Rempelo ati, atau jeroan hati dan empedal (ampela) hewan, merupakan bagian dari kuliner tradisional yang sangat populer di banyak daerah, terutama di Indonesia. Namun, ada segmen tertentu dalam konsumsi makanan ini yang menarik perhatian sekaligus memicu perdebatan: mengonsumsi rempelo ati mentah. Meskipun praktik ini tidak umum dilakukan secara luas oleh masyarakat umum karena alasan kesehatan, pemahaman mengenai apa itu rempelo ati mentah, mengapa ia dikonsumsi (dalam konteks tertentu), serta risiko yang menyertainya adalah hal yang penting untuk diketahui.
Apa Sebenarnya Rempelo Ati Itu?
Secara harfiah, 'rempelo' merujuk pada empedal atau ampela, organ pencernaan yang keras dan berfungsi untuk menggiling makanan pada unggas. Sementara 'ati' adalah hati, organ vital yang kaya akan nutrisi. Gabungan keduanya, sering kali disebut jeroan, disukai karena teksturnya yang khas—ampela yang kenyal dan hati yang lembut—serta rasanya yang kuat ketika dimasak dengan bumbu rempah yang kaya.
Namun, ketika kita berbicara tentang rempelo ati mentah, kita merujuk pada konsumsi kedua organ ini tanpa melalui proses pemanasan yang memadai, atau bahkan tanpa dimasak sama sekali. Dalam konteks kuliner umum, jeroan selalu disajikan setelah direbus, digoreng, atau dibakar hingga matang sempurna untuk memastikan keamanan pangan.
Fenomena Konsumsi Mentah dan Konteksnya
Konsumsi organ dalam mentah bukanlah praktik yang umum dalam masakan Indonesia sehari-hari. Biasanya, kekhawatiran terbesar dalam mengonsumsi jeroan adalah kontaminasi bakteri seperti E. coli atau Salmonella, yang hanya dapat dimusnahkan melalui panas tinggi. Meskipun demikian, dalam beberapa tradisi atau konteks ekstrem, konsumsi mentah mungkin ditemukan, sering kali dikaitkan dengan klaim manfaat kesehatan tertentu atau sebagai bagian dari ritual tertentu.
Beberapa pendukung konsumsi makanan mentah (raw foodism) berargumen bahwa memasak dapat menghilangkan enzim alami dan beberapa nutrisi sensitif panas. Dalam konteks hati, ada anggapan bahwa mengonsumsi hati mentah lebih kaya akan vitamin tertentu, seperti Vitamin A dan zat besi. Namun, argumen ini sering kali tidak memperhitungkan risiko kontaminasi yang jauh lebih besar daripada manfaat nutrisi marginal yang mungkin diperoleh.
Risiko Kesehatan Fatal dari Rempelo Ati Mentah
Mengonsumsi rempelo ati mentah membawa risiko kesehatan yang signifikan dan serius. Hati dan empedal, terutama yang berasal dari unggas atau hewan ternak yang tidak terjamin kebersihannya, adalah tempat berkembang biak yang ideal bagi berbagai patogen berbahaya.
Pertama dan yang paling utama adalah kontaminasi bakteri. Infeksi bakteri dari makanan mentah sering menyebabkan gastroenteritis parah, diare berdarah, mual, dan demam. Dalam kasus yang lebih buruk, infeksi dapat menyebar ke aliran darah, menyebabkan sepsis, yang mengancam jiwa.
Kedua, parasit. Hewan ternak sering membawa telur atau larva parasit dalam organ mereka. Ketika dikonsumsi mentah, parasit ini dapat menetap di usus manusia, menyebabkan penyakit kronis seperti sistiserkosis (jika melibatkan jaringan otot) atau infeksi cacing pita. Meskipun rempelo ati unggas mungkin memiliki profil risiko parasit yang sedikit berbeda dibandingkan daging merah, risiko tetap tinggi.
Ketiga, potensi akumulasi toksin. Hati berfungsi sebagai filter detoksifikasi tubuh hewan. Jika hewan tersebut hidup dalam lingkungan yang terkontaminasi atau diberi pakan yang mengandung zat berbahaya, konsentrasi racun atau residu obat-obatan mungkin tersimpan di jaringan hati. Memasak dapat mengurangi beberapa risiko ini, tetapi mengonsumsinya mentah berarti menerima semua potensi zat tersebut secara langsung.
Keamanan Pangan Adalah Prioritas
Demi menjaga kesehatan, para ahli gizi dan kesehatan masyarakat secara konsisten menganjurkan agar semua produk hewani, termasuk jeroan seperti rempelo ati, dimasak hingga mencapai suhu internal yang aman. Suhu internal yang disarankan untuk membunuh bakteri berbahaya biasanya berkisar antara 71°C (160°F) atau lebih tinggi.
Jika Anda penggemar tekstur khas dari rempelo ati, selalu utamakan kebersihan sumber dan proses pemasakan yang benar. Kelezatan yang didapat dari bumbu rempah yang meresap ke dalam daging yang matang jauh lebih aman dan memberikan pengalaman kuliner yang lebih memuaskan tanpa mengorbankan kesehatan Anda. Kesadaran akan bahaya rempelo ati mentah adalah langkah pertama menuju pola makan yang lebih aman.