Ampisilin adalah salah satu antibiotik golongan penisilin semisintetik yang paling umum digunakan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan bakteri mati. Karena mekanisme kerjanya yang spesifik pada dinding sel bakteri, ampisilin sangat efektif melawan berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh bakteri sensitif.
Sebagai antibiotik spektrum luas, ampisilin efektif melawan bakteri Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif. Namun, seperti antibiotik lainnya, resistensi bakteri terus berkembang, sehingga penggunaannya harus selalu berdasarkan diagnosis dan resep dari tenaga medis profesional.
Penggunaan utama ampisilin adalah untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri. Penting untuk dicatat bahwa ampisilin tidak bekerja pada infeksi virus seperti flu atau pilek biasa. Berikut adalah beberapa kondisi umum yang sering diobati dengan ampisilin:
Dokter mungkin meresepkan ampisilin dalam bentuk oral (kapsul atau suspensi) atau bentuk suntikan (intravena atau intramuskular), tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kemampuan pasien untuk menelan obat.
Dosis ampisilin harus selalu ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis infeksi, berat badan pasien, usia, serta fungsi ginjal. Tidak ada dosis tunggal yang cocok untuk semua orang.
Ketika diberikan secara oral, ampisilin biasanya dianjurkan untuk diminum saat perut kosong (satu jam sebelum atau dua jam setelah makan) untuk memastikan penyerapan yang maksimal. Namun, beberapa formulasi modern mungkin tidak terlalu sensitif terhadap makanan.
Hal krusial yang harus diperhatikan adalah: **selalu habiskan seluruh rangkaian pengobatan antibiotik yang diresepkan**, meskipun gejala penyakit sudah hilang beberapa hari sebelumnya. Menghentikan antibiotik terlalu cepat dapat menyebabkan bakteri yang tersisa menjadi resisten terhadap obat tersebut.
Meskipun ampisilin umumnya dianggap aman, ada potensi efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping yang paling umum termasuk gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau diare.
Reaksi alergi adalah peringatan serius lainnya. Reaksi alergi terhadap penisilin dapat berkisar dari ruam ringan hingga reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa. Jika Anda mengalami gatal-gatal parah, pembengkakan wajah atau tenggorokan, atau kesulitan bernapas setelah mengonsumsi ampisilin, segera cari bantuan medis darurat.
Selain itu, penggunaan ampisilin dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri atau jamur yang tidak sensitif (superinfeksi), yang paling sering bermanifestasi sebagai sariawan atau infeksi jamur vagina.
Peringatan Khusus: Pasien dengan riwayat alergi terhadap obat golongan penisilin lainnya (seperti amoksisilin) hampir pasti akan alergi terhadap ampisilin juga. Riwayat penyakit ginjal atau penyakit menular mononukleosis juga memerlukan penyesuaian dosis atau kontraindikasi penggunaan. Selalu informasikan riwayat kesehatan Anda secara lengkap kepada dokter sebelum memulai terapi ampisilin.