istirahatlah.
Bagaimana Jika Saya Tidak Puas dengan IUD Saya?
Jika Anda tidak puas dengan IUD Anda karena efek samping yang tidak dapat ditoleransi, atau jika Anda memutuskan ingin mencoba metode lain, Anda selalu bisa meminta dokter untuk melepasnya. Anda memiliki hak untuk memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dan nyaman bagi Anda.
Kesimpulan
IUD adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif, nyaman, dan jangka panjang yang telah merevolusi perencanaan keluarga bagi banyak wanita. Dengan dua jenis utama, hormonal dan tembaga, IUD menawarkan fleksibilitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan preferensi.
Memahami proses cara pasang IUD secara detail, mulai dari persiapan pra-pemasangan hingga perawatan pasca-pemasangan, dapat membantu mengurangi kekhawatiran dan mempersiapkan Anda untuk pengalaman yang lebih positif. Penting untuk diingat bahwa setiap langkah, dari konsultasi awal hingga pemeriksaan benang mandiri, adalah bagian integral dari penggunaan IUD yang sukses dan aman.
Meskipun ada potensi efek samping dan risiko, sebagian besar bersifat ringan dan sementara, sementara komplikasi serius sangat jarang terjadi. Dengan informasi yang akurat, Anda dapat membedakan antara fakta dan mitos, membuat keputusan yang tepat, dan merasa lebih percaya diri dalam pilihan kontrasepsi Anda.
Pada akhirnya, keputusan untuk menggunakan IUD adalah pilihan pribadi yang harus didasarkan pada informasi yang komprehensif dan diskusi terbuka dengan profesional kesehatan Anda. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin kepada dokter atau bidan Anda. Mereka adalah sumber daya terbaik untuk memberikan saran yang disesuaikan dengan riwayat kesehatan dan kebutuhan individu Anda. Semoga artikel ini memberikan panduan yang jelas dan memberdayakan Anda untuk membuat pilihan kontrasepsi yang terbaik untuk diri Anda.