Hormon memainkan peran krusial dalam mengatur hampir semua fungsi tubuh, mulai dari pertumbuhan, metabolisme, hingga suasana hati. Di antara kelompok hormon yang paling fundamental adalah **hormon androgen**. Istilah "androgen" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "menghasilkan pria" (andros = pria, gennan = menghasilkan). Meskipun demikian, penting untuk dipahami bahwa androgen bukanlah hormon yang eksklusif dimiliki oleh pria; ia juga sangat penting bagi kesehatan wanita, meskipun dalam kadar yang jauh lebih rendah.
Androgen adalah kelompok hormon steroid yang memiliki efek maskulinisasi, yang berarti mereka bertanggung jawab atas perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria. Hormon yang paling terkenal dan paling kuat dalam kelompok androgen adalah **testosteron**. Selain testosteron, androgen lain yang diproduksi tubuh meliputi dehydroepiandrosterone (DHEA) dan androstenedione.
Produksi utama androgen pada pria berasal dari testis, sementara pada wanita, produksi utamanya terjadi di ovarium dan kelenjar adrenal. Keseimbangan produksi hormon ini diatur melalui umpan balik kompleks yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak.
Testosteron sering disebut sebagai "hormon pria" karena perannya yang dominan dalam fisiologi pria. Namun, fungsinya meluas jauh melampaui sekadar fungsi reproduksi.
Walaupun kadarnya jauh lebih rendah (sekitar 1/10 hingga 1/20 dari kadar pria), testosteron tetap penting bagi wanita. Pada wanita, testosteron berkontribusi signifikan terhadap:
Kadar testosteron yang terlalu rendah pada wanita dapat menyebabkan penurunan libido, kelelahan kronis, dan penurunan kepadatan tulang, mirip dengan kondisi yang dialami pria.
Gangguan pada kadar hormon androgen, baik itu kekurangan (hipogonadisme) maupun kelebihan (hiperandrogenisme), dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Pada pria, kadar testosteron yang menurun seiring bertambahnya usia (Andropause) sering dikaitkan dengan penurunan massa otot, peningkatan lemak tubuh, disfungsi ereksi, dan depresi. Sebaliknya, kadar yang terlalu tinggi, terutama yang disebabkan oleh penggunaan suplemen ilegal, dapat menyebabkan masalah hati, agresivitas, dan masalah jantung.
Pada wanita, kadar androgen yang berlebihan sering terlihat pada kondisi medis seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Gejala hiperandrogenisme pada wanita meliputi pertumbuhan rambut wajah dan tubuh berlebihan (hirsutisme), jerawat parah, siklus menstruasi tidak teratur, dan penambahan berat badan.
Memahami hormon androgen dan testosteron adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan holistik. Konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan jika muncul gejala ketidakseimbangan hormon, karena tes darah dapat memberikan gambaran akurat mengenai kadar hormon dan penanganan yang tepat dapat disesuaikan secara individual.