Jenis Batuan Beku Dalam: Formasi, Sifat, dan Klasifikasi Lengkap

Batuan beku adalah salah satu dari tiga jenis batuan utama di Bumi, bersama dengan batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan ini terbentuk dari pendinginan dan pembekuan magma (batuan leleh di bawah permukaan Bumi) atau lava (batuan leleh di permukaan Bumi). Klasifikasi batuan beku dibagi menjadi dua kategori besar berdasarkan lokasi pembekuannya: batuan beku ekstrusif (luar) yang terbentuk di permukaan atau dekat permukaan, dan batuan beku intrusif (dalam) yang terbentuk jauh di dalam kerak Bumi.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang batuan beku dalam, juga dikenal sebagai batuan plutonik. Pembentukan mereka di kedalaman Bumi memberikan karakteristik unik, mulai dari tekstur hingga komposisi mineral, yang membedakannya dari saudara-saudaranya yang ekstrusif. Memahami batuan beku dalam tidak hanya krusial bagi geologi, tetapi juga memiliki implikasi penting dalam eksplorasi sumber daya mineral dan penggunaan material konstruksi.

Simbol Magma Panas Representasi visual magma atau panas bumi. MAGMA

Ilustrasi sederhana magma di kedalaman bumi.

Apa Itu Batuan Beku dan Klasifikasinya?

Batuan beku terbentuk ketika material batuan cair, yang dikenal sebagai magma (jika di bawah permukaan) atau lava (jika di permukaan), mendingin dan mengeras. Proses pendinginan ini dapat terjadi secara perlahan-lahan di kedalaman atau sangat cepat di permukaan, menghasilkan berbagai jenis batuan dengan karakteristik yang berbeda.

Klasifikasi Umum Batuan Beku:

Secara garis besar, batuan beku dibagi menjadi:

Batuan Beku Dalam (Plutonik): Karakteristik Utama

Batuan beku dalam merupakan saksi bisu dari proses geologi yang berlangsung di kedalaman Bumi. Mereka terbentuk dari magma yang naik dari mantel atau meleleh di kerak Bumi, kemudian membeku di bawah lapisan batuan lainnya. Kedalaman pembentukan ini krusial karena mempengaruhi laju pendinginan, tekanan, dan interaksi kimiawi.

Tekstur Batuan Beku Dalam

Tekstur adalah salah satu karakteristik paling mencolok dari batuan beku dalam. Laju pendinginan yang lambat di kedalaman memungkinkan mineral untuk tumbuh menjadi kristal yang relatif besar. Tekstur yang paling umum adalah:

Komposisi Mineralogi Umum

Komposisi mineral batuan beku dalam sangat bervariasi tergantung pada komposisi magma awalnya. Namun, beberapa mineral adalah konstituen umum:

Jenis-jenis Batuan Beku Dalam Utama dan Detailnya

Batuan beku dalam diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineralogi, terutama proporsi kuarsa, feldspar (alkali dan plagioklas), dan mineral mafik (kaya besi dan magnesium seperti amfibol, piroksen, olivin). Diagram QAPF (Quartz, Alkali Feldspar, Plagioclase, Feldspathoid) adalah alat standar untuk klasifikasi ini.

1. Granit

Granit adalah batuan beku intrusif yang paling dikenal dan melimpah di kerak benua. Nama "granit" berasal dari bahasa Latin granum, yang berarti "butir", mengacu pada teksturnya yang kasar dan berbutir. Granit terbentuk dari pendinginan magma yang kaya silika dan alkali di kedalaman Bumi, yang seringkali diasosiasikan dengan zona subduksi dan tumbukan lempeng.

Komposisi Mineralogi Granit:

Granit didefinisikan oleh komposisi mineral utamanya: kuarsa (20-60%), feldspar alkali (ortoklas, mikroklin), dan plagioklas (umumnya oligoklas atau albit). Mineral mafik umumnya kurang dari 20%, dan yang paling umum adalah biotit dan hornblende. Kadang-kadang, muskovit juga hadir.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Magma granit terbentuk melalui pelelehan parsial kerak benua atau diferensiasi magma basaltik. Ia naik dan mengintrusi batuan yang sudah ada, membeku perlahan-lahan membentuk tubuh batuan intrusif besar seperti batolit, stok, atau lakolit. Lingkungan tektonik utama untuk pembentukan granit adalah di zona tumbukan benua-benua, busur benua di atas zona subduksi, dan terkadang di lingkungan ekstensional kontinental.

Penggunaan:

Karena kekerasan, ketahanan terhadap cuaca, dan estetika, granit adalah batuan yang sangat dihargai. Ia digunakan secara luas sebagai:

Ilustrasi Granit Pola kasar acak yang mewakili tekstur faneritik granit dengan kristal berbagai ukuran. Granit

Representasi visual tekstur faneritik granit.

2. Diorit

Diorit adalah batuan beku intrusif menengah yang secara komposisi berada di antara granit dan gabro. Namanya berasal dari bahasa Yunani diorizein, yang berarti "untuk memisahkan", mungkin mengacu pada perbedaan mineral yang dapat dilihat dengan jelas.

Komposisi Mineralogi Diorit:

Diorit didominasi oleh plagioklas feldspar (terutama andesin) dan mineral mafik seperti hornblende dan biotit. Kuarsa biasanya kurang dari 5% (atau tidak ada sama sekali), dan jika ada, ia mengklasifikasikan batuan sebagai kuarsa diorit. Piroksen seperti augit juga dapat hadir. Feldspar alkali hampir tidak ada.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Diorit terbentuk dari pendinginan magma yang memiliki komposisi andesitik atau basaltik yang telah mengalami diferensiasi. Pembentukannya sering dikaitkan dengan busur magmatik di atas zona subduksi, di mana pelelehan parsial kerak samudra atau bagian bawah kerak benua menghasilkan magma dengan komposisi menengah. Diorit dapat ditemukan sebagai bagian dari batolit atau stok.

Penggunaan:

Meskipun tidak sepopuler granit, diorit juga digunakan sebagai:

Ilustrasi Diorit Pola "salt-and-pepper" yang mewakili tekstur faneritik diorit dengan kontras antara butiran gelap dan terang. Diorit

Representasi visual tekstur diorit yang khas (abu-abu gelap dengan bintik terang).

3. Gabro

Gabro adalah batuan beku intrusif mafik yang ekuivalen dengan basal ekstrusif. Namanya berasal dari kota Gabbro di Tuscany, Italia. Gabro adalah komponen utama kerak samudra bagian bawah dan merupakan batuan dasar bagi banyak jenis deposit mineral penting.

Komposisi Mineralogi Gabro:

Gabro didominasi oleh plagioklas feldspar (terutama labradorit atau bitownit, kaya kalsium) dan piroksen (terutama augit). Olivin bisa hadir dalam jumlah signifikan, dan jika lebih dari 10%, batuan bisa disebut olivin gabro. Mineral tambahan lainnya termasuk hornblende dan biotit dalam jumlah kecil.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Gabro terbentuk dari pendinginan magma basaltik di bawah permukaan Bumi. Magma ini seringkali berasal dari pelelehan parsial mantel Bumi. Lingkungan pembentukannya meliputi:

Penggunaan:

Gabro adalah batuan yang kuat dan tahan lama, menjadikannya berharga sebagai:

Ilustrasi Gabro Pola gelap dengan sedikit butiran terang yang mewakili tekstur faneritik gabro. Gabro

Representasi visual tekstur gabro yang gelap.

4. Peridotit

Peridotit adalah batuan beku intrusif ultrabasa, artinya batuan ini sangat kaya akan mineral mafik dan sangat miskin silika (kurang dari 45%). Peridotit adalah batuan utama yang membentuk mantel Bumi.

Komposisi Mineralogi Peridotit:

Peridotit sebagian besar terdiri dari olivin (minimal 40%) dan piroksen (terutama ortopiroksen dan klinopiroksen). Mineral tambahan bisa termasuk hornblende, kromit, magnetit, dan garnet. Tidak ada feldspar atau kuarsa.

Jenis-jenis peridotit meliputi:

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Peridotit adalah batuan mantel. Ia muncul di permukaan melalui dua mekanisme utama:

Penggunaan:

Meskipun tidak umum sebagai batuan bangunan, peridotit memiliki kepentingan besar:

Ilustrasi Peridotit Pola hijau gelap dengan butiran hijau zaitun yang mewakili olivin dalam peridotit. Peridotit

Representasi visual tekstur peridotit (hijau gelap, kaya olivin).

5. Syenit

Syenit adalah batuan beku intrusif felsik hingga menengah yang relatif langka, dinamai dari Syene (sekarang Aswan), Mesir. Ciri khasnya adalah dominasi feldspar alkali dan relatif miskin kuarsa.

Komposisi Mineralogi Syenit:

Syenit didominasi oleh feldspar alkali (ortoklas atau mikroklin) dengan sejumlah kecil plagioklas. Kandungan kuarsa kurang dari 5%. Mineral mafik yang umum adalah hornblende, biotit, dan kadang-kadang piroksen (augit). Beberapa syenit dapat mengandung mineral feldspathoid seperti nefelin, yang kemudian disebut nefelin syenit.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Syenit terbentuk dari pendinginan magma yang kaya akan alkali dan aluminium, tetapi relatif miskin silika. Magma syenitik sering dihasilkan melalui diferensiasi magma basaltik atau pelelehan parsial kerak bawah di lingkungan tektonik ekstensional (misalnya, rift kontinental) atau di intrusi anorogenik (tidak terkait dengan pembentukan pegunungan).

Penggunaan:

Mirip dengan granit, syenit digunakan sebagai:

6. Monzonit

Monzonit adalah batuan beku intrusif yang secara komposisi berada di antara syenit dan diorit. Namanya berasal dari Monzoni di Pegunungan Alpen Italia.

Komposisi Mineralogi Monzonit:

Monzonit dicirikan oleh proporsi yang hampir sama antara feldspar alkali dan plagioklas. Kandungan kuarsa biasanya kurang dari 5% (jika lebih, disebut kuarsa monzonit), dan mineral feldspathoid juga bisa hadir. Mineral mafik yang umum adalah hornblende dan biotit, kadang-kadang piroksen.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Monzonit terbentuk dari magma yang komposisinya menengah, seringkali melalui proses diferensiasi magma basaltik atau pelelehan kerak. Mereka umumnya ditemukan di lingkungan busur magmatik kontinental dan kadang-kadang di zona tumbukan benua.

Penggunaan:

Monzonit digunakan sebagai material konstruksi dan dekoratif, mirip dengan granit dan diorit.

7. Anortosit

Anortosit adalah batuan beku intrusif felsik hingga menengah yang tidak biasa, yang hampir seluruhnya terdiri dari plagioklas feldspar (minimal 90%). Komposisi mineral ini sangat spesifik, membuatnya menonjol dari jenis batuan beku lainnya.

Komposisi Mineralogi Anortosit:

Seperti disebutkan, anortosit didominasi oleh plagioklas feldspar (biasanya labradorit atau bytownit). Mineral mafik hadir dalam jumlah sangat kecil (kurang dari 10%) dan dapat berupa piroksen, olivin, atau ilmenit.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Ada dua jenis utama anortosit dengan asal yang berbeda:

Menariknya, anortosit adalah batuan yang sangat umum di Bulan, membentuk dataran tinggi bulan yang terang. Proses pembentukannya di Bulan diduga melibatkan kristalisasi fraksional dari lautan magma global.

Penggunaan:

Anortosit dengan labradorescence (misalnya, labradorit) sangat dihargai sebagai batu permata atau batu hias. Selain itu, anortosit dapat digunakan sebagai agregat dan sumber mineral tertentu.

8. Tonalit

Tonalit adalah batuan beku intrusif felsik yang mirip dengan granit tetapi dengan dominasi plagioklas daripada feldspar alkali. Namanya berasal dari Gunung Tonale di Pegunungan Alpen Italia.

Komposisi Mineralogi Tonalit:

Tonalit didominasi oleh plagioklas feldspar (lebih dari 65% dari total feldspar) dan mengandung lebih dari 20% kuarsa. Mineral mafik yang umum adalah hornblende dan biotit. Feldspar alkali hadir dalam jumlah kecil atau tidak ada sama sekali. Jika mengandung feldspar alkali dalam jumlah signifikan (>10% dari total feldspar), ia digolongkan sebagai granodiorit.

Ciri-ciri Fisik:

Formasi dan Lingkungan Geologi:

Tonalit sering terbentuk di lingkungan busur magmatik kontinental, di mana subduksi lempeng samudra menyebabkan pelelehan parsial kerak samudra dan/atau mantel, menghasilkan magma yang berevolusi menjadi tonalit. Mereka merupakan komponen penting dari batolit-batolit besar di zona konvergen.

Penggunaan:

Tonalit digunakan sebagai material bangunan dan agregat, serupa dengan granit dan diorit.

9. Granodiorit

Sebagai tambahan, seringkali kita menemukan Granodiorit, yang merupakan batuan peralihan antara granit dan diorit. Ini adalah batuan beku intrusif yang komposisinya didominasi oleh plagioklas feldspar, kuarsa (20-60%), dan sejumlah signifikan feldspar alkali (antara 10-65% dari total feldspar). Mineral mafik yang umum adalah biotit dan hornblende. Granodiorit sangat umum di batolit-batolit besar di sepanjang busur benua, terutama yang terkait dengan zona subduksi.

Proses Pembentukan Batuan Beku Dalam

Pembentukan batuan beku dalam adalah proses kompleks yang melibatkan beberapa tahapan, dari pelelehan batuan hingga kristalisasi akhir magma di kedalaman.

1. Sumber Magma

Magma, cairan panas yang membentuk batuan beku, dapat berasal dari berbagai sumber di dalam Bumi:

2. Perjalanan Magma ke Atas

Setelah terbentuk, magma, yang memiliki densitas lebih rendah daripada batuan di sekitarnya, akan cenderung naik ke permukaan. Proses ini bisa terjadi melalui rekahan, patahan, atau dengan mendesak batuan yang ada di atasnya.

3. Pendinginan dan Kristalisasi

Ketika magma naik, ia memasuki lingkungan yang lebih dingin dan tekanan yang lebih rendah. Ini menyebabkan magma mulai mendingin dan mineral-mineral di dalamnya mulai mengkristal. Karena batuan beku dalam membeku di kedalaman, proses pendinginan berlangsung sangat lambat:

Struktur Batuan Beku Dalam (Pluton)

Batuan beku dalam tidak hanya terbentuk di bawah permukaan, tetapi juga membentuk struktur geologi yang khas yang disebut pluton. Pluton adalah istilah umum untuk setiap massa batuan beku intrusif yang mengkristal di dalam kerak Bumi.

Ilustrasi Pluton Skema sederhana penampang geologi yang menunjukkan massa intrusi magma (pluton) di bawah permukaan bumi. Pluton Batuan Sedimen/Metamorf

Representasi visual pluton di bawah permukaan.

Beberapa jenis pluton utama antara lain:

Lingkungan Tektonik Pembentukan Batuan Beku Dalam

Pembentukan batuan beku dalam sangat erat kaitannya dengan lingkungan tektonik lempeng, karena aktivitas lempeng adalah pendorong utama pelelehan batuan dan pergerakan magma.

Pentingnya Batuan Beku Dalam

Batuan beku dalam memiliki signifikansi yang luas, baik dari segi ekonomi maupun ilmiah.

1. Kepentingan Ekonomi

2. Kepentingan Ilmiah

Perbedaan Detail Antar Jenis Batuan Beku Dalam

Meskipun semua batuan beku dalam memiliki tekstur faneritik yang serupa karena pendinginan lambat, perbedaan komposisi mineralogi mereka adalah kunci untuk identifikasi dan klasifikasi. Perbedaan ini merefleksikan asal usul magma, proses diferensiasi, dan lingkungan geologi.

Perbedaan ini juga dapat divisualisasikan menggunakan Diagram QAPF (Quartz-Alkali Feldspar-Plagioclase-Feldspathoid), yang merupakan standar internasional untuk mengklasifikasikan batuan beku. Diagram ini menempatkan batuan berdasarkan proporsi relatif mineral-mineral felsik utama.

Petrogenesis Magma Batuan Beku Dalam

Petrogenesis, studi tentang asal usul dan evolusi batuan, sangat penting dalam memahami batuan beku dalam. Magma yang menghasilkan batuan ini tidak selalu memiliki komposisi yang sama dengan batuan asal yang meleleh. Berbagai proses dapat mengubah komposisi magma saat ia naik dan mendingin di dalam kerak:

Interaksi kompleks dari proses-proses ini menentukan komposisi akhir, tekstur, dan mineralogi dari batuan beku dalam yang terbentuk.

Alterasi dan Pelapukan Batuan Beku Dalam

Setelah terbentuk di kedalaman, batuan beku dalam dapat mengalami berbagai proses alterasi dan pelapukan ketika mereka terangkat ke permukaan Bumi melalui erosi dan pengangkatan tektonik.

1. Alterasi Hidrotermal

Fluida panas yang berinteraksi dengan batuan dapat menyebabkan perubahan mineralogi dan kimia. Alterasi hidrotermal sangat umum di sekitar intrusi, seringkali menyebabkan pembentukan deposit bijih. Contohnya:

Proses alterasi ini tidak hanya mengubah penampilan batuan, tetapi juga seringkali mengkonsentrasikan elemen-elemen berharga, membentuk cebakan bijih.

2. Pelapukan

Ketika batuan beku dalam terpapar ke permukaan, mereka mulai mengalami pelapukan, yaitu proses dekomposisi dan disintegrasi batuan oleh pengaruh atmosfer dan hidrosfer.

Ketahanan batuan beku dalam terhadap pelapukan sangat bervariasi. Batuan yang kaya kuarsa seperti granit cenderung lebih tahan terhadap pelapukan kimia daripada batuan mafik dan ultrabasa seperti gabro dan peridotit yang mineral-mineralnya lebih mudah terurai.

Kesimpulan

Batuan beku dalam, atau batuan plutonik, adalah tulang punggung geologi Bumi, membentuk sebagian besar kerak benua dan samudra di bawah permukaan. Dari granit yang terang dan kaya kuarsa hingga peridotit yang gelap dan kaya olivin dari mantel, setiap jenis batuan menceritakan kisah unik tentang kondisi ekstrem di kedalaman Bumi.

Pembentukan mereka yang lambat di bawah tekanan dan suhu tinggi menghasilkan tekstur faneritik yang khas, di mana kristal-kristal mineral dapat dilihat dengan jelas. Komposisi mineralogi yang bervariasi—mulai dari mineral felsik seperti kuarsa dan feldspar hingga mineral mafik seperti piroksen dan olivin—mencerminkan asal-usul magma dan proses-proses evolusi kompleks seperti kristalisasi fraksional dan asimilasi.

Struktur-struktur intrusif yang mereka bentuk, seperti batolit, lakolit, sil, dan dike, adalah bukti pergerakan magma melalui kerak Bumi. Selain itu, keterkaitan batuan beku dalam dengan lingkungan tektonik lempeng, seperti zona subduksi dan rifting, menekankan peran fundamental mereka dalam dinamika planet kita.

Dari penggunaan praktis sebagai material konstruksi yang tahan lama hingga menjadi inang bagi deposit mineral berharga, batuan beku dalam memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Secara ilmiah, mereka menawarkan wawasan tak ternilai tentang proses-proses pembentukan planet, evolusi magma, dan sejarah geologi Bumi. Dengan mempelajari jenis-jenis batuan beku dalam, kita dapat lebih memahami struktur kompleks di bawah kaki kita dan kekuatan yang membentuk lanskap di sekitar kita.

🏠 Homepage