Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Suryalaya, yang dipimpin oleh para mursyid yang diizinkan, menawarkan sebuah jalan spiritual yang terstruktur bagi para pengikutnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Inti dari ajaran ini terletak pada konsistensi dalam menjalankan amalan harian TQN Suryalaya. Amalan-amalan ini bukan sekadar ritual, melainkan sarana pembinaan hati (tazkiyatun nafs) yang harus dilakukan secara berkelanjutan sebagai bentuk ketaatan dan kerinduan spiritual.
Bagi seorang salik (pejalan spiritual) dalam TQN Suryalaya, disiplin waktu adalah kunci utama. Amalan harian dirancang sedemikian rupa agar dapat terintegrasi dalam rutinitas sehari-hari, baik saat sedang sibuk bekerja maupun dalam kondisi istirahat. Tujuannya adalah menjaga hati agar senantiasa ‘hidup’ dan terhubung dengan Hadirat Ilahi, mengikuti jejak para guru mursyid.
Pilar Utama Amalan Harian TQN Suryalaya
Amalan-amalan pokok dalam TQN Suryalaya bersifat menyeluruh, meliputi dzikir jahr (keras), dzikir khafi (sunyi/dalam hati), serta pembacaan wirid dan manaqib. Berikut adalah rangkuman inti dari rutinitas yang dianjurkan:
-
Dzikir Khafi (Dzikir Sirr)
Ini adalah inti dari suluk TQN. Dzikir ini dilakukan secara rutin, biasanya setelah shalat fardhu, berupa pengulangan lafadz 'Laa ilaaha illallaah' atau dzikir ismu dzat (Allah) dalam hati, dengan jumlah yang telah ditentukan oleh pembimbing (khalifah atau mursyid). Tujuannya adalah membersihkan hati dari kotoran duniawi.
-
Dzikir Jahr (Dzikir Istrihat)
Dzikir keras ini biasanya dilakukan secara berjamaah di zawiyah atau majelis mursyid, namun salik juga dianjurkan untuk melatihnya di rumah. Dzikir jahr, seperti pembacaan kalimat tauhid secara bersamaan, bertujuan membangkitkan energi spiritual dan menyelaraskan getaran hati jamaah.
-
Pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jilani r.a.
Meskipun sering dilakukan bulanan secara kolektif, pengkajian atau pembacaan kisah-kisah karamah dan petuah Syekh Mursyid Agung ini dianjurkan dibaca pribadi secara berkala. Ini sebagai bentuk penghormatan dan penyerapan etos spiritual sang guru agung.
-
Istighotsah dan Pembacaan Shalawat
Rutinitas membaca istighotsah kubra atau shalawat khusus (seperti Shalawat Nariyah, tergantung instruksi mursyid) juga menjadi bagian penting. Ini adalah upaya memohon rahmat dan syafaat, serta memohon ampunan secara kolektif.
Disiplin Waktu dan Keikhlasan
Konsistensi dalam menjalankan amalan harian TQN Suryalaya jauh lebih penting daripada kuantitas yang dilakukan sesekali. Seorang salik dituntut untuk tidak meninggalkan dzikirnya meskipun dalam keadaan sakit atau bepergian. Para guru sering menekankan bahwa waktu terbaik untuk dzikir khafi adalah setelah shalat Subuh dan setelah shalat Isya, karena pada waktu tersebut hati cenderung lebih hening dan jauh dari hiruk pikuk aktivitas dunia.
Lebih dari sekadar rutinitas fisik mengucapkan kalimat dzikir, TQN Suryalaya menekankan aspek *khidmah* (pelayanan) dan *muhasabah* (introspeksi diri). Amalan harian ini harus menumbuhkan akhlak yang mulia. Dzikir yang benar akan secara otomatis tercermin dalam perilaku sehari-hari, seperti kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang kepada sesama. Tanpa perbaikan akhlak, dzikir hanyalah gerakan lisan yang hampa.
Peran Penting Pembimbing (Khalifah)
Salah satu ciri khas Tarekat ini adalah pentingnya bimbingan langsung. Amalan yang diberikan oleh mursyid atau khalifah adalah *suluk* yang telah teruji dan sesuai dengan tingkat spiritualitas si murid. Oleh karena itu, seorang yang baru mengikuti TQN Suryalaya harus selalu berkonsultasi mengenai kemajuan dan kendala dalam menjalankan amalan harian TQN Suryalaya. Pembimbing akan memberikan *tadrib* (latihan) tambahan atau penyesuaian jika diperlukan, memastikan perjalanan spiritual berjalan sesuai maqamnya.
Secara keseluruhan, amalan harian dalam TQN Suryalaya adalah komitmen seumur hidup untuk membersihkan diri (tazkiyatun nafs) melalui dzikir yang terstruktur, yang berpuncak pada upaya mencapai *ma’rifatullah* (mengenal Allah secara mendalam). Disiplin yang ketat, didukung oleh keikhlasan, adalah kunci untuk merasakan buah manis dari amalan-amalan yang diwariskan oleh ajaran Suryalaya.