Angka merupakan fondasi dari matematika, dan dalam perkembangannya, konsep bilangan bulat diperluas untuk mencakup bilangan yang berada di antara bilangan bulat itu sendiri. Di sinilah peran angka desimal menjadi krusial. Ketika kita berbicara mengenai rentang antara angka 1 dan angka 2, kita memasuki dunia bilangan yang tak terbatas, sebuah continuum yang dipenuhi oleh pecahan yang diekspresikan dalam notasi desimal. Memahami angka desimal dari 1 hingga 2 tidak hanya penting dalam perhitungan sehari-hari, tetapi juga fundamental dalam ilmu pengetahuan, teknik, dan keuangan.
Visualisasi rentang bilangan desimal antara 1 dan 2.
Salah satu konsep paling menakjubkan mengenai angka desimal antara 1 dan 2 adalah kepadatan tak terhingga (infinite density). Ini berarti, tidak peduli seberapa dekat dua angka desimal yang Anda pilih di antara 1 dan 2 (misalnya 1.0000001 dan 1.0000002), selalu ada bilangan desimal lain yang terletak di antaranya. Matematikawan menyebut ini sebagai sifat Archimedean dari bilangan riil.
Untuk melihat bagaimana hal ini bekerja, mari kita ambil contoh sederhana. Kita bisa membagi rentang 1 hingga 2 menjadi sepuluh bagian yang sama. Bilangan yang dihasilkan adalah 1.1, 1.2, 1.3, dan seterusnya hingga 1.9. Ini adalah representasi desimal hingga satu tempat desimal.
Ketika kita berurusan dengan angka desimal dari 1 dan 2, fokus kita adalah pada bagian fraksional (pecahan) yang muncul setelah koma desimal. Bilangan tersebut selalu memiliki bentuk $1 + x$, di mana $x$ adalah bilangan antara 0 dan 1.
Dalam dunia nyata, angka desimal antara 1 dan 2 sering muncul dalam konteks pengukuran yang membutuhkan presisi. Misalnya, dalam fisika, laju konversi suatu energi mungkin bernilai 1.25 Joule per satuan massa. Dalam teknik sipil, rasio kekuatan material terhadap beban yang ditopangnya (faktor keamanan) mungkin ditetapkan pada 1.75. Angka-angka ini jarang sekali bilangan bulat sempurna.
Penggunaan desimal memastikan bahwa model matematika kita dapat merepresentasikan realitas yang seringkali bersifat berkelanjutan, bukan diskret (terputus-putus). Jika kita hanya menggunakan bilangan bulat, kita akan kehilangan semua nuansa dan perincian yang ada di antara titik-titik bilangan dasar tersebut. Rentang 1 hingga 2 saja sudah mencakup setiap kemungkinan proporsi, perbandingan, atau hasil pengukuran yang jatuh di antara dua unit tunggal tersebut.
Secara ringkas, angka desimal dari 1 hingga 2 adalah manifestasi dari kontinuitas bilangan riil. Mereka menunjukkan bahwa bahkan dalam ruang yang tampaknya sempit antara dua bilangan bulat berurutan, terdapat alam semesta matematis yang luas yang menunggu untuk dijelajahi, di mana setiap titik memiliki nilai uniknya, terlepas dari seberapa kecil jaraknya dengan tetangganya.