Memahami Alergi Susu Formula S26

Ilustrasi: Tanda peringatan alergi pada bayi.

Apa Itu Alergi Susu Formula S26?

Alergi susu formula, termasuk merek seperti S26 (yang mengandung protein susu sapi), adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu sapi. Reaksi ini berbeda dengan intoleransi laktosa. Pada alergi, tubuh menganggap protein susu sebagai ancaman, memicu respons imun yang dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa.

Protein utama yang sering memicu alergi adalah kasein dan whey. Meskipun formula S26 merupakan nutrisi penting bagi banyak bayi, bagi sebagian kecil bayi, protein ini menjadi pemicu alergi. Penting untuk membedakan antara ketidaknyamanan normal pencernaan dan respons alergi sejati.

Gejala Umum Alergi Terhadap Formula S26

Gejala alergi susu sapi biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa hari setelah konsumsi. Mengenali gejala ini sangat krusial bagi orang tua:

Langkah Selanjutnya Jika Bayi Diduga Alergi

Jika Anda mencurigai bayi Anda menunjukkan reaksi negatif terhadap formula S26, langkah pertama dan terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli alergi. Jangan pernah mengganti formula tanpa pengawasan medis, karena nutrisi yang tepat sangat penting bagi tumbuh kembang bayi.

Dokter biasanya akan merekomendasikan:

  1. Penghentian Sementara: Menghentikan formula yang dicurigai dan beralih ke solusi sementara sesuai anjuran dokter.
  2. Tes Diagnostik: Meskipun diagnosis alergi susu sapi pada bayi seringkali didasarkan pada eliminasi dan observasi klinis.
  3. Substitusi Formula: Jika terkonfirmasi alergi protein susu sapi (CMPA), dokter akan menyarankan formula pengganti.

Pilihan Formula Pengganti untuk Alergi Susu Sapi

Jika formula standar seperti S26 terbukti menjadi masalah karena kandungan protein susu sapinya, ada beberapa alternatif utama yang tersedia di pasaran:

1. Formula Terhidrolisis Ekstensif (Extensively Hydrolyzed Formula - eHF)

Formula ini mengandung protein susu sapi yang telah dipecah menjadi fragmen yang sangat kecil (peptida). Pada kebanyakan bayi alergi, sistem kekebalan tidak lagi mengenali fragmen kecil ini sebagai alergen. Formula ini sering menjadi lini pertama rekomendasi dokter.

2. Formula Berbasis Asam Amino (Amino Acid-Based Formula - AAF)

Ini adalah formula hipoalergenik paling aman. Protein dipecah sepenuhnya menjadi asam amino tunggal, bentuk nutrisi terkecil. Formula ini direkomendasikan untuk bayi dengan alergi susu sapi yang parah atau yang tidak merespons formula terhidrolisis ekstensif.

3. Formula Berbasis Kedelai (Soy Formula)

Formula berbasis kedelai sering menjadi pilihan alternatif karena tidak mengandung protein susu sapi. Namun, perlu diingat bahwa sekitar 30-50% bayi yang alergi terhadap susu sapi juga dapat bereaksi terhadap protein kedelai. Oleh karena itu, penggunaannya harus didiskusikan mendalam dengan dokter.

Pentingnya Pemantauan Jangka Panjang

Banyak kasus alergi susu sapi pada bayi bersifat sementara. Seiring bertambahnya usia dan perkembangan sistem pencernaan mereka, banyak anak yang akhirnya bisa mentoleransi protein susu sapi. Biasanya, dokter akan menyarankan tes provokasi (pemberian sedikit susu sapi di bawah pengawasan ketat) setelah usia 12 hingga 18 bulan untuk melihat apakah alergi sudah teratasi. Dukungan nutrisi yang tepat selama masa transisi ini sangat vital untuk memastikan asupan kalori dan nutrisi makro lainnya terpenuhi.

🏠 Homepage