Vitamin A adalah nutrisi esensial yang larut dalam lemak, memainkan peran vital dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi utamanya meliputi mendukung penglihatan yang baik (terutama dalam kondisi minim cahaya), menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh, mendukung pertumbuhan sel, serta menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir. Kekurangan vitamin A kronis dapat menyebabkan kondisi serius seperti rabun senja hingga kebutaan permanen.
Untuk memastikan asupan nutrisi terpenuhi, pemerintah melalui lembaga kesehatan telah menetapkan pedoman resmi yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka Kecukupan Vitamin A (AKV) adalah batas asupan harian yang direkomendasikan untuk hampir semua orang sehat dalam kelompok usia dan jenis kelamin tertentu.
Kebutuhan harian Vitamin A sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis (seperti kehamilan atau menyusui). AKV ini biasanya dinyatakan dalam satuan Retinol Aktif Ekuivalen (RAE), yang mempertimbangkan berbagai bentuk Vitamin A (retinol dari hewani dan karotenoid dari nabati).
Ilustrasi: Asupan Vitamin A penting untuk penglihatan.
| Kelompok | Laki-laki (RAE/hari) | Perempuan (RAE/hari) |
|---|---|---|
| 0-6 Bulan (Asupan dari ASI) | 400 | |
| 7-12 Bulan | 450 | |
| 1-3 Tahun | 450 | 450 |
| 4-6 Tahun | 500 | 500 |
| 7-9 Tahun | 600 | 600 |
| 10-12 Tahun | 700 | 700 |
| Dewasa (≥19 Tahun) | 900 | 700 |
Catatan: Nilai ini didasarkan pada pedoman umum AKG di Indonesia dan dapat sedikit berbeda dengan standar internasional lainnya.
Vitamin A dapat diperoleh dari dua sumber utama:
Meskipun sangat penting, konsumsi Vitamin A yang berlebihan (terutama bentuk retinol/preformed) dapat bersifat toksik (hipervitaminosis A), karena sifatnya yang larut dalam lemak membuatnya mudah disimpan dalam hati. Oleh karena itu, ditetapkan juga Batas Atas yang Aman (UL).
Untuk orang dewasa, UL vitamin A biasanya ditetapkan sekitar 3.000 RAE per hari. Melebihi batas ini secara kronis dapat menyebabkan gejala seperti kulit kering, kerontokan rambut, nyeri tulang, dan dalam kasus akut, kerusakan hati. Penting untuk diingat bahwa UL ini hampir tidak mungkin terlampaui hanya dari konsumsi sayuran (karotenoid), namun mungkin terjadi jika mengonsumsi suplemen dosis tinggi atau konsumsi hati hewan secara rutin.
Untuk menjaga agar asupan Vitamin A selalu berada dalam rentang yang direkomendasikan (antara AKV dan UL), pendekatan terbaik adalah melalui pola makan seimbang dan terdiversifikasi:
Memahami Angka Kecukupan Vitamin A adalah langkah awal untuk pencegahan defisiensi nutrisi. Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau mempertimbangkan suplementasi dosis tinggi.