Ilustrasi visual Ampisilin dalam bentuk sirup.
Ampisilin sirup adalah salah satu bentuk sediaan antibiotik yang sangat umum digunakan, terutama dalam dunia pediatri atau untuk pasien yang kesulitan menelan tablet. Sebagai antibiotik spektrum luas dari golongan penisilin, ampisilin efektif melawan berbagai jenis infeksi bakteri. Namun, penggunaannya memerlukan pemahaman yang tepat mengenai dosis, indikasi, dan potensi efek samping.
Ampisilin merupakan antibiotik beta-laktam yang bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan bakteri mati. Bentuk sirup biasanya tersedia dalam bentuk serbuk kering yang harus dilarutkan dengan air matang sebelum digunakan. Setelah dilarutkan, cairan ini harus disimpan sesuai anjuran, seringkali di lemari es, dan memiliki masa kedaluwarsa relatif singkat (biasanya 7 hingga 14 hari).
Ampisilin sirup diresepkan oleh dokter untuk mengobati berbagai infeksi bakteri sensitif, antara lain:
Penting untuk diingat bahwa ampisilin sirup TIDAK efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu biasa.
Karena merupakan obat resep, dosis ampisilin sirup selalu ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, berat badan, dan tingkat keparahan infeksi pada pasien. Setelah dilarutkan, pengukuran dosis harus menggunakan alat ukur yang akurat (sendok takar atau pipet yang disediakan).
Biasanya, obat ini diminum dengan jarak waktu yang teratur (misalnya, setiap 6 atau 8 jam) untuk menjaga kadar obat tetap terapeutik dalam darah. Jika terlewat satu dosis, segera minum jika masih dalam rentang waktu yang dekat, atau lewati dosis tersebut jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Jangan pernah menggandakan dosis.
Sebagian besar orang mentoleransi ampisilin sirup dengan baik. Namun, seperti semua obat, ada potensi efek samping yang bisa muncul. Efek samping ringan biasanya meliputi:
Pada kasus yang lebih jarang namun serius, beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi. Reaksi alergi berat (anafilaksis) memerlukan penanganan medis darurat segera, ditandai dengan kesulitan bernapas, pembengkakan wajah atau tenggorokan, serta gatal-gatal hebat. Selain itu, diare berat yang terus menerus setelah penggunaan antibiotik harus dilaporkan ke dokter karena bisa menjadi tanda infeksi Clostridium difficile.
Ampisilin tidak boleh diberikan kepada individu yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin atau sefalosporin. Selain itu, penting untuk menginformasikan dokter mengenai semua obat lain yang sedang dikonsumsi.
Salah satu interaksi yang perlu diperhatikan adalah dengan obat pengencer darah tertentu atau obat yang digunakan untuk mengontrol asam lambung (seperti probenesid), yang dapat mempengaruhi efektivitas ampisilin. Penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi oral juga perlu diperhatikan, meskipun bukti interaksi yang signifikan masih bervariasi.
Secara keseluruhan, ampisilin sirup adalah pilihan pengobatan yang efektif dan sering digunakan untuk anak-anak. Kunci keberhasilan pengobatan adalah kepatuhan terhadap resep dokter, memastikan bahwa sirup telah dilarutkan dengan benar dan disimpan dalam kondisi suhu yang sesuai, serta menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai instruksi.
Informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi medis profesional. Selalu ikuti saran dari dokter atau apoteker Anda.