Pertanyaan mengenai konversi antara Ampere (A) pada transformator (trafo) dengan satuan daya Watt (W) adalah hal yang sangat umum dalam dunia kelistrikan dan elektronik. Seringkali, pengguna hanya melihat spesifikasi Ampere pada trafo dan ingin mengetahui berapa daya maksimum yang bisa disuplai oleh trafo tersebut. Jawaban singkatnya adalah: **Anda memerlukan informasi tambahan, yaitu tegangan (Voltage)**.
Untuk mengetahui daya dalam Watt, kita harus menggunakan rumus dasar daya listrik. Dalam sistem arus searah (DC) atau ketika kita berbicara mengenai daya semu (VA) pada arus bolak-balik (AC) murni resistif, rumusnya adalah:
Daya (P) = Tegangan (V) × Arus (I)Dalam konteks transformator, angka 10A yang tertera kemungkinan besar merujuk pada rating arus keluaran (sekunder) atau masukan (primer) trafo tersebut. Untuk menghitung daya maksimum (Watt) yang dapat dihasilkan oleh trafo tersebut, kita harus mengetahui tegangan di sisi yang kita ukur arusnya.
Ini adalah skenario yang paling umum. Misalkan Anda memiliki trafo step-down yang mengubah tegangan PLN 220V menjadi tegangan yang lebih rendah, misalnya 12V, dan rating 10A adalah arus maksimum yang boleh ditarik dari output 12V tersebut.
Jika $V_{out} = 12$ Volt dan $I_{out} = 10$ Ampere:
Daya (P) = 12 V × 10 A = 120 WattJadi, dalam kasus ini, trafo tersebut mampu menyuplai beban hingga 120 Watt pada tegangan 12 Volt.
Jika 10A adalah arus maksimum yang ditarik dari sisi primer (biasanya input 220V), perhitungannya akan berbeda. Perlu diingat bahwa trafo ideal tidak menciptakan energi; ia hanya memindahkannya, seringkali dengan mengubah rasio V dan I.
Jika $V_{in} = 220$ Volt dan $I_{in} = 10$ Ampere:
Daya Semu (VA) ≈ 220 V × 10 A = 2200 VAAngka 2200 VA ini adalah daya semu (Volt-Ampere). Untuk mendapatkan daya nyata (Watt), kita perlu mempertimbangkan faktor daya (Power Factor, PF). Untuk trafo yang hanya berfungsi mengubah tegangan tanpa beban induktif signifikan yang terpasang langsung padanya, PF mendekati 1. Maka, daya nyatanya adalah sekitar 2200 Watt (atau 2.2 kVA).
Dalam konteks arus bolak-balik (AC), yang digunakan oleh transformator, kita harus membedakan antara Daya Semu (VA) dan Daya Nyata (Watt).
Karena trafo sendiri adalah beban induktif, efisiensi dan faktor dayanya harus dipertimbangkan, terutama jika 10A tersebut adalah rating primer. Namun, untuk perhitungan cepat pada trafo keluaran (sekunder) yang terhubung ke beban resistif (seperti pemanas sederhana), Watt sering kali dapat disamakan dengan VA.
Sangat penting untuk tidak mengoperasikan trafo pada batas maksimum ratingnya secara terus-menerus. Trafo memiliki efisiensi yang tidak 100% (biasanya antara 85% hingga 95%). Kehilangan daya ini muncul sebagai panas.
Jika perhitungan menunjukkan trafo 10A (pada tegangan tertentu) adalah 120 Watt, maka Anda sebaiknya tidak membebani trafo tersebut lebih dari 80-90% dari kapasitasnya, yaitu sekitar 96 Watt hingga 108 Watt, untuk memastikan pendinginan yang memadai dan umur pakai yang panjang.
Untuk menjawab "Trafo 10A berapa Watt?", jawabannya bergantung pada tegangan operasinya. Jika Anda melihat label trafo yang umum (misalnya, adaptor 12V), maka:
Trafo 10A (pada 12V) ≈ 120 Watt.
Selalu pastikan Anda mengetahui rating tegangan (V) di sisi di mana Anda mengukur atau mengetahui arus (A) sebesar 10 tersebut berada, baik itu sisi masukan maupun keluaran.