Ilustrasi: Aluminium Sulfat dalam bentuk larutan
Aluminium sulfat cair, sering kali dikenal dengan sebutan tawas cair, adalah salah satu koagulan kimia paling vital dalam industri pengolahan air bersih dan air limbah. Senyawa ini memiliki rumus kimia Al₂(SO₄)₃ dan ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan asam yang sangat efektif dalam proses pemisahan padatan tersuspensi dari cairan.
Dibandingkan dengan bentuk padatnya (tawas bubuk), aluminium sulfat cair menawarkan keunggulan signifikan dalam hal kemudahan penanganan, penyimpanan, dan dosis yang presisi dalam skala industri. Kehadiran aluminium sulfat cair dalam bentuk larutan memastikan bahwa bahan kimia terdispersi secara merata dan cepat bereaksi saat dimasukkan ke dalam sistem pengolahan.
Peran utama aluminium sulfat cair adalah sebagai agen koagulasi. Dalam proses penjernihan air, partikel-partikel tersuspensi seperti lumpur, koloid, dan mikroorganisme biasanya memiliki muatan negatif. Muatan ini menyebabkan mereka saling tolak-menolak dan tetap stabil dalam suspensi.
Ketika aluminium sulfat cair ditambahkan, ion aluminium (Al³⁺) yang bermuatan positif akan menetralkan muatan negatif koloid tersebut. Proses netralisasi muatan ini memungkinkan partikel-partikel kecil untuk saling mendekat dan menggumpal membentuk flok yang lebih besar dan berat. Proses ini disebut koagulasi. Setelah flok terbentuk, proses selanjutnya adalah flokulasi (pembesaran flok) dan sedimentasi (pengendapan), di mana flok-flok berat ini akan mengendap ke dasar wadah, meninggalkan air yang lebih jernih di atasnya.
Penggunaan aluminium sulfat cair sangat beragam, mencakup sektor publik hingga industri manufaktur. Sektor yang paling dominan memanfaatkan senyawa ini adalah:
Keputusan untuk menggunakan aluminium sulfat dalam bentuk cair seringkali didasarkan pada pertimbangan operasional yang matang. Keunggulan utamanya meliputi:
Meskipun sangat bermanfaat, aluminium sulfat cair bersifat korosif karena sifatnya yang asam. Penanganan yang tepat sangat diperlukan. Penting untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, termasuk sarung tangan kimia, kacamata pelindung, dan pakaian pelindung saat melakukan transfer atau pengambilan sampel. Tangki penyimpanan harus terbuat dari bahan yang tahan korosi, seperti polietilen berdensitas tinggi (HDPE) atau baja berlapis khusus. Kehati-hatian dalam menghindari kontak langsung dengan kulit dan mata adalah prioritas utama untuk menjaga keselamatan kerja di fasilitas pengolahan.