Ilustrasi peringatan terkait potensi bahaya alergen makanan.
Alergi makanan adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam makanan tertentu yang dianggap berbahaya oleh tubuh, padahal sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Reaksi ini dapat berkisar dari gejala ringan seperti gatal-gatal hingga kondisi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai anafilaksis. Memahami apa itu makanan alergen dan bagaimana cara mengelolanya sangat krusial bagi mereka yang menderita alergi serta orang-orang di sekitar mereka.
Alergen makanan adalah zat pemicu yang menyebabkan respons imun abnormal. Sistem imun salah mengidentifikasi protein makanan tersebut sebagai penyerang, sehingga melepaskan antibodi (IgE) yang memicu pelepasan zat kimia seperti histamin. Zat-zat kimia inilah yang menyebabkan berbagai gejala alergi.
Meskipun secara teori hampir semua makanan dapat menyebabkan alergi, terdapat sekelompok makanan yang paling sering teridentifikasi sebagai penyebab alergi signifikan di seluruh dunia. Di banyak negara, peraturan mewajibkan label yang jelas untuk alergen utama ini.
Di Indonesia dan secara internasional, ada beberapa jenis makanan yang mendominasi kasus alergi serius. Mengenalinya adalah langkah pertama dalam pencegahan:
Penting untuk diingat bahwa reaksi alergi bisa dipicu oleh jumlah yang sangat kecil (jejak) dari alergen tersebut. Kontaminasi silang di dapur atau saat proses produksi makanan kemasan adalah risiko utama.
Bagi penderita alergi, pencegahan total adalah kunci utama. Ini melibatkan beberapa aspek:
Selalu periksa daftar bahan pada kemasan makanan. Produsen makanan yang bertanggung jawab akan mencantumkan alergen utama dengan jelas, seringkali dicetak tebal atau ditempatkan dalam peringatan khusus. Jangan pernah berasumsi; selalu baca setiap kali Anda membeli produk baru, karena formulasi dapat berubah sewaktu-waktu.
Risiko ini sangat tinggi saat makan di luar rumah atau saat menyiapkan makanan di rumah yang juga mengandung alergen tersebut. Misalnya, menggunakan talenan yang sama untuk memotong roti gandum dan roti bebas gluten dapat menimbulkan reaksi. Untuk kasus alergi parah, peralatan masak dan penggorengan terpisah mungkin diperlukan.
Individu yang memiliki riwayat alergi parah harus selalu membawa autoinjektor epinefrin (seperti EpiPen). Pengetahuan tentang gejala awal anafilaksis—seperti kesulitan bernapas, pembengkakan tenggorokan, muntah parah, atau penurunan tekanan darah mendadak—sangat penting bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat untuk dapat bertindak cepat.
Meskipun sering disamakan, alergi makanan berbeda dari intoleransi makanan. Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, melibatkan sistem pencernaan; tubuh kekurangan enzim untuk mencerna komponen tertentu (misalnya, laktase untuk laktosa). Reaksi intoleransi biasanya tidak mengancam jiwa, sementara alergi makanan melibatkan sistem imun dan berpotensi fatal.
Kesadaran dan edukasi adalah senjata terbaik melawan bahaya yang ditimbulkan oleh makanan alergen. Dengan informasi yang akurat, penderita alergi dapat menjalani kehidupan yang lebih aman dan nyaman.