Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Keistimewaan bulan ini sangat besar, ditandai dengan datangnya Hari Asyura (10 Muharram), hari yang penuh berkah dan memiliki kisah sejarah penting bagi umat Islam.
Memasuki bulan Muharram, seorang Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadahnya dan meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah beberapa amalan utama yang sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah SAW di bulan yang suci ini.
Puasa merupakan amalan yang paling ditekankan di bulan Muharram. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Amalan ini bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Puncak dari amalan puasa di bulan ini adalah menunaikan Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa ini sangat besar, yaitu menghapus dosa setahun yang telah lalu.
Rasulullah SAW secara spesifik menganjurkan puasa pada hari kesembilan Muharram (Tasua). Puasa ini dilakukan untuk menyelisihi praktik puasa kaum Yahudi yang hanya fokus pada hari Asyura.
Bulan Muharram adalah momentum yang tepat untuk introspeksi diri (muhasabah) dan mendekatkan diri kepada Allah melalui zikir dan doa. Muharram menandai dimulainya lembaran baru dalam perjalanan hidup seorang Muslim. Perbanyaklah mengingat Allah, memohon ampunan atas kelalaian di tahun yang lalu, serta memohon kebaikan untuk tahun yang akan datang.
Meskipun tidak ada dalil khusus yang menyatakan sedekah di bulan Muharram memiliki keutamaan berlipat ganda seperti di bulan Ramadhan, memperbanyak sedekah adalah sunnah yang dianjurkan kapan pun. Membantu sesama, terutama anak yatim dan fakir miskin, menjadi lebih bermakna di awal tahun Hijriyah.
Selain fokus pada puasa Asyura dan Tasua, seorang Muslim tetap dianjurkan untuk menjaga amalan puasa sunnah rutinnya, seperti puasa Senin-Kamis dan puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah). Jika tanggal-tanggal ini jatuh di bulan Muharram, maka pahala puasa tersebut tetap dicatat.
Sama seperti bulan haram lainnya, terdapat beberapa praktik yang keliru dan perlu dihindari karena tidak memiliki dasar dari Sunnah Rasulullah SAW:
Inti dari menyambut Bulan Muharram sesuai Sunnah adalah memfokuskan diri pada peningkatan ketaatan kepada Allah, dengan memperbanyak puasa sunnah, terutama pada hari Asyura, serta memohon ampunan agar tahun yang baru ini dipenuhi keberkahan dan rahmat dari-Nya.