Ilustrasi: Gambaran umum salah satu anggota kelas Amfibi.
Kelas Amphibia (Amfibi) merupakan kelompok vertebrata yang unik karena mereka menjalani fase kehidupan ganda—hidup di air saat larva dan sebagian besar hidup di darat saat dewasa. Nama "amfibi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, "amphibios," yang berarti "kehidupan ganda." Memahami yang termasuk amfibi adalah kunci untuk mengapresiasi evolusi vertebrata dari lingkungan akuatik menuju terestrial.
Amfibi memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari reptil, ikan, atau mamalia. Kulit mereka adalah salah satu fitur paling penting; biasanya tipis, lembab, dan permeabel (dapat ditembus air dan gas). Kulit ini berperan penting dalam respirasi kulit (bernapas melalui kulit), terutama saat beristirahat atau di dalam air. Mereka tidak memiliki sisik seperti reptil, melainkan kelenjar lendir yang menjaga kelembapan.
Secara siklus hidup, amfibi menunjukkan metamorfosis. Larva, seperti kecebong pada katak, umumnya bernapas menggunakan insang dan hidup sepenuhnya di air. Setelah mengalami transformasi dramatis, mereka menjadi bentuk dewasa dengan paru-paru (walaupun respirasi kulit tetap penting) dan kaki, memungkinkan mereka menjelajahi daratan.
Secara umum, semua spesies yang termasuk amfibi modern diklasifikasikan ke dalam tiga ordo utama. Meskipun ada lebih dari 8.000 spesies yang telah teridentifikasi, keragaman mereka terbagi dalam tiga kelompok besar ini:
Amfibi memegang peran ekologis yang sangat vital. Sebagai hewan yang bergantung pada dua lingkungan (air dan darat), mereka berfungsi sebagai jembatan penghubung dalam rantai makanan. Larva mereka (kecebong) seringkali merupakan herbivora utama di lingkungan perairan tawar, mengontrol pertumbuhan alga. Setelah dewasa, katak, salamander, dan caecilian menjadi predator penting bagi serangga dan invertebrata kecil.
Lebih lanjut, karena kulit mereka yang permeabel, amfibi sangat sensitif terhadap perubahan kualitas lingkungan, terutama polusi air dan udara. Mereka bertindak sebagai bio-indikator alami; penurunan populasi amfibi sering kali menjadi sinyal awal bahwa terjadi degradasi lingkungan di suatu wilayah. Oleh karena itu, kelestarian yang termasuk amfibi sangat erat kaitannya dengan kesehatan ekosistem global.
Sayangnya, banyak spesies amfibi saat ini menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat, perubahan iklim, dan penyakit jamur mematikan seperti Chytridiomycosis. Upaya konservasi sangat diperlukan untuk melindungi kelompok vertebrata menakjubkan yang telah berhasil menaklukkan daratan ini.