Istilah "anders tellen," yang berasal dari bahasa Belanda, sering kali muncul dalam konteks manajemen, psikologi organisasi, atau bahkan dalam diskusi filosofis mengenai perspektif dan cara pandang. Secara harfiah, frasa ini berarti "menghitung secara berbeda" atau "melihat dari sisi yang lain." Namun, maknanya jauh lebih mendalam daripada sekadar kalkulasi matematis; ini merujuk pada kebutuhan mendesak untuk mengubah kerangka berpikir atau sudut pandang dalam menghadapi suatu masalah atau situasi.
Dalam lingkungan profesional, terutama di era perubahan yang cepat, kemampuan untuk anders tellen menjadi aset yang sangat berharga. Dunia bisnis modern menuntut inovasi konstan. Jika sebuah tim atau organisasi terus menggunakan metode penghitungan—atau perencanaan—yang sama seperti yang dilakukan lima tahun lalu, kemungkinan besar mereka akan tertinggal. Anders tellen menantang kita untuk mempertanyakan asumsi dasar. Mengapa kita melakukan ini dengan cara ini? Apakah ada variabel yang kita abaikan? Apakah metrik keberhasilan yang kita gunakan masih relevan?
Pentingnya Perspektif Baru
Perbedaan antara pemecahan masalah yang sukses dan kegagalan sering kali terletak pada seberapa jauh seseorang bersedia melepaskan cara pandang yang sudah mapan. Konsep ini sangat terkait erat dengan pemikiran lateral (lateral thinking). Alih-alih mengikuti alur logis yang lurus (vertikal), anders tellen mendorong eksplorasi jalur alternatif. Misalnya, dalam merancang produk, tim mungkin fokus pada fitur tambahan (menambah hitungan), padahal solusi yang lebih baik mungkin adalah menghilangkan kerumitan (mengurangi hitungan).
Dalam konteks komunikasi antarmanusia, anders tellen juga memainkan peran krusial. Ketika terjadi konflik, sangat mudah untuk terjebak dalam narasi diri sendiri. Mampu "menghitung secara berbeda" berarti mencoba menempatkan diri pada posisi orang lain, memahami motivasi dan keterbatasan mereka. Ini bukan berarti setuju dengan mereka, tetapi memahami bagaimana mereka sampai pada kesimpulan mereka. Pemahaman ini membuka pintu untuk solusi yang benar-benar kolaboratif, bukan sekadar kompromi yang dipaksakan.
Ilustrasi perubahan perspektif (Anders Tellen)
Implementasi dalam Pengambilan Keputusan
Bagaimana seseorang dapat melatih kemampuan anders tellen? Proses ini memerlukan kesadaran diri yang tinggi dan lingkungan yang mendukung eksperimen. Langkah pertama adalah mengidentifikasi batasan (constraints) yang sedang dihadapi. Batasan ini bisa berupa anggaran, waktu, sumber daya, atau norma sosial. Setelah batasan teridentifikasi, tantangannya adalah membayangkan bagaimana hasil akan berubah jika batasan tersebut dibalik atau dihilangkan sama sekali.
Dalam dunia teknologi, ini mirip dengan proses rekayasa ulang (refactoring). Kode yang sudah berjalan mungkin berfungsi, tetapi anders tellen memaksa pengembang untuk bertanya: "Bagaimana jika kita membangunnya dari nol dengan filosofi yang sama sekali berbeda?" Ini sering kali menghasilkan solusi yang lebih efisien dan skalabel di masa depan.
Selanjutnya, penting untuk secara aktif mencari input dari individu yang memiliki latar belakang sangat berbeda. Jika Anda seorang analis keuangan, berbicaralah dengan desainer grafis tentang masalah yang sama. Jika Anda seorang manajer senior, luangkan waktu untuk berbicara dengan staf tingkat pemula. Setiap latar belakang membawa seperangkat asumsi—yaitu, seperangkat cara "menghitung" yang unik. Menggabungkan hitungan yang berbeda ini adalah inti dari anders tellen yang efektif.
Tantangan dan Penghargaan
Menerapkan anders tellen bukanlah tanpa hambatan. Hambatan terbesar adalah inersia kognitif—kecenderungan otak kita untuk memilih jalan termudah yang sudah dikenal. Selain itu, dalam budaya yang sangat hierarkis atau menghargai konformitas, mengusulkan cara "menghitung" yang radikal dapat dilihat sebagai penolakan terhadap otoritas atau prosedur standar, meskipun niatnya adalah perbaikan.
Namun, penghargaan dari praktik ini sangat besar. Organisasi dan individu yang mahir dalam anders tellen menunjukkan ketahanan yang lebih tinggi terhadap guncangan pasar. Mereka tidak hanya beradaptasi; mereka memimpin perubahan karena mereka selalu siap untuk melihat masalah dari sudut pandang yang sama sekali baru. Kemampuan untuk secara sadar mengubah lensa pandang adalah keterampilan abad ke-21 yang esensial, memungkinkan munculnya solusi elegan dari kekacauan yang tampak tidak terpecahkan. Ini adalah seni melihat dunia bukan hanya sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana ia bisa dihitung ulang.