Mata Berair Terus dan Perih: Mengenali Penyebab, Gejala, dan Solusi Efektif
Mata adalah jendela jiwa, namun terkadang jendela ini bisa menjadi sumber ketidaknyamanan yang signifikan. Kondisi mata berair terus-menerus dan disertai rasa perih adalah keluhan umum yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Meskipun seringkali dianggap sepele, gejala ini bisa menjadi indikasi berbagai masalah, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang lebih serius yang memerlukan perhatian profesional.
Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk mata berair dan perih, mulai dari mekanisme dasar mengapa mata bisa berair, berbagai penyebab yang mungkin melatarinya (baik yang umum maupun yang jarang), gejala penyerta yang patut diwaspadai, proses diagnosis yang dilakukan dokter, hingga opsi penanganan dan strategi pencegahan yang efektif. Dengan pemahaman yang komprehensif, diharapkan pembaca dapat lebih bijak dalam menyikapi keluhan mata yang dialami dan mengetahui kapan saatnya mencari bantuan medis.
Mengenal Mekanisme Mata Berair (Epifora)
Secara normal, mata kita menghasilkan air mata untuk menjaga kelembapan, membersihkan permukaan mata dari debu dan partikel asing, serta menyediakan nutrisi bagi kornea. Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama yang terletak di atas mata, serta kelenjar aksesoris yang lebih kecil di kelopak mata. Setelah membasahi mata, air mata biasanya mengalir ke saluran air mata yang bermuara ke hidung.
Mata berair secara berlebihan, atau dikenal dengan istilah medis epifora, terjadi ketika produksi air mata meningkat drastis atau ketika drainase air mata terganggu. Produksi air mata yang berlebihan seringkali merupakan respons alami tubuh terhadap iritasi, peradangan, atau benda asing yang masuk ke mata. Ini adalah cara mata untuk mencoba membersihkan diri. Di sisi lain, masalah pada sistem drainase air mata, seperti penyumbatan saluran, juga dapat menyebabkan air mata menumpuk dan meluap.
Rasa perih yang menyertai mata berair menunjukkan adanya iritasi atau kerusakan pada permukaan mata. Kornea, lapisan terluar mata yang bening, memiliki banyak ujung saraf, sehingga sangat sensitif terhadap rangsangan. Bahkan goresan kecil atau peradangan dapat menyebabkan sensasi perih yang signifikan. Memahami mekanisme dasar ini adalah langkah pertama untuk mengidentifikasi akar masalah dan mencari solusi yang tepat.
Penyebab Umum Mata Berair Terus dan Perih
Ada banyak faktor yang dapat memicu mata berair dan perih. Beberapa penyebab ini sangat umum dan seringkali dapat diatasi dengan perawatan rumahan, sementara yang lain mungkin memerlukan intervensi medis.
1. Alergi Mata (Konjungtivitis Alergi)
Alergi mata adalah salah satu penyebab paling sering dari mata berair dan perih. Kondisi ini terjadi ketika mata terpapar alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, tungau debu, atau kosmetik. Sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan pada konjungtiva (selaput bening yang melapisi bagian putih mata dan kelopak mata bagian dalam).
- Gejala: Selain mata berair dan perih, gejala umum lainnya termasuk gatal hebat, mata merah, bengkak pada kelopak mata, dan kadang-kadang sensasi seperti ada pasir di mata. Gejala ini sering memburuk saat terpapar alergen dan mereda setelah paparan dihindari.
- Penanganan: Menghindari alergen adalah kunci utama. Kompres dingin pada mata dapat membantu meredakan bengkak dan gatal. Obat tetes mata antihistamin atau dekongestan yang dijual bebas bisa memberikan bantuan cepat. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan tetes mata anti-inflamasi atau stabilisator sel mast.
Penting untuk tidak menggosok mata yang gatal karena ini bisa memperparah iritasi dan bahkan menyebabkan kerusakan pada kornea. Jika alergi mata berlangsung kronis, identifikasi dan eliminasi alergen secara menyeluruh sangat direkomendasikan.
2. Mata Kering (Dry Eye Syndrome)
Meskipun terdengar paradoks, mata kering seringkali justru menyebabkan mata berair. Ketika mata tidak memiliki cukup kelembapan, ia mengirimkan sinyal bahaya ke otak yang kemudian memicu kelenjar air mata untuk memproduksi air mata berlebihan sebagai respons darurat. Namun, air mata refleks ini seringkali tidak memiliki komposisi yang sama dengan air mata dasar yang normal, sehingga tidak efektif dalam melumasi mata dan bisa cepat menguap, meninggalkan mata kembali kering dan perih.
- Penyebab: Faktor-faktor yang berkontribusi pada mata kering meliputi penuaan, penggunaan lensa kontak, paparan angin atau asap, penggunaan perangkat digital yang berlebihan (kurang berkedip), kondisi medis tertentu (misalnya sindrom Sjogren, tiroid), dan beberapa obat-obatan (antihistamin, antidepresan).
- Gejala: Sensasi terbakar, gatal, kemerahan, penglihatan kabur sesekali, sensasi benda asing, dan tentu saja, mata berair dan perih. Gejala sering memburuk pada sore hari atau setelah aktivitas yang melibatkan fokus mata intensif.
- Penanganan: Penggunaan tetes mata lubrikan (air mata buatan) secara teratur adalah lini pertahanan pertama. Menghindari lingkungan kering atau berangin, sering berkedip saat menggunakan komputer, dan istirahat mata adalah langkah penting. Dokter mungkin merekomendasikan tetes mata resep yang membantu meningkatkan produksi air mata atau mengurangi peradangan, atau bahkan prosedur sumbat punctal untuk menghambat drainase air mata.
Mata kering adalah kondisi kronis bagi banyak orang dan membutuhkan manajemen jangka panjang untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan mata.
3. Konjungtivitis (Mata Merah)
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan merupakan penyebab umum mata berair, merah, dan perih. Ada beberapa jenis konjungtivitis:
- Konjungtivitis Virus: Ini adalah jenis yang paling umum dan sangat menular. Seringkali disertai gejala seperti flu, batuk, dan pilek.
- Gejala: Mata berair, merah, gatal, sensasi terbakar, terkadang disertai sekret bening atau sedikit kental. Bisa menyerang satu atau kedua mata.
- Penanganan: Tidak ada pengobatan khusus untuk virus, jadi penanganan berfokus pada meredakan gejala. Kompres dingin, air mata buatan, dan menjaga kebersihan sangat penting. Kondisi ini biasanya sembuh dalam 1-2 minggu.
- Konjungtivitis Bakteri: Ini juga menular dan biasanya lebih parah daripada virus.
- Gejala: Mata sangat merah, berair, perih, dan menghasilkan sekret kental berwarna kuning kehijauan yang bisa membuat kelopak mata menempel saat bangun tidur. Seringkali hanya satu mata yang terkena awalnya.
- Penanganan: Memerlukan antibiotik dalam bentuk tetes mata atau salep yang diresepkan oleh dokter. Kebersihan yang ketat penting untuk mencegah penyebaran.
Kedua jenis konjungtivitis ini memerlukan kewaspadaan tinggi terhadap penularan. Hindari menyentuh mata, cuci tangan secara teratur, dan jangan berbagi handuk atau kosmetik mata.
4. Benda Asing atau Iritan
Masuknya benda asing seperti debu, bulu mata, serpihan kecil, atau paparan iritan kimia seperti asap, parfum, atau asap rokok dapat dengan cepat menyebabkan mata berair dan perih sebagai mekanisme pertahanan alami tubuh untuk membersihkan iritan tersebut.
- Gejala: Nyeri tajam yang tiba-tiba, sensasi mengganjal, mata merah, dan tentu saja, produksi air mata berlebihan.
- Penanganan: Jika benda asing terlihat, cobalah bilas mata dengan air bersih atau larutan garam steril. Berkedip beberapa kali juga dapat membantu. Jangan menggosok mata karena bisa memperparah iritasi atau menyebabkan abrasi kornea. Jika benda asing tidak dapat dikeluarkan atau rasa perih berlanjut, segera cari pertolongan medis.
5. Saluran Air Mata Tersumbat (Dacryostenosis)
Saluran air mata berfungsi mengalirkan kelebihan air mata dari mata ke hidung. Jika saluran ini tersumbat, air mata tidak dapat mengalir dengan baik dan akan menumpuk, menyebabkan mata berair dan bahkan berisiko infeksi.
- Penyebab: Umum pada bayi baru lahir (seringkali sembuh sendiri), tetapi pada orang dewasa bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, cedera, polip hidung, atau penuaan yang menyebabkan penyempitan saluran.
- Gejala: Mata berair terus-menerus (epifora), terutama pada satu mata. Jika terjadi infeksi (dacryocystitis), bisa timbul nyeri, bengkak kemerahan di dekat pangkal hidung, dan keluarnya nanah dari saluran air mata.
- Penanganan: Pada bayi, pijatan lembut di area saluran air mata seringkali direkomendasikan. Pada orang dewasa, pengobatan tergantung pada penyebab. Ini bisa melibatkan antibiotik untuk infeksi, tetes mata, atau dalam kasus yang lebih parah, prosedur bedah untuk membuka kembali saluran (dacryocystorhinostomy).
6. Ketegangan Mata Digital (Computer Vision Syndrome)
Penggunaan perangkat digital seperti komputer, tablet, dan ponsel dalam waktu lama dapat menyebabkan ketegangan mata. Saat menatap layar, kita cenderung jarang berkedip, yang mengurangi penyebaran air mata ke seluruh permukaan mata, menyebabkan kekeringan dan iritasi.
- Gejala: Mata berair (sebagai respons terhadap kekeringan), perih, sensasi terbakar, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri leher dan bahu.
- Penanganan: Terapkan aturan 20-20-20 (setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik). Gunakan air mata buatan secara teratur. Sesuaikan pencahayaan layar dan posisi monitor. Pastikan sering berkedip.
7. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata, khususnya di area tumbuhnya bulu mata. Kondisi ini bisa bersifat kronis dan sering menyebabkan keluhan mata berair dan perih.
- Penyebab: Bakteri, kelenjar minyak yang tersumbat di kelopak mata (meibomian glands), alergi, atau kondisi kulit lain seperti rosasea.
- Gejala: Mata berair, perih, gatal, merah, sensasi berpasir, kelopak mata bengkak dan merah, kerak di bulu mata (terutama saat bangun tidur), bulu mata rontok, dan penglihatan kabur sesekali.
- Penanganan: Kebersihan kelopak mata yang cermat adalah kunci. Ini termasuk kompres hangat, membersihkan kelopak mata dengan larutan pembersih khusus atau sampo bayi yang diencerkan. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan antibiotik topikal atau oral, atau tetes mata anti-inflamasi.
8. Hordeolum (Bintitan) dan Kalazion
Bintitan adalah benjolan merah, nyeri, dan berisi nanah di tepi kelopak mata, disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak atau folikel bulu mata. Kalazion adalah benjolan yang tidak nyeri, seringkali berkembang dari bintitan yang tidak sembuh sepenuhnya, ketika kelenjar minyak tersumbat.
- Gejala: Bintitan menyebabkan nyeri hebat, mata bengkak, merah, dan sensitif terhadap cahaya, seringkali disertai mata berair. Kalazion biasanya tidak nyeri, tetapi benjolannya dapat menekan mata dan menyebabkan iritasi atau penglihatan kabur.
- Penanganan: Kompres hangat beberapa kali sehari dapat membantu bintitan pecah dan mengering. Jangan mencoba memencet bintitan. Jika bintitan tidak membaik atau kalazion sangat besar, dokter mungkin perlu meresepkan antibiotik atau melakukan prosedur drainase.
9. Abrasi Kornea
Abrasi kornea adalah goresan atau luka pada permukaan kornea, lapisan bening terluar mata. Ini bisa terjadi karena gesekan benda asing, kontak lensa yang tidak pas, atau cedera.
- Gejala: Nyeri tajam yang tiba-tiba dan intens, sensasi benda asing yang parah, mata berair berlebihan, kemerahan, dan sensitivitas terhadap cahaya.
- Penanganan: Abrasi kornea memerlukan perhatian medis segera. Dokter akan memeriksa mata dan mungkin meresepkan tetes mata antibiotik untuk mencegah infeksi serta tetes mata pereda nyeri. Penutup mata mungkin digunakan untuk membantu penyembuhan.
10. Uveitis
Uveitis adalah peradangan pada uvea, lapisan tengah mata yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan koroid. Ini bisa menjadi kondisi serius yang berpotensi mengancam penglihatan.
- Penyebab: Seringkali tidak diketahui, tetapi bisa terkait dengan penyakit autoimun, infeksi, atau cedera mata.
- Gejala: Mata merah, nyeri (seringkali dalam), sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), penglihatan kabur, dan mata berair. Gejala bisa muncul secara tiba-tiba.
- Penanganan: Uveitis memerlukan diagnosis dan pengobatan segera oleh dokter spesialis mata. Pengobatan biasanya melibatkan tetes mata steroid untuk mengurangi peradangan, dan tetes mata untuk melebarkan pupil guna meredakan nyeri.
11. Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Ini adalah kondisi darurat mata yang serius di mana tekanan di dalam mata (tekanan intraokular) meningkat dengan cepat dan drastis. Ini disebabkan oleh penyumbatan mendadak pada saluran drainase cairan di mata.
- Gejala: Nyeri mata yang sangat parah dan tiba-tiba, penglihatan kabur, melihat halo di sekitar cahaya, sakit kepala, mual, muntah, mata merah dan berair.
- Penanganan: Glaukoma sudut tertutup akut adalah keadaan darurat medis yang memerlukan intervensi segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen. Pengobatan biasanya melibatkan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan, obat oral, dan seringkali prosedur laser atau bedah.
Penyebab Mata Berair Terus dan Perih yang Kurang Umum
Selain penyebab-penyebab di atas, ada beberapa kondisi lain yang lebih jarang terjadi namun dapat menyebabkan mata berair dan perih:
- Trichiasis: Kondisi di mana bulu mata tumbuh ke arah dalam, menggesek kornea dan menyebabkan iritasi konstan.
- Entropion/Ektropion: Entropion adalah ketika kelopak mata melipat ke dalam, menyebabkan bulu mata bergesekan dengan mata. Ektropion adalah ketika kelopak mata melipat keluar, membuat mata terpapar dan rentan terhadap kekeringan dan iritasi. Kedua kondisi ini memerlukan intervensi bedah untuk koreksi.
- Penyakit Tiroid (Penyakit Grave): Dapat menyebabkan mata menonjol (eksoftalmus), yang menghambat penutupan kelopak mata sempurna, menyebabkan mata kering dan berair.
- Paralisis Bell atau Cedera Saraf Wajah: Dapat memengaruhi kemampuan berkedip atau menutup kelopak mata, menyebabkan mata kering dan berair karena paparan.
- Herpes Okular: Infeksi virus herpes simpleks pada mata yang dapat menyebabkan peradangan kornea (keratitis) dan menyebabkan nyeri, kemerahan, serta mata berair. Memerlukan obat antivirus.
- Efek Samping Obat-obatan: Beberapa obat-obatan sistemik, seperti diuretik, antidepresan, atau obat kemoterapi, dapat memengaruhi produksi air mata atau menyebabkan mata kering yang pada gilirannya bisa memicu mata berair refleks.
- Pterygium atau Pinguecula: Pertumbuhan non-kanker pada konjungtiva. Pterygium adalah pertumbuhan yang bisa meluas ke kornea, sementara pinguecula tetap di bagian putih mata. Keduanya dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan mata berair.
- Tumor Saluran Air Mata: Sangat jarang, tetapi tumor di kelenjar air mata atau saluran air mata dapat menghambat aliran air mata dan menyebabkan pembengkakan serta nyeri.
Gejala Penyerta yang Perlu Diperhatikan
Mata berair dan perih jarang datang sendirian. Mengamati gejala penyerta dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan menentukan tingkat keparahan kondisi.
- Kemerahan pada Mata: Hampir selalu menyertai mata berair dan perih. Tingkat kemerahan bisa bervariasi dari ringan hingga sangat intens, dan lokasinya bisa memberikan petunjuk (misalnya, kemerahan merata pada konjungtivitis, atau terlokalisasi pada bintitan).
- Gatal-gatal: Sangat khas untuk alergi mata, tetapi juga bisa terjadi pada konjungtivitis virus atau blefaritis.
- Sensasi Terbakar atau Mengganjal: Sering dialami pada mata kering, konjungtivitis, atau jika ada benda asing.
- Nyeri: Rasa perih bisa bervariasi dari ringan hingga sangat parah. Nyeri yang tajam dan tiba-tiba, terutama yang disertai penurunan penglihatan, adalah tanda bahaya.
- Penglihatan Kabur: Bisa sementara (karena air mata berlebihan atau sekret) atau menetap (menunjukkan masalah pada kornea, lensa, atau bagian dalam mata lainnya).
- Sensitivitas Terhadap Cahaya (Fotofobia): Seringkali menyertai iritasi atau peradangan kornea, uveitis, atau migrain.
- Keluarnya Sekret (Belek): Sekret bisa bening (virus, alergi), kental kekuningan/kehijauan (bakteri), atau berbusa (blefaritis).
- Pembengkakan Kelopak Mata: Bisa terjadi karena alergi, infeksi (bintitan, selulitis), atau peradangan.
- Sakit Kepala: Terkadang terkait dengan ketegangan mata, glaukoma, atau uveitis.
- Demam atau Gejala Flu: Konjungtivitis virus seringkali merupakan bagian dari infeksi saluran pernapasan atas.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun banyak kasus mata berair dan perih dapat diatasi dengan perawatan rumahan, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari pertolongan medis dari dokter umum atau dokter spesialis mata:
- Nyeri Mata Parah dan Mendadak: Terutama jika disertai penurunan penglihatan.
- Penurunan Penglihatan yang Tiba-tiba atau Progresif: Bahkan tanpa nyeri.
- Melihat Lingkaran Cahaya (Halo) di Sekitar Lampu: Ini bisa menjadi tanda glaukoma akut.
- Sensitivitas Cahaya yang Ekstrem: Atau fotofobia yang parah.
- Mata Sangat Merah dan Terus Berair: Terutama jika disertai sekret kental.
- Mata Berair dan Perih yang Tidak Membaik: Setelah beberapa hari perawatan rumahan.
- Adanya Benda Asing yang Tidak Bisa Dikeluarkan: Atau jika Anda curiga ada benda asing yang menancap di mata.
- Trauma Mata: Setelah benturan atau cedera pada mata.
- Mata Berair Terus-menerus pada Bayi: Bisa menjadi tanda saluran air mata tersumbat.
- Gejala Disertai Demam Tinggi, Mual, atau Sakit Kepala Hebat: Menunjukkan kondisi sistemik atau neurologis.
- Perubahan Bentuk Pupil atau Kornea: Misalnya, pupil tidak rata atau kornea terlihat keruh.
- Penggunaan Lensa Kontak: Jika Anda mengalami gejala saat memakai lensa kontak, segera lepaskan dan hubungi dokter. Infeksi terkait lensa kontak bisa sangat serius.
Proses Diagnosis Mata Berair dan Perih
Ketika Anda mengunjungi dokter untuk keluhan mata berair dan perih, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menemukan penyebabnya. Proses diagnosis biasanya meliputi:
- Anamnesis (Wawancara Medis): Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk kondisi medis yang ada, obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, riwayat alergi, serta bagaimana gejala Anda dimulai, seberapa parah, dan faktor apa yang memperburuk atau meringankannya.
- Pemeriksaan Fisik Mata Eksternal: Dokter akan memeriksa kelopak mata, bulu mata, dan area sekitar mata untuk mencari tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, kerak, atau kelainan posisi kelopak mata.
- Pemeriksaan Slit Lamp: Ini adalah alat mikroskop khusus yang memungkinkan dokter melihat struktur mata secara detail, termasuk konjungtiva, kornea, iris, dan lensa. Dokter dapat melihat adanya peradangan, benda asing, abrasi, atau tanda-tanda infeksi. Fluorescein stain sering digunakan selama pemeriksaan ini untuk membantu mendeteksi goresan atau ulkus pada kornea yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang.
- Pengujian Produksi Air Mata (Tes Schirmer): Jika dicurigai mata kering, dokter mungkin akan melakukan tes Schirmer. Ini melibatkan penempatan strip kertas khusus di tepi kelopak mata bawah untuk mengukur jumlah air mata yang diproduksi dalam waktu tertentu.
- Pengukuran Tekanan Intraokular: Terutama jika ada kecurigaan glaukoma, dokter akan mengukur tekanan di dalam mata menggunakan tonometer.
- Swab atau Kultur: Jika ada sekret purulen (nanah), sampel dapat diambil dan dikirim ke laboratorium untuk diidentifikasi jenis bakteri atau virus penyebab infeksi, sehingga dapat dipilih antibiotik yang tepat.
- Tes Alergi: Jika alergi dicurigai sebagai penyebab, tes alergi (baik tes kulit atau tes darah) mungkin direkomendasikan untuk mengidentifikasi alergen spesifik.
- Pemeriksaan Saluran Air Mata: Jika dicurigai penyumbatan saluran air mata, dokter dapat melakukan irigasi saluran air mata dengan larutan garam atau melakukan tes pewarna untuk melihat apakah air mata mengalir dengan normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, dokter dapat memberikan diagnosis yang akurat dan merekomendasikan rencana pengobatan yang paling sesuai.
Penanganan dan Pengobatan Mata Berair Terus dan Perih
Penanganan akan sangat tergantung pada penyebab yang mendasari. Penting untuk mengikuti rekomendasi dokter untuk memastikan pengobatan yang efektif dan mencegah komplikasi.
1. Perawatan Mandiri dan Rumahan
Untuk kasus ringan atau sebagai pelengkap pengobatan medis, beberapa perawatan mandiri dapat membantu:
- Kompres Hangat atau Dingin:
- Kompres Hangat: Sangat efektif untuk blefaritis, bintitan, atau saluran air mata tersumbat. Kehangatan membantu melonggarkan minyak yang menyumbat kelenjar dan meningkatkan aliran darah. Celupkan kain bersih ke air hangat (bukan panas), peras, dan tempelkan di mata tertutup selama 5-10 menit, 3-4 kali sehari.
- Kompres Dingin: Membantu mengurangi bengkak, gatal, dan peradangan, terutama pada alergi mata atau konjungtivitis virus. Celupkan kain bersih ke air dingin atau gunakan kantong gel dingin yang dibalut kain.
- Air Mata Buatan (Artificial Tears): Tetes mata tanpa resep ini dapat membantu melumasi mata kering, membersihkan iritan, dan meredakan perih. Pilih yang bebas pengawet jika Anda menggunakannya sering.
- Menghindari Iritan: Jauhkan diri dari asap rokok, polusi udara, angin kencang, dan alergen yang diketahui.
- Membersihkan Kelopak Mata: Untuk blefaritis, bersihkan kelopak mata dengan larutan pembersih khusus atau sampo bayi yang diencerkan (sekitar satu tetes sampo bayi tanpa air mata dicampur dengan air hangat) menggunakan kapas atau kain bersih. Lakukan dengan lembut.
- Istirahatkan Mata: Terutama jika gejala disebabkan oleh ketegangan mata digital. Terapkan aturan 20-20-20.
- Jangan Menggosok Mata: Menggosok mata hanya akan memperparah iritasi, peradangan, dan berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
- Lepas Lensa Kontak: Jika Anda memakai lensa kontak dan mengalami iritasi, segera lepaskan lensa kontak dan jangan pakai sampai gejala mereda atau setelah berkonsultasi dengan dokter.
2. Obat-obatan Tanpa Resep (OTC)
- Tetes Mata Antihistamin: Untuk alergi mata, tetes mata yang mengandung antihistamin dapat meredakan gatal dan kemerahan dengan cepat.
- Tetes Mata Dekongestan: Beberapa tetes mata OTC juga mengandung dekongestan untuk mengurangi kemerahan, tetapi penggunaannya harus dibatasi karena penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan "rebound redness".
- Air Mata Buatan: Seperti disebutkan di atas, ini adalah pilihan terbaik untuk mata kering dan iritasi umum.
3. Obat-obatan Resep
Dokter akan meresepkan obat-obatan ini berdasarkan diagnosis:
- Tetes Mata Antibiotik atau Salep: Untuk konjungtivitis bakteri, bintitan yang terinfeksi, atau abrasi kornea untuk mencegah infeksi.
- Tetes Mata Antivirus: Untuk infeksi virus tertentu seperti herpes okular.
- Tetes Mata Steroid: Digunakan untuk mengurangi peradangan yang parah, seperti pada uveitis, alergi mata yang parah, atau beberapa bentuk konjungtivitis. Penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter karena efek samping potensial.
- Tetes Mata Anti-inflamasi Non-Steroid (NSAID): Untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Obat untuk Mata Kering Kronis: Seperti siklosporin (Restasis, Cequa) atau lifitegrast (Xiidra) yang membantu meningkatkan produksi air mata alami atau mengurangi peradangan pada mata kering.
- Antibiotik Oral: Untuk infeksi bakteri yang lebih parah atau meluas, seperti selulitis preseptal atau dacryocystitis.
4. Prosedur Medis
Dalam beberapa kasus, intervensi prosedural atau bedah mungkin diperlukan:
- Pengangkatan Benda Asing: Dokter akan menggunakan alat khusus untuk mengeluarkan benda asing yang tidak bisa dikeluarkan secara mandiri.
- Prosedur Sumbat Punctal: Untuk mata kering yang parah, dokter dapat memasang sumbat kecil (punctal plugs) di saluran air mata untuk memperlambat drainase air mata dan menjaga kelembapan mata lebih lama.
- Probing dan Irigasi Saluran Air Mata: Pada bayi dengan saluran air mata tersumbat, dokter dapat melakukan probing (memasukkan kawat kecil) untuk membuka saluran. Pada orang dewasa, irigasi dapat membantu membersihkan penyumbatan ringan.
- Dacryocystorhinostomy (DCR): Bedah untuk membuat saluran drainase air mata baru jika saluran air mata tersumbat secara permanen.
- Pembedahan Kelopak Mata: Untuk mengoreksi entropion atau ektropion, atau untuk mengangkat pterygium yang besar.
- Terapi Laser: Untuk glaukoma sudut tertutup akut, iridotomi laser dapat dilakukan untuk membuat lubang kecil di iris untuk menyeimbangkan tekanan mata.
- Epilasi Bulu Mata: Untuk trichiasis, bulu mata yang tumbuh ke dalam dapat dicabut atau dihilangkan secara permanen melalui elektrolisis atau laser.
Pencegahan Mata Berair dan Perih
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyak penyebab mata berair dan perih dapat diminimalkan dengan praktik kebiasaan baik:
- Kebersihan Mata yang Baik: Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum menyentuh mata. Hindari berbagi kosmetik mata, handuk, atau bantal.
- Manajemen Alergi: Identifikasi dan hindari alergen. Gunakan filter udara di rumah, bersihkan rumah secara teratur untuk mengurangi tungau debu dan bulu hewan. Pertimbangkan minum obat antihistamin oral jika alergi musiman parah.
- Perawatan Lensa Kontak yang Benar: Selalu cuci tangan sebelum menangani lensa kontak. Bersihkan, desinfeksi, dan simpan lensa kontak sesuai petunjuk. Ganti lensa sesuai jadwal yang direkomendasikan. Jangan tidur dengan lensa kontak kecuali jika direkomendasikan dokter.
- Istirahat Mata Saat Menggunakan Layar Digital: Terapkan aturan 20-20-20. Pastikan pencahayaan ruangan cukup, dan posisi layar ergonomis.
- Gunakan Kacamata Pelindung: Saat bekerja di lingkungan berdebu, berangin, atau saat melakukan aktivitas yang berisiko cedera mata (misalnya berkebun, pertukangan).
- Menjaga Kelembapan Lingkungan: Gunakan humidifier di rumah atau kantor jika udara kering.
- Cukupi Cairan Tubuh: Minum air yang cukup untuk menjaga tubuh dan mata tetap terhidrasi.
- Diet Seimbang: Konsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 (ikan salmon, biji rami) yang baik untuk kesehatan mata dan produksi air mata.
- Hindari Menggosok Mata: Meskipun gatal atau iritasi, hindari menggosok mata secara agresif.
- Pemeriksaan Mata Rutin: Kunjungi dokter spesialis mata secara teratur untuk pemeriksaan rutin, terutama jika Anda memiliki riwayat masalah mata atau kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi mata.
Dampak Mata Berair dan Perih pada Kualitas Hidup
Meskipun seringkali dianggap sebagai masalah kecil, mata berair terus-menerus dan rasa perih dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup seseorang. Ketidaknyamanan fisik yang konstan dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi produktivitas kerja atau belajar, dan membatasi partisipasi dalam aktivitas sosial atau rekreasi.
Orang yang menderita kondisi ini mungkin merasa frustrasi, cemas, atau bahkan malu karena mata yang terus berair atau merah. Aktivitas sederhana seperti membaca, mengemudi, menonton televisi, atau menggunakan komputer bisa menjadi tantangan. Penglihatan yang kabur akibat air mata berlebihan atau rasa perih dapat membatasi kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan secara normal.
Selain itu, kondisi mata kronis yang tidak diobati dapat memburuk dari waktu ke waktu, menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti kerusakan kornea, infeksi berulang, atau bahkan kehilangan penglihatan dalam kasus-kasus tertentu. Oleh karena itu, mengenali gejala, mencari diagnosis yang tepat, dan menjalani pengobatan yang sesuai adalah langkah krusial untuk menjaga kesehatan mata dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Mitos vs. Fakta Seputar Mata Berair dan Perih
Ada banyak informasi yang beredar di masyarakat mengenai kondisi mata. Penting untuk membedakan antara mitos dan fakta:
- Mitos: Menggosok mata dapat menghilangkan iritasi atau benda asing.
Fakta: Menggosok mata dapat memperparah iritasi, menyebabkan abrasi kornea, atau bahkan memperkenalkan lebih banyak bakteri. Lebih baik bilas dengan air bersih atau air mata buatan. - Mitos: Mata berair selalu berarti mata Anda terlalu lembap.
Fakta: Mata berair seringkali merupakan respons tubuh terhadap mata kering. Ketika mata terlalu kering, kelenjar air mata memproduksi air mata berlebihan sebagai respons refleks, tetapi air mata ini tidak memiliki kualitas pelumasan yang baik. - Mitos: Konjungtivitis hanya disebabkan oleh bakteri.
Fakta: Konjungtivitis bisa disebabkan oleh virus (yang paling umum), bakteri, atau alergen. Penanganannya berbeda untuk setiap jenis. - Mitos: Tetes mata "merah mata" dapat digunakan secara teratur.
Fakta: Tetes mata dekongestan untuk mata merah memang dapat mengurangi kemerahan, tetapi penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan efek "rebound redness" di mana mata menjadi lebih merah setelah efek tetes mata hilang. Sebaiknya hindari penggunaan berlebihan. - Mitos: Memakai kacamata minus/plus dapat membuat mata malas dan berair.
Fakta: Memakai kacamata sesuai resep justru membantu mata bekerja lebih efisien dan mengurangi ketegangan mata, yang bisa menjadi penyebab mata berair dan perih. - Mitos: Melihat wortel secara teratur dapat menyembuhkan semua masalah mata.
Fakta: Wortel kaya vitamin A yang penting untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup. Namun, wortel tidak bisa menyembuhkan masalah mata yang serius seperti glaukoma, katarak, atau infeksi. - Mitos: Jika mata merah dan berair, pasti infeksi.
Fakta: Mata merah dan berair bisa disebabkan oleh banyak hal selain infeksi, seperti alergi, mata kering, iritasi, atau bahkan masalah serius seperti glaukoma. Diagnosis yang tepat dari dokter sangat penting.
Kesimpulan
Mata berair terus dan perih adalah keluhan yang umum, namun kompleks, dengan berbagai kemungkinan penyebab yang mendasarinya. Dari alergi musiman hingga kondisi medis yang lebih serius seperti glaukoma, spektrum penyebabnya luas.
Penting untuk tidak mengabaikan gejala ini, terutama jika disertai dengan nyeri hebat, penurunan penglihatan, atau tidak membaik dengan perawatan rumahan. Diagnosis yang akurat oleh dokter spesialis mata adalah kunci untuk penanganan yang efektif, yang dapat berkisar dari perubahan gaya hidup sederhana dan penggunaan tetes mata OTC hingga obat resep atau bahkan prosedur bedah.
Dengan menjaga kebersihan mata yang baik, mengelola alergi, menerapkan ergonomi saat menggunakan perangkat digital, dan melakukan pemeriksaan mata rutin, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko dan dampak dari mata berair dan perih. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda khawatir tentang kesehatan mata Anda, karena mata yang sehat adalah aset yang tak ternilai.