Bagi sebagian besar orang, makanan adalah sumber nutrisi dan kenikmatan. Namun, bagi jutaan orang di seluruh dunia, makanan tertentu dapat memicu respons imun yang serius. Inilah mengapa penting untuk memahami apa itu alergen pada makanan adalah zat yang memicu reaksi alergi setelah konsumsi. Reaksi ini bervariasi mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Secara biologis, alergen pada makanan adalah protein spesifik dalam makanan yang secara keliru dikenali oleh sistem kekebalan tubuh sebagai ancaman. Ketika protein asing ini masuk, sistem imun memproduksi antibodi jenis Imunoglobulin E (IgE). Pelepasan IgE ini memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya, yang menyebabkan gejala alergi yang kita kenal.
Perlu ditekankan bahwa alergi makanan berbeda dengan intoleransi makanan. Intoleransi (misalnya, intoleransi laktosa) biasanya melibatkan masalah pencernaan karena kurangnya enzim tertentu, bukan respons sistem kekebalan tubuh yang melibatkan IgE. Alergi, sebaliknya, melibatkan respons imun yang berpotensi fatal.
Meskipun secara teori hampir semua makanan berpotensi menjadi alergen, badan regulasi makanan di banyak negara telah mengidentifikasi kelompok makanan yang paling umum menyebabkan reaksi serius. Mengenali kelompok ini sangat krusial bagi mereka yang hidup dengan alergi:
Di banyak wilayah, peraturan mewajibkan produsen makanan untuk mencantumkan secara jelas apakah produk mereka mengandung salah satu dari delapan alergen pada makanan adalah bahan utama di dalamnya. Ini adalah langkah perlindungan yang vital bagi konsumen.
Reaksi alergi dapat muncul dalam hitungan menit setelah terpapar atau terkadang beberapa jam kemudian. Gejala dapat melibatkan satu atau lebih sistem organ tubuh:
Tingkat reaksi terparah adalah anafilaksis. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera dengan suntikan epinefrin (adrenalin). Gejala anafilaksis meliputi kesulitan bernapas karena penyempitan saluran napas, penurunan tekanan darah drastis (syok), pusing, hingga kehilangan kesadaran.
Karena pemicunya sering kali merupakan makanan sehari-hari, manajemen alergi makanan berfokus pada penghindaran total (eliminasi). Bagi individu yang alergi, kehati-hatian harus diterapkan di setiap langkah:
Kesimpulannya, memahami apa itu alergen pada makanan adalah fondasi untuk hidup aman dengan kondisi alergi. Dengan kesadaran tinggi, pembacaan label yang cermat, dan persiapan yang memadai, risiko yang ditimbulkan oleh alergen makanan dapat dikelola secara efektif.