Dalam dunia kuliner dan biologi, istilah "ampela adalah" sering muncul, terutama ketika membahas bagian dalam unggas seperti ayam, bebek, atau kalkun. Namun, apa sebenarnya ampela itu dan mengapa organ ini begitu penting, baik secara fungsi biologis maupun sebagai bahan makanan favorit?
Secara biologis, ampela adalah salah satu bagian dari sistem pencernaan hewan unggas. Dalam istilah ilmiah, organ ini dikenal sebagai gizzard. Ampela terletak setelah tembolok (crop) dan lambung kelenjar (proventriculus). Berbeda dengan lambung mamalia yang memiliki peran utama dalam pencernaan kimiawi menggunakan asam dan enzim, ampela memiliki fungsi mekanis yang sangat dominan.
Fungsi utama ampela adalah untuk menggiling makanan. Unggas, yang tidak memiliki gigi, mengandalkan kontraksi otot dinding ampela yang sangat kuat untuk menghancurkan biji-bijian, serangga, atau materi keras lainnya yang mereka telan. Proses penggilingan ini sangat dibantu oleh batu-batu kecil atau pasir (grit) yang sengaja ditelan oleh unggas. Batu-batu ini bertindak seperti gigi alami di dalam ampela, meningkatkan efisiensi penghancuran makanan agar nutrisi dapat diserap lebih mudah oleh usus halus.
Struktur dinding ampela sangat istimewa. Dindingnya tebal, berotot, dan dilapisi oleh lapisan keratin yang keras, yang melindunginya dari abrasi akibat makanan kasar yang digiling secara konstan. Tanpa fungsi penggilingan yang efisien dari ampela, unggas akan kesulitan mencerna makanan padat, yang berdampak langsung pada pertumbuhan dan energinya.
Di Indonesia, pembahasan tentang ampela adalah hampir selalu berkonotasi kuliner. Ampela bersama hati (liver) sering kali dijual sebagai satu paket yang dikenal sebagai 'ati ampela'. Meskipun memiliki tekstur yang jauh lebih padat dan kenyal dibandingkan hati, ampela menawarkan profil rasa yang unik dan sangat disukai oleh banyak kalangan.
Sebelum diolah, ampela harus dibersihkan secara menyeluruh. Proses pembersihan sangat krusial karena sisa makanan atau kotoran dapat tertinggal. Setelah dicuci bersih, ampela biasanya dipotong-potong sesuai selera. Beberapa metode pengolahan paling populer meliputi:
Jika hati unggas kaya akan zat besi dan Vitamin A, ampela adalah sumber protein yang baik dan mengandung mineral penting seperti seng. Karena sifatnya yang berotot, tekstur ampela sangat berbeda. Ia cenderung keras dan kenyal jika tidak dimasak dengan benar. Kunci kelezatan ampela terletak pada proses memasak yang tepat—biasanya memerlukan waktu perebusan yang lebih lama dibandingkan hati agar menjadi empuk.
Dalam konteks nutrisi, mengonsumsi ati ampela memberikan variasi asupan gizi yang baik dari organ dalam hewan (jeroan). Meskipun sering diperingatkan mengenai kadar kolesterol, asupan dalam porsi wajar tetap bermanfaat sebagai sumber protein hewani.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai letak dan bentuk organ ini, berikut adalah ilustrasi skematis dari sistem pencernaan unggas di mana ampela memegang peran vital:
Intinya, mengenali apa itu ampela adalah memahami bahwa organ ini merupakan pabrik penghancur mekanis yang sangat efisien dalam tubuh unggas, sekaligus menjadi salah satu bagian organ dalam yang paling populer di meja makan Asia Tenggara.