Kehamilan adalah anugerah terindah sekaligus amanah besar dari Allah SWT. Dalam Islam, masa ini dipandang sebagai ladang pahala yang luas, di mana setiap ibadah dan kebaikan yang dilakukan ibu memiliki nilai spiritual yang mendalam, baik untuk dirinya maupun janin yang dikandung.
Menjadi seorang ibu hamil adalah bentuk ketaatan tertinggi karena melibatkan upaya menjaga dan merawat ciptaan Allah. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk memperkuat ibadah dan memperbanyak amalan shaleh. Berikut adalah beberapa amalan utama yang sangat dianjurkan bagi ibu hamil berdasarkan ajaran Islam.
1. Memperkuat Hubungan dengan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah penuntun utama dalam hidup seorang Muslim. Bagi ibu hamil, membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci memiliki manfaat ganda:
Penyucian Jiwa Ibu: Membaca Al-Qur'an meningkatkan ketenangan hati dan menjauhkan diri dari kegelisahan yang sering menyertai masa kehamilan.
Pendidikan Janin: Diyakini bahwa getaran suara ayat suci dan makna yang terkandung di dalamnya akan meresap ke dalam jiwa janin, menanamkan pondasi spiritual sejak dini. Dianjurkan membaca surat-surat yang memiliki kekhususan, seperti Surat Maryam, Yusuf, dan Luqman.
2. Zikir dan Doa Intensif
Doa adalah senjata orang beriman. Masa hamil adalah waktu mustajab untuk memohon perlindungan dan keberkahan. Ibu hamil disarankan untuk tidak pernah luput dari:
Dzikir Pagi dan Petang: Mengucapkan kalimat-kalimat agung seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, serta Laa hawla wa laa quwwata illaa billah.
Memperbanyak Istighfar: Memohon ampunan kepada Allah akan membersihkan hati dan menjauhkan musibah.
Doa Khusus Kehamilan: Memohon agar proses persalinan dimudahkan, janin dilahirkan sehat tanpa cacat, serta menjadi anak yang shalih/shalihah. Doa Nabi Zakaria AS patut dicontoh: "Rabbi hablii min ladunka dzurriyyatan thayyibatan, innaka samii'ud du'aa" (Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar permohonan).
3. Menjaga Akhlak dan Perasaan (Niat yang Baik)
Islam mengajarkan bahwa apa yang dirasakan dan dipikirkan ibu sangat memengaruhi energi positif di sekitarnya dan janin. Amalan ini meliputi:
Menghindari Perdebatan dan Amarah: Kemarahan dapat memicu hormon stres yang tidak baik bagi perkembangan janin. Ibu hamil harus berusaha keras menjaga sabar (shabr).
Menyebarkan Kebaikan: Melakukan sedekah atau menolong sesama, meskipun dalam kondisi terbatas, akan mendatangkan keberkahan berlipat ganda.
Niatkan Setiap Tindakan Sebagai Ibadah: Bahkan sekadar memilih makanan sehat atau tidur yang cukup, jika diniatkan untuk menjaga amanah Allah (janin), akan menjadi pahala.
4. Membaca Kisah Teladan (Sirah dan Qashashul Anbiya)
Mempelajari kisah-kisah para nabi dan orang-orang shaleh, terutama kisah para wanita mulia seperti Siti Maryam (Maria), Siti Asiah, dan Siti Khadijah, dapat memberikan suntikan inspirasi dan keteguhan hati. Kisah-kisah ini menegaskan bahwa wanita Muslimah mampu menjalani ujian berat dengan iman yang kokoh.
5. Menjaga Keseimbangan Fisik dan Ruhani
Meskipun ibadah adalah fokus utama, Islam juga menuntut penjagaan fisik (sebagai wadah janin) sebagai bentuk amanah. Ini berarti:
Makan Makanan Halal dan Thayyib: Memilih asupan yang bersih, bergizi, dan sesuai syariat. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa doa orang yang mengonsumsi yang haram akan tertolak.
Istirahat yang Cukup: Islam memandang istirahat sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan untuk memulihkan energi untuk beribadah lebih baik lagi.
Menjaga Wudhu (Dzikir Berjalan): Sebisa mungkin mempertahankan keadaan suci, karena keadaan suci memudahkan hati untuk mengingat Allah.
Secara keseluruhan, amalan ibu hamil menurut Islam adalah upaya komprehensif untuk mempersiapkan generasi penerus yang saleh, dimulai dari penyiapan ruhani ibu itu sendiri. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, seorang ibu tidak hanya memastikan keselamatan dirinya dan janin, tetapi juga menumbuhkan cinta Ilahi di dalam calon buah hatinya.