Ampicilin adalah salah satu antibiotik golongan penisilin semi-sintetik yang telah digunakan secara luas dalam dunia medis selama beberapa dekade. Sebagai antibiotik spektrum luas, ampicilin efektif melawan berbagai jenis bakteri Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif. Obat ini bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel bakteri, yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel bakteri tersebut. Keampuhannya dalam menangani infeksi ringan hingga sedang membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak tenaga kesehatan.
Meskipun sering diresepkan, penggunaan ampicilin harus selalu di bawah pengawasan dokter. Seperti antibiotik lainnya, resistensi bakteri menjadi tantangan yang terus dihadapi. Oleh karena itu, memahami indikasi, dosis, dan potensi efek samping sangat penting untuk memastikan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko resistensi.
Ampicilin diresepkan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri. Karena sifatnya yang cukup luas, cakupan infeksinya cukup bervariasi. Beberapa kondisi utama yang sering diobati dengan ampicilin meliputi:
Penting untuk diingat bahwa ampicilin tidak efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau pilek biasa.
Ampicilin termasuk dalam kelas antibiotik beta-laktam. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan sintesis peptidoglikan, komponen vital dalam pembentukan dinding sel bakteri. Ketika dinding sel gagal terbentuk dengan benar, bakteri menjadi rentan terhadap tekanan osmotik, menyebabkan lisis (pecah) dan mati.
Secara farmakokinetik, ampicilin diserap dengan baik melalui saluran pencernaan ketika diberikan secara oral, meskipun bioavailabilitasnya bisa sedikit berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Obat ini didistribusikan luas ke jaringan tubuh dan cairan tubuh. Ekskresi utamanya terjadi melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Meskipun sangat berguna, ampicilin memiliki potensi efek samping yang perlu diwaspadai. Reaksi alergi adalah perhatian utama. Individu yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin harus menghindari penggunaan ampicilin karena risiko reaksi anafilaksis yang serius.
Efek samping yang umum terjadi meliputi:
Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan superinfeksi, seperti pertumbuhan berlebih jamur (kandidiasis) atau kolitis terkait antibiotik (misalnya, infeksi Clostridioides difficile). Konsultasikan segera dengan dokter jika Anda mengalami diare parah saat mengonsumsi obat ini.
Kepatuhan penuh terhadap resep dokter adalah kunci keberhasilan terapi ampicilin. Pasien harus menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan, meskipun gejala infeksi sudah membaik sebelum obat habis. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat menyebabkan bakteri yang tersisa bereplikasi kembali, yang berpotensi menyebabkan infeksi kambuh dan meningkatkan risiko pengembangan strain bakteri yang resisten terhadap ampicilin. Selalu ikuti jadwal dosis yang ditetapkan oleh profesional kesehatan.