Aluminium hidroksida (Al(OH)₃) adalah senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan aktif dalam obat-obatan antasida. Fungsinya utama adalah untuk menetralisir kelebihan asam lambung (asam klorida), sehingga meredakan gejala seperti mulas, gangguan pencernaan, dan refluks asam. Memahami dosis aluminium hidroksida yang tepat sangat penting untuk efektivitas pengobatan sekaligus meminimalkan risiko efek samping.
Sebagai antasida, aluminium hidroksida bekerja secara lokal di saluran pencernaan. Ia bereaksi dengan asam lambung menghasilkan air dan garam aluminium klorida. Efeknya biasanya relatif lambat namun tahan lama dibandingkan dengan antasida berbasis natrium bikarbonat. Kesalahan dalam dosis dapat menyebabkan kurang efektifnya penetralisiran asam atau, sebaliknya, menyebabkan masalah pencernaan lebih lanjut.
Dosis aluminium hidroksida sangat bergantung pada bentuk sediaan (cair, tablet kunyah, atau kombinasi) serta konsentrasi zat aktif di dalamnya. Informasi berikut bersifat umum dan harus selalu dikonfirmasi dengan petunjuk pada kemasan produk atau anjuran dokter.
Dosis standar untuk meredakan mulas sesekali biasanya berkisar:
Penting untuk dicatat bahwa dosis maksimum harian tidak boleh dilebihi tanpa pengawasan medis, terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
Dalam konteks medis tertentu, seperti digunakan sebagai pengikat fosfat pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, dosis aluminium hidroksida akan jauh lebih tinggi dan ditetapkan secara individual oleh nefrolog. Dosis ini mungkin memerlukan pemantauan ketat kadar aluminium dalam darah.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi seberapa cepat obat bekerja atau apakah dosis perlu disesuaikan:
Penggunaan dosis yang terlalu tinggi atau penggunaan jangka panjang aluminium hidroksida dapat memicu beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping yang paling umum adalah konstipasi (sembelit). Ini terjadi karena ion aluminium dapat mengurangi motilitas usus.
Lebih serius lagi, penggunaan kronis dosis tinggi tanpa pengawasan dapat menyebabkan penumpukan aluminium dalam tubuh (aluminium toksisitas), yang berpotensi mempengaruhi sistem saraf dan tulang. Inilah mengapa pembatasan dosis harian sangat ditekankan.
Banyak produk antasida yang tersedia di pasaran merupakan kombinasi aluminium hidroksida dengan magnesium hidroksida. Magnesium hidroksida sering ditambahkan karena memiliki efek laksatif (pencahar) yang berfungsi menyeimbangkan efek konstipasi yang ditimbulkan oleh aluminium. Dalam kasus kombinasi ini, total dosis harus tetap diperhitungkan berdasarkan kandungan masing-masing zat aktif.
Kesimpulannya, aluminium hidroksida adalah agen penetralisir asam yang efektif. Pengaturan dosis yang tepat, sesuai dengan indikasi medis dan batasan keamanan harian, adalah kunci untuk mendapatkan manfaat terapeutik tanpa mengalami efek samping yang tidak diinginkan.