Memahami Ampisilin Injeksi: Sediaan, Kegunaan, dan Protokol

Representasi Visual Ampisilin Injeksi Ampicillin Injeksi

Apa Itu Ampisilin Injeksi?

Ampisilin injeksi adalah formulasi steril dari antibiotik golongan aminopenisilin, yang merupakan turunan semi-sintetik dari penisilin. Sediaan ini sangat penting dalam dunia medis karena menawarkan spektrum aktivitas yang luas terhadap berbagai jenis bakteri Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif. Berbeda dengan ampisilin oral, bentuk injeksi memberikan bioavailabilitas yang lebih cepat dan tinggi, menjadikannya pilihan utama untuk infeksi yang parah atau ketika pasien tidak dapat menerima obat melalui jalur oral (pencernaan).

Sediaan ini umumnya tersedia dalam bentuk serbuk steril kering yang harus direkonstitusi (dilarutkan) dengan pelarut yang sesuai, seperti Water for Injection (WFI) atau larutan saline steril, sesaat sebelum pemberian. Reaksi cepat ini memastikan konsentrasi obat yang efektif segera tercapai dalam aliran darah pasien.

Indikasi Klinis Utama

Penggunaan ampisilin injeksi diindikasikan untuk pengobatan berbagai infeksi bakteri serius. Kemampuannya menargetkan dinding sel bakteri (melalui penghambatan sintesis peptidoglikan) membuatnya efektif melawan patogen tertentu. Beberapa indikasi utama meliputi:

Dosis dan Cara Pemberian Sediaan

Penentuan dosis ampisilin injeksi sangat bergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahan, usia pasien, dan fungsi ginjal pasien. Umumnya, pemberian dapat dilakukan secara intravena (IV) atau intramuskular (IM).

1. Intravena (IV)

Pemberian secara IV direkomendasikan untuk kondisi yang mengancam jiwa (seperti meningitis atau sepsis) karena menghasilkan kadar puncak serum yang cepat. Larutan yang telah direkonstitusi perlu diencerkan lebih lanjut dalam cairan infus (seperti Dextrose 5% atau NaCl 0.9%) dan diberikan secara infus lambat (misalnya, selama 30 menit) untuk meminimalkan risiko iritasi vena atau reaksi hipersensitivitas.

2. Intramuskular (IM)

Pemberian IM biasanya digunakan ketika akses vena sulit didapatkan atau untuk infeksi yang kurang parah. Namun, perlu dicatat bahwa formulasi IM mungkin menyebabkan sedikit rasa nyeri atau iritasi di lokasi suntikan.

Penting: Sebelum pemberian, selalu lakukan uji sensitivitas (skin test) jika ada riwayat alergi terhadap penisilin, meskipun risiko reaksi anafilaksis tetap ada bahkan tanpa riwayat alergi.

Pertimbangan Keamanan dan Efek Samping

Seperti semua antibiotik, penggunaan ampisilin injeksi harus diawasi ketat oleh profesional kesehatan. Efek samping yang paling umum adalah reaksi gastrointestinal (walaupun kurang relevan pada injeksi dibandingkan oral), reaksi alergi, dan gangguan pada flora normal tubuh.

Reaksi Alergi

Reaksi alergi adalah kekhawatiran terbesar. Gejala ringan meliputi ruam dan gatal. Reaksi berat, yaitu anafilaksis (kesulitan bernapas, pembengkakan wajah/tenggorokan, penurunan tekanan darah drastis), memerlukan intervensi medis darurat segera.

Risiko Lain

Farmakologi dan Mekanisme Aksi

Ampisilin bekerja secara bakterisidal, yang berarti ia membunuh bakteri, bukan hanya menghambat pertumbuhannya. Keunggulannya dibandingkan penisilin G adalah stabilitasnya terhadap asam lambung dan spektrumnya yang lebih luas.

Mekanisme utamanya melibatkan pengikatan pada Protein Pengikat Penisilin (PBP) di dinding sel bakteri. Dengan mengganggu PBP, ampisilin mencegah pembentukan ikatan silang yang diperlukan untuk integritas dinding sel. Ketika bakteri mencoba bereplikasi, dinding sel yang lemah menyebabkan lisis (pecah) sel.

Penyimpanan dan Stabilitas Setelah Rekonstitusi

Stabilitas ampisilin injeksi sangat dipengaruhi oleh suhu dan pelarut yang digunakan. Sediaan yang belum direkonstitusi (serbuk) harus disimpan di bawah suhu kamar yang terkontrol atau sesuai petunjuk pabrikan, biasanya terlindung dari cahaya.

Setelah direkonstitusi, larutan ampisilin memiliki waktu simpan yang relatif singkat. Umumnya, larutan yang baru dibuat harus digunakan dalam waktu satu jam jika disimpan pada suhu ruangan (25°C), atau dapat disimpan di lemari es (2°C hingga 8°C) selama durasi tertentu (seringkali hingga 24 jam), tergantung pada pelarutnya. Sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk mematuhi pedoman farmasi spesifik produk untuk memastikan potensi obat tetap terjaga dan aman diberikan.

🏠 Homepage