Ilustrasi proses hidrolisis protein dalam susu.
Susu ekstensif hidrolisat merujuk pada jenis formula susu (biasanya formula bayi atau nutrisi medis khusus) di mana protein susu alami—biasanya kasein atau whey—telah dipecah secara ekstensif melalui proses yang disebut hidrolisis. Proses ini menggunakan enzim atau bahan kimia untuk memecah molekul protein besar menjadi fragmen yang jauh lebih kecil, yang dikenal sebagai peptida. Tingkat hidrolisis yang tinggi memastikan bahwa sebagian besar protein telah terurai menjadi peptida yang sangat pendek, bahkan hingga tingkat asam amino bebas.
Tujuan utama dari pengolahan ekstensif ini adalah untuk mengurangi potensi alergenisitas protein. Protein yang lebih kecil dan terpecah ini jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memicu reaksi alergi atau intoleransi pencernaan pada individu yang sensitif.
Sistem pencernaan manusia, terutama pada bayi dengan gangguan pencernaan atau alergi protein susu sapi (APSS), seringkali kesulitan memproses protein utuh. Protein susu sapi yang utuh memiliki struktur kompleks yang memerlukan enzim pencernaan yang matang dan berfungsi optimal untuk dipecah menjadi nutrisi yang dapat diserap. Ketika mekanisme ini terganggu, protein yang tidak tercerna dapat menyebabkan peradangan usus, diare, muntah, atau reaksi alergi yang serius.
Susu ekstensif hidrolisat mengatasi masalah ini dengan menyediakan nutrisi yang sudah "pra-cerna." Karena protein sudah dipecah menjadi peptida kecil, tubuh tidak perlu mengeluarkan banyak energi atau mengandalkan enzim yang sedang tertekan untuk memecahnya lebih lanjut. Ini sangat penting dalam manajemen diet klinis untuk kondisi seperti:
Salah satu tantangan dalam hidrolisis ekstensif adalah perubahan rasa. Proses pemecahan ini sering menghasilkan rasa yang pahit atau "seperti logam" karena terbentuknya peptida dengan rantai yang sangat pendek atau asam amino bebas. Meskipun demikian, manfaat klinisnya seringkali melebihi masalah palatabilitas (rasa), terutama dalam konteks medis.
Penyerapan peptida dari susu hidrolisat ekstensif umumnya lebih cepat dan efisien dibandingkan protein utuh. Karena ukuran molekulnya yang kecil, mereka dapat diserap langsung melalui dinding usus tanpa memerlukan pemecahan enzimatik yang signifikan di lumen usus. Kecepatan penyerapan ini membantu mengurangi beban pada sistem pencernaan yang sedang mengalami inflamasi.
Penting untuk membedakan antara susu ekstensif hidrolisat dan susu parsial hidrolisat. Pada hidrolisat parsial, protein dipecah menjadi peptida yang lebih besar. Formula parsial hidrolisat sering digunakan untuk kondisi yang lebih ringan seperti kolik atau intoleransi ringan, karena rasa yang lebih baik dan struktur yang masih sedikit lebih besar mungkin masih dapat ditoleransi oleh sistem yang tidak terlalu sensitif.
Sebaliknya, formula ekstensif hidrolisat ditujukan untuk situasi di mana risiko reaksi alergi sangat tinggi atau ketika saluran pencernaan memerlukan istirahat total dari semua antigen protein yang belum sepenuhnya terpecah. Pemilihan antara kedua jenis ini harus selalu di bawah pengawasan ahli gizi atau dokter spesialis.
Penggunaan susu ekstensif hidrolisat tidak terbatas hanya pada bayi. Orang dewasa yang menjalani prosedur bedah tertentu, menderita penyakit radang usus (IBD), atau memerlukan nutrisi enteral (melalui selang) saat sistem pencernaan mengalami gangguan berat, juga dapat diberikan formula ini untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal tanpa memicu respons imun atau pencernaan yang merugikan.
Ketersediaan nutrisi makro dan mikro dalam formula ini telah diformulasikan ulang untuk memastikan semua kebutuhan diet terpenuhi, meskipun komposisi proteinnya sangat dimodifikasi. Ini merupakan inovasi penting dalam bidang dietetika klinis, memberikan solusi nutrisi yang aman dan mudah dicerna bagi populasi rentan yang tidak dapat mengonsumsi formula standar berbasis protein utuh.
Secara keseluruhan, susu ekstensif hidrolisat mewakili puncak rekayasa nutrisi yang bertujuan untuk membuat nutrisi penting dapat diakses oleh mereka yang memiliki tantangan pencernaan paling berat, menjadikannya pilar dalam penanganan kondisi malabsorpsi dan alergi makanan yang kompleks.