Ilustrasi suasana malam yang damai
Dalam Islam, malam hari bukan sekadar waktu untuk beristirahat fisik, tetapi juga momen emas untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Salah satu teladan terbaik dalam menjaga rutinitas malam yang penuh berkah adalah Ummul Mukminin, Aisyah Radhiyallahu 'anha. Kehidupan sehari-hari beliau, termasuk persiapan sebelum tidur, menjadi pedoman penting bagi umat Muslimah dan Muslimin untuk mencapai ketenangan jiwa.
Amalan sebelum tidur yang dicontohkan oleh Aisyah RA mencerminkan kesadaran tinggi terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW. Rutinitas beliau selalu terintegrasi dengan dzikir, doa, dan persiapan untuk bangun malam (qiyamul lail). Mempelajari praktik beliau membantu kita memastikan bahwa penutupan hari kita dipenuhi dengan keberkahan dan perlindungan ilahi.
Tidur adalah kematian kecil. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk "menghidupkan" kembali dirinya dengan mengingat Allah saat akan memejamkan mata. Bagi Aisyah RA, rutinitas malam adalah penyegelan hari. Jika seseorang meninggal dalam keadaan berdzikir, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut. Ini adalah persiapan terbaik menghadapi kematian mendadak atau menyambut hari esok.
Banyak riwayat hadis yang bersumber dari Aisyah RA yang menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan tata cara tidur. Amalan ini umumnya dilakukan setelah shalat Isya atau menjelang membaringkan badan.
Sunnah yang seringkali ditekankan adalah melakukan wudhu (bersuci) sebelum tidur, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW jika hendak tidur dalam keadaan junub, beliau akan mandi terlebih dahulu, atau setidaknya berwudhu jika belum sempat mandi wajib. Kesucian diri sebelum berpulang memberikan ketenangan fisik dan spiritual.
Ini adalah amalan inti yang sangat ditekankan. Aisyah RA meriwayatkan secara spesifik mengenai kebiasaan Nabi SAW sebelum tidur:
Setelah membacanya, beliau akan meniupkan pada kedua telapak tangan, kemudian mengusapkannya ke seluruh tubuhnya, dimulai dari kepala dan wajah, lalu bagian tubuh lain yang terjangkau. Pengulangan amalan ini biasanya dilakukan sebanyak tiga kali.
Walaupun tidak secara eksklusif hanya disebutkan oleh Aisyah RA, perlindungan melalui Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah bagian integral dari persiapan tidur. Ayat ini adalah benteng terkuat dari gangguan setan dan mimpi buruk.
Doa yang diajarkan Nabi SAW, dan diamalkan oleh Aisyah RA, meliputi pengakuan dosa dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Teks doa yang terkenal dan diajarkan adalah:
Doa ini menegaskan penyerahan total. Kita menyerahkan jiwa kita dalam penjagaan Allah saat tidur dan meminta agar diizinkan untuk kembali hidup saat bangun.
Mengamalkan rangkaian sunnah ini, yang bersumber dari teladan Aisyah RA dan Nabi SAW, membawa beberapa manfaat mendalam:
Meneladani Aisyah RA dalam kesungguhan menjaga amalan sunnah sebelum tidur adalah investasi spiritual terbaik. Rutinitas yang sederhana ini memastikan bahwa penutupan hari kita diakhiri dengan penuh keikhlasan, kesadaran, dan dalam lindungan Sang Pencipta, mempersiapkan kita menyambut rahmat hari esok.