Ketika kita berbicara mengenai Gerakan Pramuka di Indonesia, ada tingkatan-tingkatan yang harus dilalui oleh setiap anggotanya seiring bertambahnya usia dan kematangan spiritual serta intelektual. Salah satu tingkatan krusial yang seringkali menjadi penanda kedewasaan awal seorang anggota adalah Penegak Bantara. Jadi, apa sebenarnya bantara pramuka adalah?
Secara harfiah, 'Bantara' berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti 'pertengahan' atau 'madya'. Dalam konteks kepramukaan Indonesia, istilah bantara pramuka adalah merujuk pada tingkatan pertama bagi anggota Pramuka Penegak. Pramuka Penegak sendiri adalah golongan anggota Pramuka yang berusia antara 16 hingga 20 tahun. Ini adalah fase transisi yang sangat penting, di mana anggota Pramuka mulai beralih dari fase remaja (Pandega) menuju tanggung jawab yang lebih besar dalam masyarakat.
Penegak Bantara berada satu tingkat di bawah Penegak Baut (sebelumnya disebut Laksana). Untuk mencapai tingkat Bantara, seorang anggota harus telah menyelesaikan Syarat-Syarat Umum (SKU) Pramuka Penegak dan kemudian berhasil menyelesaikan Syarat-Syarat Khusus (SKK) yang ditentukan, serta mengikuti kegiatan perkemahan atau pengabdian tertentu. Golongan ini merupakan fondasi sebelum mereka benar-benar didorong untuk memimpin dan mengabdi secara lebih mendalam.
Pembinaan pada tingkatan Bantara difokuskan untuk membentuk pribadi yang mampu memimpin kelompok kecil dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Tujuan utama dari tingkatan bantara pramuka adalah pengembangan kemandirian, kepemimpinan, dan dedikasi terhadap Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Mereka diharapkan tidak hanya menguasai keterampilan teknis kepramukaan, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat.
Bantara didorong untuk aktif dalam kegiatan satuan terpisah, seperti Sangga Kerja. Mereka mulai dipercaya untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan mereka sendiri dengan supervisi minimal dari Pembina. Ini berbeda dengan tingkatan sebelumnya (Bia dan Siaga) di mana peran pembina sangat dominan. Di sini, Pramuka Bantara belajar bagaimana mengelola konflik, mengambil keputusan sulit, dan menjadi contoh teladan bagi adik-adiknya di golongan Pramuka yang lebih muda.
Proses menjadi seorang Penegak Bantara tidaklah instan. Ada serangkaian ujian dan pembuktian yang harus dilalui. Beberapa aspek utama yang diujikan mencakup:
Setelah semua syarat terpenuhi, anggota akan dilantik menjadi Penegak Bantara. Lencana Bantara biasanya memiliki bentuk yang khas, menandakan bahwa anggota tersebut telah berhasil menyelesaikan fase awal kedewasaan dalam Gerakan Pramuka.
Setelah menyandang predikat Penegak Bantara, seorang anggota memiliki masa persiapan untuk melanjutkan ke tingkatan berikutnya, yaitu Penegak Baut (Laksana). Fase Bantara adalah masa 'magang' kepemimpinan. Jika seorang Bantara telah menunjukkan kemampuan memimpin, kematangan berpikir, dan dedikasi yang tinggi, ia dianggap siap untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar sebagai seorang Baut. Baut adalah penegak yang lebih senior, yang diharapkan menjadi motor penggerak bagi seluruh kegiatan Penegak dan bahkan Pramuka di bawahnya. Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan "apa bantara pramuka adalah?" adalah: ia adalah calon pemimpin masa depan Gerakan Pramuka yang sedang ditempa secara intensif.
Gerakan Pramuka sangat mengandalkan tingkatan ini untuk memastikan bahwa generasi penerus bangsa memiliki bekal kepemimpinan yang solid, didasarkan pada prinsip moral dan kecakapan praktis. Tanpa Bantara yang kuat, rantai kepemimpinan Pramuka akan terputus.