Panduan Penting: Bahan Alergen Menurut BPOM

Ikon peringatan bahan alergen

Bahan alergen (allergen) merupakan zat yang dapat memicu reaksi alergi pada sebagian populasi. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memiliki regulasi ketat mengenai pelabelan bahan alergen pada produk pangan olahan. Pemahaman mendalam mengenai daftar bahan alergen ini sangat krusial bagi produsen, distributor, dan tentu saja, konsumen yang memiliki riwayat alergi.

Tujuan utama regulasi BPOM terkait alergen adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat. Reaksi alergi dapat bervariasi dari ringan (gatal-gatal, ruam) hingga sangat parah (anafilaksis) yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, pelabelan yang jelas mengenai keberadaan alergen pada komposisi produk menjadi kewajiban hukum.

Kewajiban Pelabelan Alergen Berdasarkan BPOM

BPOM mengacu pada prinsip-prinsip internasional mengenai 14 kelompok alergen utama, meskipun implementasi spesifik dan penekanannya dapat disesuaikan dengan konteks pangan lokal. Kewajiban pelabelan ini terutama diatur dalam Peraturan Kepala BPOM (Perka BPOM) mengenai informasi nilai gizi dan label pangan olahan. Produsen wajib mencantumkan bahan alergen secara eksplisit, terutama jika bahan tersebut tidak mudah dikenali hanya dari nama generik di daftar komposisi.

Pelabelan harus mudah dibaca dan ditempatkan di dekat daftar komposisi. Seringkali, produsen menggunakan frasa seperti: "Mengandung bahan yang berasal dari [Nama Alergen]". Ini membantu konsumen yang mungkin terbiasa mencari nama bahan mentah namun perlu penekanan khusus pada potensi alergennya.

Daftar Bahan Alergen Utama yang Diperhatikan BPOM

Meskipun daftar dapat diperluas sesuai perkembangan riset, berikut adalah kelompok bahan alergen mayoritas yang selalu menjadi fokus pengawasan BPOM:

Pentingnya Penanganan Kontaminasi Silang (Cross-Contamination)

Selain bahan alergen yang sengaja ditambahkan, BPOM juga sangat memperhatikan risiko kontaminasi silang. Kontaminasi silang terjadi ketika produk yang seharusnya bebas alergen terpapar sejumlah kecil alergen karena penggunaan peralatan yang sama, area produksi yang berbagi, atau penanganan yang tidak higienis.

Bagi konsumen dengan alergi parah, bahkan jejak kecil alergen dapat memicu reaksi serius. Oleh karena itu, produsen yang memproses produk yang mengandung alergen mayoritas di fasilitas yang sama wajib mencantumkan peringatan mengenai kemungkinan adanya jejak alergen tersebut (misalnya: "Diproduksi di fasilitas yang juga mengolah kacang-kacangan"). Ini memberikan transparansi maksimal kepada pembeli.

Peran Konsumen dalam Mengidentifikasi Alergen

Sebagai konsumen, kuncinya adalah selalu membaca label secara teliti setiap kali membeli produk baru, bahkan jika itu adalah merek yang sering dibeli, karena formulasi dapat berubah. Jika Anda ragu mengenai interpretasi suatu bahan dalam daftar komposisi, jangan ragu untuk menghubungi produsen atau mencari informasi lebih lanjut melalui situs resmi BPOM. Mengandalkan ingatan atau asumsi terhadap bahan-bahan yang tersembunyi di balik nama kimiawi adalah risiko besar bagi penderita alergi. Kesadaran akan daftar alergen yang diawasi BPOM adalah langkah pertama menuju keamanan pangan pribadi.

🏠 Homepage