Amparan Tatak Pisang Adalah Jajanan Khas

Amparan Tatak

Ilustrasi visual Amparan Tatak Pisang

Ketika berbicara mengenai kekayaan kuliner tradisional Indonesia, khususnya dari Kalimantan Selatan, nama Amparan Tatak Pisang seringkali muncul sebagai salah satu kudapan manis yang ikonik. Lantas, Amparan Tatak Pisang adalah? Secara sederhana, ini adalah kue tradisional berbahan dasar utama pisang yang diolah dengan santan, tepung beras, dan gula, kemudian dikukus dan disajikan di atas alas daun pisang.

Nama "Amparan Tatak" sendiri memiliki makna mendalam dalam bahasa Banjar. "Amparan" berarti alas atau hamparan, sementara "Tatak" merujuk pada cara penyajian atau pemotongan kue yang biasanya disajikan dalam bentuk potongan-potongan persegi panjang atau berlian setelah matang. Kue ini secara visual memang terlihat seperti hamparan berwarna kuning keemasan yang cantik ketika dibuka dari bungkus daun pisangnya.

Komponen Utama dan Keunikan Rasa

Keunikan Amparan Tatak terletak pada kombinasi tekstur dan rasanya yang seimbang. Tidak seperti kue berbahan pisang lainnya yang digoreng atau dibakar, Amparan Tatak melalui proses pengukusan, menghasilkan tekstur yang lembut, padat, namun tetap kenyal. Tiga komponen utama pembentuk rasa kue ini adalah pisang, santan, dan gula.

1. Pemilihan Pisang

Jenis pisang yang digunakan sangat mempengaruhi hasil akhir kue. Umumnya, masyarakat Banjar menggunakan pisang kepok atau pisang tanduk yang sudah cukup matang namun belum terlalu lembek. Pisang ini tidak hanya memberikan rasa manis alami, tetapi juga tekstur yang cukup kokoh saat dikukus sehingga tidak mudah hancur saat diiris.

2. Cairan Pengikat (Santan)

Santan kelapa kental adalah kunci kelembutan dan gurihnya kue ini. Santan dimasak bersama gula pasir dan sedikit garam hingga mendidih. Penggunaan santan inilah yang membedakannya dengan kue pisang lainnya yang mungkin hanya menggunakan air sebagai pelarut. Rasa gurih santan berpadu sempurna dengan manisnya pisang.

3. Tepung Sebagai Pengikat

Adonan dasar kue ini biasanya terdiri dari campuran tepung beras dan tepung sagu atau tapioka. Tepung beras memberikan kekenyalan khas kue tradisional, sementara tepung sagu atau tapioka membantu mengikat adonan agar padat dan tidak berair saat proses pengukusan.

Proses Pembuatan yang Tradisional

Proses pembuatan Amparan Tatak Pisang adalah ritual yang mengandalkan kesabaran. Setelah semua bahan (pisang yang dipotong, adonan santan, dan larutan tepung) tercampur rata, adonan kemudian dibungkus rapat menggunakan daun pisang. Daun pisang ini tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus yang ramah lingkungan, tetapi juga memberikan aroma harum alami yang khas pada kue setelah proses pengukusan.

Pengukusan memakan waktu cukup lama, memastikan pati dalam tepung benar-benar matang dan teksturnya menjadi padat. Setelah matang, kue didiamkan hingga suhu ruang. Baru setelah itu, kue dikeluarkan dari daun dan dipotong-potong sesuai tradisi, siap disajikan.

Amparan Tatak dalam Budaya Lokal

Kue ini jarang ditemukan sebagai jajanan sehari-hari di supermarket modern. Amparan Tatak lebih sering muncul dalam acara-acara penting atau hari raya, seperti pernikahan, perayaan Idul Fitri, atau acara adat Banjar lainnya. Kehadirannya melambangkan harapan akan kemakmuran dan keharmonisan, sejalan dengan warna kuning keemasan hasil kukusan santan dan pisang.

Bagi masyarakat yang merantau, mencicipi Amparan Tatak Pisang seringkali menjadi cara untuk bernostalgia dengan kampung halaman. Kue ini merepresentasikan cita rasa otentik dan warisan kuliner yang terus dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi. Bahkan, terdapat variasi lain seperti Amparan Tatak warna hijau yang menggunakan perisa pandan, namun varian asli yang dominan warna kuning tetap menjadi favorit utama.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Amparan Tatak Pisang adalah sebuah mahakarya kuliner sederhana dari Kalimantan Selatan. Ia bukan sekadar kue manis, melainkan simbol kehangatan komunal dan kekayaan tradisi pengolahan pangan menggunakan bahan dasar lokal yang melimpah, yaitu pisang dan santan. Kelembutan teksturnya dan aroma daun pisang yang menguar menjadikannya pengalaman bersantap yang tak terlupakan.

🏠 Homepage