Bulan Ramadhan adalah penantian agung umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah madrasah rohani yang disiapkan Allah SWT untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan dengan-Nya. Untuk memaksimalkan waktu yang singkat namun penuh berkah ini, seorang Muslim harus fokus pada amalan utama di bulan Ramadhan yang memiliki bobot pahala berlipat ganda.
Memahami esensi Ramadhan berarti memahami bahwa ibadah harus komprehensif, mencakup aspek hati, lisan, dan perbuatan. Berikut adalah beberapa amalan inti yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara konsisten selama bulan suci.
Puasa adalah fondasi utama Ramadhan. Namun, puasa yang diterima bukan hanya menahan makan dan minum. Puasa yang sempurna adalah puasa anggota badan dari perbuatan dosa dan maksiat. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minumnya.
Mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar. Shalat Tarawih berjamaah di masjid sangat dianjurkan karena keutamaan pahalanya yang besar. Keutamaan ini ditegaskan dalam hadis, di mana shalat tarawih dianggap sama nilainya dengan shalat semalam suntuk jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan mengharap pahala.
Selain Tarawih, menghidupkan sepertiga malam terakhir (Qiyamul Lail) dengan tahajjud dan berdzikir adalah cara ampuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Begitu diturunkannya kitab suci ini sebagai petunjuk bagi umat manusia, maka membaca, merenungi (tafakkur), dan mengamalkan isinya menjadi prioritas utama. Tadarus Al-Qur'an secara berjamaah di masjid atau majelis ilmu sangat populer di bulan ini.
Target minimal banyak Muslim adalah menyelesaikan pembacaan seluruh Al-Qur'an (khatam) setidaknya satu kali selama bulan Ramadhan. Ini adalah bentuk penghormatan dan ketaatan tertinggi terhadap wahyu Ilahi.
Kedermawanan sangat dianjurkan, dan pahalanya dilipatgandakan di bulan Ramadhan. Dengan menahan kebutuhan fisik (lapar dan haus), seorang Muslim diingatkan akan penderitaan fakir miskin. Oleh karena itu, meningkatkan porsi sedekah, baik berupa makanan untuk berbuka (iftar) bagi orang yang berpuasa, maupun bantuan materi lainnya, adalah amalan yang sangat dicintai Allah.
Selain sedekah sunnah, pembayaran zakat fitrah pada akhir Ramadhan juga wajib dilaksanakan sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan sebagai santunan bagi kaum dhuafa agar mereka juga dapat merayakan Idul Fitri dengan layak.
Puncak dari amalan Ramadhan terletak pada sepuluh hari terakhir, di mana di dalamnya tersembunyi malam seribu bulan, Lailatul Qadar. Amalan yang paling utama pada periode ini adalah I'tikaf—berdiam diri di masjid dengan fokus penuh untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjauhi urusan duniawi.
Meskipun tidak semua orang bisa melaksanakannya secara penuh, menyisihkan waktu lebih banyak di masjid, berdzikir, dan berdoa selama sepuluh hari terakhir adalah bentuk kesungguhan dalam mengejar malam kemuliaan tersebut. Keutamaan ini tidak tertandingi, karena pahala amalannya lebih baik daripada seribu bulan amal biasa.
Dengan memfokuskan energi pada lima amalan utama di bulan Ramadhan ini—Puasa, Shalat Malam, Tilawah, Sedekah, dan I'tikaf—seorang Muslim dapat memastikan bahwa ia meraih sebanyak mungkin keberkahan, ampunan, dan peningkatan derajat di hadapan Allah SWT.