Eksplorasi Mendalam: Kekuatan dan Nuansa Kata Berakhiran 'S' dalam Berbagai Bahasa
Dalam bentangan luas linguistik, ada huruf-huruf tertentu yang, meskipun terlihat sederhana, membawa beban makna dan fungsi yang luar biasa. Salah satunya adalah huruf 'S'. Akhiran 'S', khususnya, adalah salah satu elemen gramatikal yang paling serbaguna dan sering ditemui di berbagai bahasa, terutama dalam bahasa-bahasa rumpun Indo-Eropa seperti Bahasa Inggris. Ia bisa menandakan kepemilikan, jamak, konjugasi verba, bahkan menjadi bagian integral dari kata serapan yang masuk ke dalam kosa kata Bahasa Indonesia.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam untuk membongkar segala lapisan kompleksitas dan keindahan di balik kata-kata yang berakhiran 'S'. Kita akan menjelajahi peran fundamentalnya dalam Bahasa Inggris, mengamati jejak adaptasinya dalam Bahasa Indonesia, menyelami dimensi fonologi dan morfologinya, membahas kesalahan umum, dan bahkan menyinggung evolusi historisnya. Tujuan utama kita adalah untuk tidak hanya memahami aturan, tetapi juga mengapresiasi bagaimana satu huruf tunggal dapat membentuk dan memperkaya komunikasi kita sehari-hari.
Mari kita mulai penjelajahan ini, membuka tabir misteri di balik akhiran 'S' yang tampaknya kecil, namun memiliki pengaruh besar.
Bagian 1: Peran Multiguna 'S' dalam Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang paling banyak menggunakan akhiran 'S' untuk berbagai fungsi gramatikal. Pemahaman mendalam tentang penggunaan ini krusial bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa tersebut. Dari menandakan jumlah hingga menunjukkan kepemilikan, 'S' adalah morfem yang sangat produktif.
1.1. Penanda Jamak (Plural Nouns)
Fungsi paling umum dari akhiran 'S' dalam Bahasa Inggris adalah untuk membentuk kata benda jamak. Aturan dasar ini diajarkan sejak dini dalam pembelajaran Bahasa Inggris, namun, ada banyak nuansa dan pengecualian yang patut diperhatikan.
1.1.1. Aturan Umum (Regular Plurals)
Mayoritas kata benda dalam Bahasa Inggris membentuk jamaknya hanya dengan menambahkan 'S' di akhir kata.
- Cat menjadi Cats (kucing-kucing)
- Book menjadi Books (buku-buku)
- Table menjadi Tables (meja-meja)
- House menjadi Houses (rumah-rumah)
- Car menjadi Cars (mobil-mobil)
- Tree menjadi Trees (pohon-pohon)
- Flower menjadi Flowers (bunga-bunga)
- Student menjadi Students (siswa-siswa)
- Pencil menjadi Pencils (pensil-pensil)
- Window menjadi Windows (jendela-jendela)
Ini adalah fondasi dari pembentukan jamak dan relatif mudah dipahami serta diterapkan.
1.1.2. Penambahan 'ES' (Nouns ending in s, ss, x, ch, sh, z)
Untuk kata benda yang berakhiran dengan bunyi desisan atau gesekan (s, ss, x, ch, sh, z), penambahan 'S' saja akan sulit dilafalkan. Oleh karena itu, ditambahkan 'ES' untuk memfasilitasi pengucapan.
- Bus menjadi Buses (bis-bis)
- Kiss menjadi Kisses (ciuman-ciuman)
- Box menjadi Boxes (kotak-kotak)
- Watch menjadi Watches (jam tangan-jam tangan)
- Dish menjadi Dishes (piring-piring)
- Quiz menjadi Quizzes (kuis-kuis) - perhatikan penggandaan 'z'
- Church menjadi Churches (gereja-gereja)
- Glass menjadi Glasses (gelas-gelas)
- Match menjadi Matches (pertandingan-pertandingan)
- Brush menjadi Brushes (sikat-sikat)
Pola ini menunjukkan bagaimana fonologi (suara) memengaruhi morfologi (bentuk kata) dalam bahasa.
1.1.3. Penambahan 'IES' (Nouns ending in consonant + y)
Jika sebuah kata benda berakhiran dengan konsonan diikuti oleh 'y', 'y' akan berubah menjadi 'i' sebelum 'ES' ditambahkan.
- Baby menjadi Babies (bayi-bayi)
- City menjadi Cities (kota-kota)
- Story menjadi Stories (cerita-cerita)
- Lady menjadi Ladies (wanita-wanita)
- Family menjadi Families (keluarga-keluarga)
- Country menjadi Countries (negara-negara)
- Pony menjadi Ponies (kuda poni-kuda poni)
- Cherry menjadi Cherries (ceri-ceri)
- Dictionary menjadi Dictionaries (kamus-kamus)
- Fly menjadi Flies (lalat-lalat)
Namun, jika berakhiran dengan vokal diikuti 'y', hanya 'S' yang ditambahkan (misal: Boy menjadi Boys, Key menjadi Keys).
1.1.4. Penambahan 'VES' (Nouns ending in f/fe)
Beberapa kata benda yang berakhiran dengan 'f' atau 'fe' akan mengubah 'f'/'fe' menjadi 'v' sebelum menambahkan 'ES'.
- Leaf menjadi Leaves (daun-daun)
- Knife menjadi Knives (pisau-pisau)
- Wife menjadi Wives (istri-istri)
- Wolf menjadi Wolves (serigala-serigala)
- Calf menjadi Calves (anak sapi-anak sapi)
- Shelf menjadi Shelves (rak-rak)
- Half menjadi Halves (setengah-setengah)
- Loaf menjadi Loaves (roti-roti)
- Thief menjadi Thieves (pencuri-pencuri)
Pengecualian penting: Roof menjadi Roofs, Chief menjadi Chiefs.
1.1.5. Plural Tak Beraturan (Irregular Plurals)
Tidak semua kata benda mengikuti pola teratur. Ada sejumlah kata benda yang jamaknya terbentuk secara tidak teratur, seringkali berasal dari Bahasa Inggris Kuno atau bahasa lain.
- Man menjadi Men (pria-pria)
- Woman menjadi Women (wanita-wanita)
- Child menjadi Children (anak-anak)
- Foot menjadi Feet (kaki-kaki)
- Tooth menjadi Teeth (gigi-gigi)
- Mouse menjadi Mice (tikus-tikus)
- Goose menjadi Geese (angsa-angsa)
- Ox menjadi Oxen (lembu-lembu)
Beberapa kata bahkan tidak berubah bentuk antara tunggal dan jamak (zero plural):
- Sheep (domba) -> Sheep (domba-domba)
- Deer (rusa) -> Deer (rusa-rusa)
- Fish (ikan) -> Fish (ikan-ikan) - *Fishes* juga ada, tetapi biasanya digunakan untuk jenis ikan yang berbeda.
- Series (seri) -> Series (seri-seri)
- Species (spesies) -> Species (spesies-spesies)
Kata-kata serapan dari bahasa Latin atau Yunani juga sering mempertahankan bentuk jamak aslinya:
- Criterion menjadi Criteria
- Phenomenon menjadi Phenomena
- Cactus menjadi Cacti (atau Cactuses)
- Fungus menjadi Fungi (atau Funguses)
- Nucleus menjadi Nuclei (atau Nucleuses)
- Analysis menjadi Analyses
- Basis menjadi Bases
- Oasis menjadi Oases
- Thesis menjadi Theses
- Curriculum menjadi Curricula (atau Curriculums)
- Memorandum menjadi Memoranda (atau Memorandums)
- Datum (jarang digunakan tunggal) menjadi Data
- Stratum menjadi Strata
- Alumnus (pria) menjadi Alumni
- Alumna (wanita) menjadi Alumnae
Memahami plural tak beraturan ini memerlukan hafalan dan paparan konstan terhadap bahasa.
1.2. Penanda Kepemilikan (Possessive Nouns)
Selain jamak, 'S' juga berfungsi sebagai penanda kepemilikan. Ini sering disebut sebagai "apostrophe S" ( 's ).
1.2.1. Kata Benda Tunggal
Untuk kata benda tunggal, penanda kepemilikan dibentuk dengan menambahkan apostrof dan 'S' ('s).
- The boy's toy (mainan milik anak laki-laki itu)
- The car's engine (mesin mobil itu)
- My mother's advice (nasihat ibuku)
- John's book (buku milik John)
- The cat's tail (ekor kucing itu)
- The doctor's office (kantor dokter itu)
- Yesterday's news (berita kemarin)
- Indonesia's capital (ibu kota Indonesia)
- The world's population (populasi dunia)
- My sister's room (kamar adikku)
Bahkan untuk nama yang berakhiran 'S', gaya penulisan bisa bervariasi. Umumnya, 's tetap ditambahkan:
- James's car (mobil milik James)
- Charles's house (rumah milik Charles)
Meskipun beberapa gaya penulisan (terutama dalam jurnalisme) mungkin hanya menggunakan apostrof saja (James' car), penambahan 's setelah nama yang berakhiran 's' adalah yang paling umum dan dianggap lebih benar secara tata bahasa modern.
1.2.2. Kata Benda Jamak
Untuk kata benda jamak yang sudah berakhiran 'S', hanya apostrof yang ditambahkan setelah 'S' untuk menunjukkan kepemilikan.
- The boys' toys (mainan milik anak-anak laki-laki itu)
- The teachers' lounge (ruang istirahat para guru)
- My parents' house (rumah orang tuaku)
- The students' projects (proyek-proyek para siswa)
- The companies' policies (kebijakan-kebijakan perusahaan-perusahaan itu)
- Two weeks' notice (pemberitahuan dua minggu)
- The Smiths' residence (kediaman keluarga Smith)
- The animals' habitat (habitat para hewan)
- The workers' rights (hak-hak para pekerja)
- The cities' populations (populasi kota-kota itu)
Jika kata benda jamak tidak berakhiran 'S' (plural tak beraturan), maka 's tetap ditambahkan seperti kata benda tunggal.
- The children's books (buku-buku milik anak-anak itu)
- The men's locker room (ruang ganti pria)
- The women's suffrage movement (gerakan hak pilih wanita)
- The people's choice (pilihan rakyat)
- The mice's cheese (keju milik tikus-tikus itu)
1.3. Konjugasi Verba (Third Person Singular Present Tense)
Dalam simple present tense, verba yang digunakan dengan subjek orang ketiga tunggal (he, she, it, atau kata benda tunggal) harus diakhiri dengan 'S' atau 'ES'. Ini adalah salah satu aturan fundamental dalam tata bahasa Inggris.
1.3.1. Penambahan 'S' (Aturan Umum)
Untuk sebagian besar verba, cukup tambahkan 'S' di akhir kata.
- He walks every morning. (Dia berjalan setiap pagi.)
- She sings beautifully. (Dia bernyanyi dengan indah.)
- It rains a lot here. (Sering hujan di sini.)
- The dog barks loudly. (Anjing itu menggonggong dengan keras.)
- He reads many books. (Dia membaca banyak buku.)
- She writes letters. (Dia menulis surat.)
- It looks good. (Itu terlihat bagus.)
- The cat sleeps soundly. (Kucing itu tidur nyenyak.)
- My brother works in a factory. (Kakakku bekerja di pabrik.)
- The plant grows fast. (Tanaman itu tumbuh cepat.)
1.3.2. Penambahan 'ES' (Verbs ending in s, ss, x, ch, sh, z, o)
Mirip dengan kata benda jamak, verba yang berakhiran dengan bunyi desisan atau gesekan (s, ss, x, ch, sh, z), atau 'o', memerlukan penambahan 'ES'.
- He goes to school. (Dia pergi ke sekolah.)
- She does her homework. (Dia mengerjakan PR-nya.)
- He watches TV. (Dia menonton TV.)
- She finishes work early. (Dia menyelesaikan pekerjaan lebih awal.)
- It fixes the problem. (Itu memperbaiki masalah.)
- He kisses his wife goodbye. (Dia mencium istrinya sebagai perpisahan.)
- She teaches English. (Dia mengajar Bahasa Inggris.)
- He pushes the door open. (Dia mendorong pintu hingga terbuka.)
- The buzzing bee buzzes around. (Lebah yang berdengung itu berdengung di sekitar.)
- He passes the exam. (Dia lulus ujian.)
1.3.3. Penambahan 'IES' (Verbs ending in consonant + y)
Jika sebuah verba berakhiran dengan konsonan diikuti oleh 'y', 'y' berubah menjadi 'i' sebelum 'ES' ditambahkan.
- She studies diligently. (Dia belajar dengan giat.)
- He tries his best. (Dia mencoba yang terbaik.)
- The baby cries loudly. (Bayi itu menangis keras.)
- She flies kites. (Dia menerbangkan layang-layang.)
- He carries a heavy bag. (Dia membawa tas berat.)
- The dog denies the treat. (Anjing itu menolak camilan itu.)
- She applies for a job. (Dia melamar pekerjaan.)
- He multiplies numbers easily. (Dia mengalikan angka dengan mudah.)
- The bird spies on us. (Burung itu mengintai kita.)
- She worries about her future. (Dia khawatir tentang masa depannya.)
Sama seperti kata benda, jika berakhiran dengan vokal diikuti 'y', hanya 'S' yang ditambahkan (misal: He plays, she enjoys).
1.4. Kontraksi (Contractions)
Akhiran 'S' juga muncul dalam kontraksi yang melibatkan verba bantu 'is' atau 'has', serta 'us' (meski lebih jarang dan tidak standar).
- It's = It is / It has (Ini adalah / Ini memiliki)
- He's = He is / He has (Dia adalah / Dia memiliki)
- She's = She is / She has (Dia adalah / Dia memiliki)
- Who's = Who is / Who has (Siapa yang adalah / Siapa yang memiliki)
- What's = What is / What has (Apa yang adalah / Apa yang memiliki)
- There's = There is / There has (Ada / Telah ada)
- That's = That is / That has (Itu adalah / Itu memiliki)
- Where's = Where is / Where has (Di mana adalah / Di mana telah)
- How's = How is / How has (Bagaimana adalah / Bagaimana telah)
- When's = When is / When has (Kapan adalah / Kapan telah)
Penting untuk membedakan antara kontraksi it's dan kata ganti kepemilikan its. It's selalu berarti "it is" atau "it has," sedangkan its berarti "miliknya" (bukan manusia/hewan).
- It's a beautiful day. (Ini adalah hari yang indah.)
- The dog wagged its tail. (Anjing itu mengibaskan ekornya.)
1.5. Akhiran dalam Kata Keterangan (Adverbs)
Meskipun tidak seumum kata benda atau verba, beberapa kata keterangan dalam Bahasa Inggris juga berakhiran 'S'. Ini seringkali adalah sisa-sisa bentuk genitif lama atau perkembangan etimologis yang unik.
- Always (selalu)
- Sometimes (terkadang)
- Towards (ke arah)
- Backwards (mundur)
- Forwards (maju)
- Homewards (ke arah rumah)
- Sideways (menyamping)
- Anywhere else (di tempat lain)
Beberapa di antaranya memiliki varian tanpa 'S' (misalnya, "toward" dan "towards" keduanya benar, meskipun "towards" lebih umum dalam Bahasa Inggris Britania).
1.6. Akronim dan Singkatan
Dalam beberapa kasus, 'S' muncul sebagai bagian dari akronim atau singkatan, seringkali menunjukkan jamak atau nama proper.
- U.S. (United States)
- STEMS (Science, Technology, Engineering, Mathematics, and Statistics)
- UN's (United Nations') - ini kepemilikan
Penggunaan 'S' pada akronim untuk pluralitas terkadang menjadi perdebatan, misalnya "CDs" versus "CD's". Gaya modern cenderung menghilangkan apostrof kecuali untuk kepemilikan.
1.7. Frasa Idiomatik dan Ungkapan
Akhiran 'S' juga ditemukan dalam berbagai frasa idiomatik dan ungkapan beku, seringkali sebagai sisa dari bentuk kuno atau kekhasan bahasa.
- For goodness' sake! (Demi Tuhan!)
- For heaven's sake! (Demi surga!)
- A stone's throw away (jarak lemparan batu, sangat dekat)
- A hair's breadth (setipis rambut, sangat kecil)
- At arm's length (pada jarak lengan, menjaga jarak)
- Keep up with the Joneses (mengikuti gaya hidup tetangga, bersaing sosial)
Dalam kasus ini, fungsi 'S' tidak selalu bisa dianalisis secara gramatikal murni, melainkan merupakan bagian dari unit makna yang lebih besar.
Bagian 2: Jejak 'S' dalam Bahasa Indonesia (Adaptasi dan Inovasi)
Meskipun Bahasa Indonesia tidak memiliki akhiran 'S' yang berfungsi secara gramatikal untuk pluralitas atau kepemilikan seperti dalam Bahasa Inggris, pengaruhnya tetap terasa, terutama melalui kata-kata serapan dan istilah teknis. Bahasa Indonesia umumnya menggunakan reduplikasi atau penambahan kata "para", "beberapa", "banyak" untuk menunjukkan jamak.
2.1. Kata Serapan dan Pelestarian 'S' Asli
Banyak kata dari Bahasa Inggris (dan bahasa lain) yang berakhiran 'S' diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Menariknya, 'S' akhir ini sering kali dipertahankan, meskipun fungsinya sebagai penanda jamak sering kali diabaikan atau disalahpahami dalam konteks Bahasa Indonesia.
2.1.1. Kata Benda Serapan
Ketika kata benda jamak dari Bahasa Inggris diserap, 'S' seringkali ikut terbawa, tetapi kata tersebut kemudian diperlakukan sebagai kata tunggal dalam Bahasa Indonesia.
- Bisnis (dari "business" - seringkali disalahartikan sebagai jamak dari "bi" atau semacamnya, padahal "business" sendiri tunggal)
- Aset (dari "assets" - dalam Bahasa Inggris jamak, dalam Bahasa Indonesia tunggal. Untuk jamaknya bisa "banyak aset")
- Fasilitas (dari "facilities" - jamak, menjadi tunggal di Indonesia. Jamaknya "fasilitas-fasilitas" atau "beberapa fasilitas")
- Resepsi (dari "reception", bukan "receptions")
- Krisma (dari "chrism")
- Narkosis (dari "narcosis")
- Taksasi (dari "taxation")
- Analisis (dari "analysis" - perhatikan bentuk jamak aslinya "analyses")
- Sintesis (dari "synthesis" - jamak aslinya "syntheses")
- Diagnosis (dari "diagnosis" - jamak aslinya "diagnoses")
- Tesis (dari "thesis" - jamak aslinya "theses")
- Basis (dari "basis" - jamak aslinya "bases")
- Krisis (dari "crisis" - jamak aslinya "crises")
- Status (dari "status" - jamak aslinya "status")
- Series (dari "series" - jamak aslinya "series")
- Virus (dari "virus" - jamak aslinya "viruses")
- Kaktus (dari "cactus" - jamak aslinya "cacti")
Fenomena ini menunjukkan bahwa penutur Bahasa Indonesia cenderung mengasimilasi seluruh kata asing tanpa menganalisis morfem-morfem pembentuknya, terutama jika morfem tersebut tidak memiliki padanan fungsi dalam tata bahasa lokal.
2.1.2. Kata Kerja Serapan (yang berakhiran 's' atau 'is')
Beberapa kata kerja serapan dari Bahasa Inggris atau bahasa Latin/Yunani juga diakhiri dengan 'S', namun bukan sebagai penanda konjugasi.
- Memproses (dari "process")
- Menganalisis (dari "analyze")
- Mensintesis (dari "synthesize")
- Mendiagnosis (dari "diagnose")
Dalam kasus ini, 's' adalah bagian dari akar kata itu sendiri, bukan sebuah imbuhan gramatikal.
2.2. Nama Diri dan Geografis
Banyak nama orang atau tempat, baik lokal maupun asing, yang secara kebetulan atau etimologi berakhiran 'S'. Dalam Bahasa Indonesia, 'S' ini hanyalah bagian dari nama dan tidak memiliki fungsi gramatikal tambahan.
- Bagas
- Faris
- Agus
- Makassar
- Flores
- Malang (bukan Malang's, tapi ada di Bahasa Jawa seperti Suroboyo's, Bandong's, dll. yang ini sudah teradaptasi)
- Tanjungpinang
- Tulus
- Hans
- Dennis
- Carlos
- Santos
- Texas
- Paris
- Brussels
- Atenas (Athena dalam Bahasa Spanyol)
- Buenos Aires
Ketika nama-nama ini digunakan dalam konteks kepemilikan, Bahasa Indonesia akan menggunakan struktur yang berbeda, seperti "mobil Bagas" bukan "Bagas's mobil".
2.3. Pengaruh Gramatikal Bahasa Inggris: Misinterpretasi dan Adaptasi
Salah satu tantangan terbesar bagi penutur Bahasa Indonesia dalam mempelajari Bahasa Inggris adalah memahami perbedaan fungsi 'S' dalam kedua bahasa. Karena Bahasa Indonesia tidak memiliki konsep pluralitas atau kepemilikan melalui akhiran 'S', sering terjadi kesalahpahaman.
- Kesalahan umum: Menganggap kata serapan seperti "assets" sudah jamak dan menambahkan kata "banyak" di depannya (misal: "banyak assets" yang bisa dianggap redundant jika "assets" sudah jamak).
- Kesalahan umum: Menambahkan 'S' pada kata kerja Bahasa Inggris ketika subjeknya bukan orang ketiga tunggal.
- Kesalahan umum: Menghilangkan 'S' pada kata kerja Bahasa Inggris ketika subjeknya adalah orang ketiga tunggal.
- Penggunaan "s" sebagai penanda jamak di Bahasa Indonesia, misalnya "buku-buku" seringkali diubah menjadi "buku-s" oleh penutur yang sangat terpengaruh Bahasa Inggris, padahal ini tidak baku.
Adaptasi linguistik ini menunjukkan bagaimana kontak bahasa dapat menyebabkan "interlanguage interference" di mana aturan dari satu bahasa diterapkan secara tidak tepat pada bahasa lain.
2.4. Terminologi Ilmiah dan Teknis
Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sering mengimpor terminologi secara langsung dari bahasa Latin, Yunani, atau Inggris. Banyak dari istilah ini berakhiran 'S' sebagai bagian dari akar kata atau bentuk jamak spesifik.
- Fotosintesis
- Miosis
- Klorosis
- Nekrosis
- Osteoporosis
- Psikosis
- Sklerosis
- Simetri (serapan dari "symmetry", yang bentuknya tidak berakhiran 's', tetapi banyak kata lain dalam bidang ini yang berakhiran 's' karena struktur bahasa sumbernya)
- Statistik (dari "statistics", yang dalam Bahasa Inggris bisa tunggal atau jamak tergantung konteks)
- Fisika (dari "physics")
- Matematika (dari "mathematics")
- Ekonomis (dari "economic")
- Geologis (dari "geologic")
- Analisis
- Sintesis
- Diagnosis
- Prognosis
- Protesis
- Tesis
- Hipotesis
Dalam konteks Bahasa Indonesia, 'S' pada kata-kata ini adalah bagian integral dari istilah tersebut dan tidak membawa fungsi gramatikal tambahan seperti pluralitas atau kepemilikan.
Bagian 3: Dimensi Fonologi dan Morfologi Akhiran 'S'
Akhiran 'S' bukan hanya tentang aturan penulisan; ia juga memiliki implikasi signifikan dalam pelafalan (fonologi) dan bagaimana ia mengubah struktur internal kata (morfologi).
3.1. Pelafalan Akhiran 'S' (Phonology)
Salah satu aspek paling menarik dari akhiran 'S' adalah bagaimana pelafalannya berubah tergantung pada suara terakhir dari kata dasar. Ada tiga cara utama pelafalan 'S':
3.1.1. Bunyi /s/ (Voiceless Sibilant)
Ketika kata berakhir dengan bunyi tak bersuara (voiceless consonant) selain sibilan (bunyi desisan), akhiran 'S' dilafalkan sebagai /s/ (seperti 's' pada kata "kursi").
- Cats /kæts/ (kucing-kucing) - dari /t/
- Books /bʊks/ (buku-buku) - dari /k/
- Maps /mæps/ (peta-peta) - dari /p/
- Laughs /læfs/ (tertawa) - dari /f/
- Writes /raɪts/ (menulis) - dari /t/
- Works /wɜːrks/ (bekerja) - dari /k/
- Hopes /hoʊps/ (harapan) - dari /p/
- Stops /stɒps/ (berhenti) - dari /p/
3.1.2. Bunyi /z/ (Voiced Sibilant)
Ketika kata berakhir dengan bunyi bersuara (voiced consonant) atau vokal, akhiran 'S' dilafalkan sebagai /z/ (seperti 'z' pada kata "zebra" atau 's' pada kata "rasa" dalam Bahasa Indonesia, namun lebih bergetar).
- Dogs /dɒɡz/ (anjing-anjing) - dari /ɡ/
- Bags /bæɡz/ (tas-tas) - dari /ɡ/
- Chairs /tʃɛərz/ (kursi-kursi) - dari /r/
- Rooms /ruːmz/ (ruangan-ruangan) - dari /m/
- Phones /foʊnz/ (telepon-telepon) - dari /n/
- Plays /pleɪz/ (bermain) - dari vokal /eɪ/
- Goes /ɡoʊz/ (pergi) - dari vokal /oʊ/
- Sings /sɪŋz/ (menyanyi) - dari /ŋ/
- Loves /lʌvz/ (cinta) - dari /v/
- Studies /stʌdiz/ (belajar) - dari /iːz/
3.1.3. Bunyi /ɪz/ atau /əz/ (Syllabic Sibilant)
Ketika kata berakhir dengan bunyi sibilan itu sendiri (s, ss, x, ch, sh, z, ge), penambahan 'ES' (atau 'S' pada possessive) menciptakan suku kata tambahan dan dilafalkan sebagai /ɪz/ atau /əz/.
- Buses /ˈbʌsɪz/ (bis-bis) - dari /s/
- Kisses /ˈkɪsɪz/ (ciuman-ciuman) - dari /s/
- Boxes /ˈbɒksɪz/ (kotak-kotak) - dari /ks/
- Watches /ˈwɒtʃɪz/ (jam tangan-jam tangan) - dari /tʃ/
- Dishes /ˈdɪʃɪz/ (piring-piring) - dari /ʃ/
- Quizzes /ˈkwɪzɪz/ (kuis-kuis) - dari /z/
- Changes /ˈtʃeɪndʒɪz/ (perubahan) - dari /dʒ/
- Judges /ˈdʒʌdʒɪz/ (hakim-hakim) - dari /dʒ/
- Amazes /əˈmeɪzɪz/ (memukau) - dari /z/
- Glasses /ˈɡlɑːsɪz/ (gelas-gelas) - dari /s/
Perbedaan pelafalan ini sangat penting untuk pengucapan yang akurat dalam Bahasa Inggris dan merupakan contoh sempurna bagaimana suara mempengaruhi bentuk bahasa.
3.2. 'S' sebagai Morfem Terikat (Bound Morpheme)
Dalam linguistik, morfem adalah unit terkecil yang memiliki makna. 'S' dalam akhiran-akhiran yang kita bahas adalah contoh dari morfem terikat (bound morpheme) dan lebih spesifik lagi, imbuhan sufiks (suffix). Morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata; ia harus melekat pada morfem bebas (kata dasar) untuk menyampaikan makna gramatikal.
- Dalam "cat-s", "cat" adalah morfem bebas, sedangkan "-s" adalah morfem terikat yang menambahkan makna "jamak".
- Dalam "walk-s", "walk" adalah morfem bebas, sedangkan "-s" adalah morfem terikat yang menambahkan makna "orang ketiga tunggal, present tense".
- Dalam "cat-'s", "cat" adalah morfem bebas, sedangkan "-'s" adalah morfem terikat yang menambahkan makna "kepemilikan".
Peran 'S' sebagai morfem terikat ini menunjukkan bagaimana bahasa secara ekonomis dapat menyampaikan informasi gramatikal yang kompleks hanya dengan menambahkan sedikit elemen pada kata dasar.
3.3. Perubahan Bentuk Kata dan Makna
Penambahan 'S' atau variasinya (es, 's) mengubah tidak hanya jumlah atau kepemilikan, tetapi juga kategori gramatikal atau fungsi sintaksis kata dalam sebuah kalimat.
- Dari kata benda tunggal menjadi kata benda jamak: "Apple" (tunggal) vs. "Apples" (jamak).
- Dari kata benda menjadi penanda kepemilikan: "Student" (kata benda) vs. "Student's" (adjektiva kepemilikan: "the student's book").
- Dari bentuk dasar verba menjadi konjugasi orang ketiga tunggal: "Run" (bentuk dasar) vs. "Runs" (konjugasi: "He runs").
Melalui 'S', sebuah kata dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan kontekstual dan struktural kalimat, menunjukkan efisiensi dan fleksibilitas tata bahasa Inggris.
Bagian 4: Kesalahan Umum dan Kiat Menguasai Akhiran 'S'
Mengingat beragamnya fungsi dan aturan akhiran 'S', tidak mengherankan jika kesalahan sering terjadi, terutama bagi penutur non-pribumi Bahasa Inggris. Mengidentifikasi dan memahami kesalahan ini adalah langkah pertama menuju penguasaan.
4.1. Kapan Tidak Menggunakan 'S'? (Singular vs. Plural Confusion)
Salah satu kesalahan paling mendasar adalah menggunakan 'S' pada kata benda tunggal yang seharusnya jamak atau sebaliknya, atau mencampuradukkan penanda kepemilikan dengan jamak.
- Kesalahan: "I have two book." (Seharusnya: "I have two books.")
- Kesalahan: "The car's are parked outside." (Seharusnya: "The cars are parked outside." - jika maksudnya jamak) atau "The car's engine is loud." (jika maksudnya kepemilikan tunggal).
- Kesalahan: "There is many people." (Seharusnya: "There are many people." - "people" sudah jamak, tidak perlu "s" dan butuh "are").
- Kesalahan: "This is the childrens room." (Seharusnya: "This is the children's room.")
- Kesalahan: "My parent's are coming." (Seharusnya: "My parents are coming." - jika maksudnya jamak) atau "My parents' car is new." (jika maksudnya kepemilikan jamak).
4.2. Penggunaan Apostrof yang Benar
Apostrof adalah tanda baca kecil yang sering diabaikan atau disalahgunakan, namun krusial untuk membedakan antara jamak, kepemilikan, dan kontraksi.
- Penting: Jangan gunakan apostrof untuk membentuk kata benda jamak biasa. (Bukan: "Apple's are healthy." Benar: "Apples are healthy.")
- Penting: Gunakan apostrof S ('s) untuk kepemilikan tunggal atau jamak tak beraturan. (Contoh: "The boy's ball," "The children's toys.")
- Penting: Gunakan apostrof saja (s') untuk kepemilikan jamak yang berakhiran 'S'. (Contoh: "The teachers' meeting," "The students' grades.")
- Penting: Gunakan apostrof S ('s) untuk kontraksi "is" atau "has". (Contoh: "It's cold," "He's finished.")
4.3. Konsistensi dalam Penulisan Ilmiah/Formal
Dalam penulisan akademis atau profesional, konsistensi penggunaan 'S' sangat ditekankan. Beberapa panduan gaya memiliki preferensi spesifik, misalnya terkait nama yang berakhiran 'S' untuk kepemilikan.
- Selalu periksa panduan gaya (APA, MLA, Chicago, dll.) yang relevan untuk bidang Anda.
- Hindari kontraksi ('s) dalam penulisan formal; tuliskan bentuk lengkapnya ("it is," "he has").
- Pastikan bentuk jamak untuk kata serapan Latin/Yunani digunakan dengan benar, atau gunakan bentuk yang lebih umum diterima jika keduanya ada.
4.4. Kiat Menguasai Akhiran 'S'
- Latihan Berulang: Buat kalimat-kalimat yang menggunakan 'S' dalam berbagai fungsinya (jamak, kepemilikan, konjugasi).
- Banyak Membaca: Semakin sering Anda terpapar Bahasa Inggris asli, semakin intuitif Anda akan mengenali pola-pola penggunaan 'S'.
- Perhatikan Audio: Dengarkan pelafalan 'S' dalam percakapan atau rekaman asli. Perhatikan perbedaan antara /s/, /z/, dan /ɪz/.
- Gunakan Alat Bantu: Kamus online atau pemeriksa tata bahasa dapat membantu mengoreksi kesalahan Anda.
- Buat Daftar Pengecualian: Khususnya untuk kata benda jamak tak beraturan, buat daftar dan hafalkan.
- Fokus pada Konteks: Selalu tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini jamak? Apakah ini kepemilikan? Apakah ini verba orang ketiga tunggal?
Penguasaan akhiran 'S' adalah penanda penting kefasihan dalam Bahasa Inggris. Ini menunjukkan tidak hanya pemahaman aturan gramatikal, tetapi juga kepekaan terhadap nuansa bahasa.
Bagian 5: 'S' dalam Konteks Sejarah dan Evolusi Bahasa
Akhiran 'S' bukanlah fenomena baru; ia memiliki sejarah panjang dan menarik yang mencerminkan evolusi Bahasa Inggris dan bahkan rumpun bahasa Indo-Eropa.
5.1. Jejak Kuno dalam Bahasa Indo-Eropa
Akhiran 'S' sebagai penanda jamak dan kepemilikan dapat ditelusuri kembali ke Bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE), nenek moyang banyak bahasa di Eropa dan Asia. Dalam PIE, ada kasus gramatikal (nominatif, genitif, datif, akusatif, dll.) yang ditandai dengan berbagai akhiran.
- Akhiran *-es untuk nominatif jamak pada kata benda maskulin dan feminin telah menjadi prekursor bagi banyak akhiran jamak modern, termasuk '-s' dalam Bahasa Inggris.
- Bentuk genitif (kepemilikan) juga seringkali melibatkan suara yang mirip 's' atau 'z'.
Ketika Bahasa Inggris berevolusi dari Bahasa Inggris Kuno (Old English) ke Bahasa Inggris Tengah (Middle English) dan akhirnya Bahasa Inggris Modern, banyak dari akhiran kasus yang kompleks disederhanakan. Akhiran '-es' (dari Bahasa Inggris Kuno) dan kemudian '-s' menjadi bentuk yang dominan untuk menandai jamak.
Sebagai contoh, dalam Bahasa Inggris Kuno, kata "stone" (batu) memiliki bentuk jamak "stanas", dan bentuk genitif "stanes". Seiring waktu, banyak dari kerumitan ini menyatu menjadi '-s' atau '-es' yang kita kenal sekarang.
5.2. Perbandingan dengan Bahasa Lain
Meskipun Bahasa Inggris adalah contoh yang menonjol, akhiran 'S' atau bunyi serupa muncul di banyak bahasa lain dengan fungsi yang berbeda-beda:
- Bahasa Jerman: Akhiran '-s' digunakan untuk genitif (kepemilikan) pada beberapa kata benda, misalnya "des Mannes" (milik pria itu), tetapi bukan untuk jamak.
- Bahasa Perancis: Akhiran '-s' sering ditambahkan pada kata benda jamak (misalnya, "livres" untuk buku-buku dari "livre"), tetapi 's' ini biasanya tidak dilafalkan, kecuali dalam liaison (penyambungan bunyi).
- Bahasa Spanyol/Portugis/Italia: Bahasa-bahasa Roman ini menggunakan '-s' atau '-es' sebagai penanda jamak pada kata benda dan penyesuaian verba, mirip dengan Bahasa Inggris, namun dengan pola yang lebih teratur.
- Bahasa Turki/Hungaria: Bahasa-bahasa ini juga menggunakan akhiran untuk pluralitas, tetapi bentuknya sangat berbeda (misal, '-lar'/'ler' di Turki).
Perbandingan ini menyoroti bahwa sementara fungsi akhiran gramatikal mungkin serupa di beberapa bahasa, bentuk dan pengucapannya sangat bervariasi. Ini juga menunjukkan universalitas kebutuhan manusia untuk mengekspresikan pluralitas dan hubungan gramatikal lainnya.
5.3. Peran 'S' dalam Pembentukan Identitas Kata
Seiring waktu, akhiran 'S' telah menjadi begitu integral dengan identitas kata-kata dalam Bahasa Inggris sehingga seringkali sulit membayangkan kata-kata tersebut tanpanya, bahkan ketika digunakan secara tidak tepat.
- Dalam kasus kata benda jamak, bentuk tunggal dan jamak membentuk pasangan yang erat: "friend" dan "friends".
- Dalam kepemilikan, 's secara instan mengaitkan dua entitas: "student" dan "student's achievement".
- Dalam verba, 's menandai subjek: "he" dan "he works".
Akhiran 'S' adalah salah satu dari sedikit morfem yang bertahan dan berkembang begitu kuat, membuktikan efisiensinya dalam menyampaikan informasi penting secara ringkas. Keberadaannya membentuk dasar bagi struktur kalimat dan pemahaman makna dalam Bahasa Inggris, dan bahkan dalam adaptasinya di Bahasa Indonesia, ia tetap menjadi jejak penting dari interaksi bahasa.
Evolusi 'S' mencerminkan bagaimana bahasa beradaptasi untuk menjadi lebih efisien dan bagaimana fitur-fitur gramatikal dapat disederhanakan dari sistem yang lebih kompleks, namun tetap mempertahankan fungsi intinya untuk generasi mendatang.
Kesimpulan: Sebuah Huruf Kecil, Dampak Luar Biasa
Setelah menelusuri berbagai seluk-beluk akhiran 'S', dari fungsi jamak dan kepemilikan dalam Bahasa Inggris, konjugasi verba, hingga adaptasinya sebagai bagian dari kata serapan dalam Bahasa Indonesia, jelaslah bahwa huruf tunggal ini jauh dari kesederhanaan. Ia adalah jembatan yang menghubungkan berbagai konsep gramatikal, penanda waktu, jumlah, dan hubungan, serta merupakan cerminan dari interaksi dan evolusi bahasa.
Dalam Bahasa Inggris, 'S' adalah pilar tata bahasa yang menopang struktur kalimat dan memungkinkan komunikasi yang presisi. Kemampuannya untuk mengubah makna kata dari tunggal menjadi jamak, dari subjek menjadi pemilik, atau dari bentuk dasar verba menjadi konjugasi orang ketiga tunggal adalah bukti keajaiban ekonomi bahasa. Pelafalannya yang bervariasi pun menambah lapisan kekayaan fonologis yang harus dikuasai.
Di sisi lain, dalam Bahasa Indonesia, kehadiran 'S' pada kata-kata serapan adalah pengingat akan fluiditas bahasa dan bagaimana ia meminjam serta mengadaptasi elemen dari budaya linguistik lain. Meskipun tidak memiliki fungsi gramatikal yang sama seperti di bahasa sumbernya, 'S' yang terbawa ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kata-kata tersebut, memperkaya kosa kata dan menunjukkan dinamika kontak bahasa.
Menguasai penggunaan akhiran 'S' bukan hanya tentang menghafal aturan; ini adalah tentang mengembangkan kepekaan linguistik, memahami nuansa, dan mengapresiasi bagaimana setiap elemen kecil dalam bahasa berkontribusi pada tapestry komunikasi yang lebih besar. Jadi, lain kali Anda melihat atau mendengar sebuah kata berakhiran 'S', ingatlah bahwa di balik kesederhanaannya, tersimpan sejarah panjang, kompleksitas gramatikal, dan kekuatan ekspresif yang luar biasa.
Semoga eksplorasi mendalam ini memberikan wawasan baru dan meningkatkan pemahaman Anda tentang salah satu akhiran paling produktif dan menarik dalam dunia linguistik.