Kekurangan Hormon Androgen: Dampak yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi ketidakseimbangan hormon Diagram sederhana menunjukkan penurunan level hormon pada tubuh. Androgen Rendah

Hormon androgen adalah sekelompok steroid hormon yang memainkan peran krusial dalam perkembangan karakteristik seksual pria (sekunder), namun juga sangat penting bagi wanita dalam jumlah yang lebih kecil. Testosteron adalah androgen yang paling dikenal. Ketika kadar hormon ini berada di bawah rentang normal, kondisi yang dikenal sebagai kekurangan hormon androgen (Hipogonadisme pada pria, atau penurunan fungsi ovarium/kelenjar adrenal pada wanita) dapat timbul.

Meskipun sering diasosiasikan dengan penuaan pada pria, kekurangan androgen bisa terjadi pada berbagai usia dan disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah pada testis atau ovarium (hipogonadisme primer) hingga gangguan pada otak (hipofisis atau hipotalamus) yang mengatur produksi hormon tersebut (hipogonadisme sekunder). Memahami gejalanya adalah langkah awal yang penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Gejala Umum Kekurangan Androgen

Gejala kekurangan hormon androgen dapat sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan defisiensi dan usia individu. Pada pria, gejala cenderung lebih menonjol.

Pada Pria:

Pada Wanita:

Pada wanita, meskipun androgen bukanlah hormon dominan, kekurangannya tetap memengaruhi keseimbangan hormonal dan bisa bermanifestasi sebagai:

Penyebab dan Faktor Risiko

Mengidentifikasi penyebab adalah kunci dalam mengatasi kekurangan androgen. Beberapa penyebab umum meliputi:

Diagnosis dan Penatalaksanaan

Diagnosis dimulai dengan evaluasi riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tes darah adalah alat utama untuk mengukur kadar total dan bebas testosteron (atau androgen lainnya). Penting untuk mengukur kadar hormon ini pada pagi hari, karena kadarnya cenderung paling tinggi saat itu. Jika kadar rendah terdeteksi, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk menentukan apakah masalahnya berasal dari organ penghasil hormon (testis/ovarium) atau dari pusat kontrol di otak.

Penatalaksanaan sangat bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala. Untuk kasus yang jelas terkait defisiensi, Terapi Penggantian Androgen (TRT) sering direkomendasikan. TRT tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk suntikan, gel topikal, tambalan kulit (patch), atau implan pelet. Tujuan TRT adalah mengembalikan kadar hormon ke tingkat fisiologis normal, yang diharapkan dapat memperbaiki energi, libido, massa otot, dan suasana hati pasien.

Namun, TRT memerlukan pemantauan ketat karena memiliki potensi risiko, seperti peningkatan produksi sel darah merah (polisitemia) atau dampak pada kesehatan prostat. Selain TRT, perubahan gaya hidup seperti mengelola berat badan, berolahraga teratur (terutama latihan beban), dan memastikan nutrisi yang memadai juga berperan besar dalam mendukung produksi hormon alami tubuh. Konsultasi dengan ahli endokrinologi adalah langkah terbaik untuk mendapatkan rencana perawatan yang paling aman dan efektif.

🏠 Homepage