Batuk Berdahak Disertai Dada Sakit? Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya
Refleks Batuk
Nyeri Dada
Produksi Dahak
Batuk berdahak yang disertai rasa sakit di dada adalah keluhan umum yang sering membuat seseorang merasa cemas dan tidak nyaman. Meskipun seringkali bukan pertanda kondisi serius, gejala ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan, dalam beberapa kasus, mengindikasikan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis segera. Memahami penyebab di balik gejala ini adalah langkah pertama untuk menemukan penanganan yang tepat dan efektif.
Batuk sendiri merupakan refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari iritan, mikroba, atau lendir berlebih. Ketika batuk disertai dahak, itu berarti tubuh sedang berusaha mengeluarkan lendir (mukus) yang terakumulasi di paru-paru atau saluran pernapasan. Dahak ini bisa bervariasi warnanya, mulai dari bening, putih, kuning, hijau, hingga cokelat, yang masing-masing dapat memberikan petunjuk mengenai penyebab yang mendasarinya. Sementara itu, rasa sakit di dada yang menyertai batuk bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketegangan otot akibat batuk yang intens, peradangan di saluran pernapasan, hingga kondisi paru-paru atau organ lain yang lebih serius. Kombinasi kedua gejala ini menuntut pemahaman yang komprehensif agar penanganan yang diberikan tepat sasaran.
Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai aspek terkait batuk berdahak dan dada sakit, mulai dari penyebab umum hingga kondisi yang lebih serius, cara penanganan di rumah, hingga kapan Anda harus segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dengan informasi yang komprehensif ini, diharapkan Anda dapat lebih bijak dalam mengenali dan menangani gejala yang Anda alami.
Penyebab Umum Batuk Berdahak
Batuk berdahak adalah gejala umum dari banyak kondisi, terutama yang memengaruhi sistem pernapasan. Lendir atau dahak yang dihasilkan berfungsi untuk menjebak partikel asing dan mikroorganisme, kemudian dibersihkan oleh silia (rambut halus di saluran napas) dan dikeluarkan melalui batuk. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
ISPA adalah penyebab paling sering dari batuk berdahak. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan memengaruhi hidung, tenggorokan, laring, dan trakea. ISPA sangat menular dan dapat menyebar melalui tetesan pernapasan saat batuk atau bersin. Periode inkubasinya bervariasi, tetapi umumnya singkat, sekitar 1-3 hari.
Pilek (Common Cold): Seringkali dimulai dengan batuk kering yang kemudian menjadi batuk berdahak. Dahak biasanya bening atau putih, kadang menguning atau kehijauan seiring infeksi berlangsung, yang menunjukkan respons kekebalan tubuh yang aktif. Gejala lain termasuk hidung meler, bersin, sakit tenggorokan, dan demam ringan. Pilek biasanya sembuh dalam 7-10 hari.
Flu (Influenza): Lebih parah dari pilek biasa, flu disebabkan oleh virus influenza. Gejala meliputi demam tinggi (38°C atau lebih), nyeri otot yang parah di seluruh tubuh, kelelahan ekstrem, sakit kepala, dan batuk berdahak. Dahak bisa berwarna kuning atau hijau. Flu dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, terutama pada kelompok rentan.
Bronkitis Akut: Peradangan pada saluran bronkial (cabang tenggorokan yang menuju paru-paru), seringkali akibat infeksi virus, meskipun bakteri juga bisa menjadi penyebab. Gejala utamanya adalah batuk berdahak yang bisa berlangsung 1-3 minggu atau lebih, disertai nyeri dada ringan hingga sedang, sesak napas ringan, dan demam. Dahak bisa bening, putih, kuning, atau hijau. Pada bronkitis akut, saluran bronkial membengkak dan menghasilkan lebih banyak lendir.
Sinusitis: Peradangan pada sinus yang dapat menyebabkan post-nasal drip (lendir menetes dari belakang hidung ke tenggorokan), memicu batuk berdahak terutama di malam hari atau pagi hari. Lendir dari sinus yang meradang bisa kental dan berwarna kuning kehijauan.
Batuk Rejan (Pertussis): Meskipun lebih sering menyebabkan batuk paroksismal (serangan batuk yang hebat), ini bisa diikuti oleh batuk berdahak pada tahap pemulihan. Pertussis adalah infeksi bakteri yang sangat menular dan berbahaya, terutama bagi bayi.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi ini lebih serius dan memengaruhi paru-paru atau saluran napas yang lebih dalam, dan memerlukan penanganan medis yang cepat.
Pneumonia: Infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru (alveoli) yang kemudian terisi cairan atau nanah. Ini bisa disebabkan oleh bakteri (misalnya Streptococcus pneumoniae), virus (misalnya influenza, RSV, COVID-19), atau jamur. Batuk berdahak adalah gejala khas, dengan dahak yang sering berwarna kuning kehijauan, berkarat (kecoklatan karena darah yang teroksidasi), atau bahkan berdarah. Pneumonia juga menyebabkan demam tinggi, menggigil, sesak napas, nyeri dada saat bernapas atau batuk, dan kelelahan. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera.
Bronkitis Kronis (bagian dari PPOK): Kondisi peradangan kronis pada saluran bronkial, biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap iritan seperti asap rokok. Batuk berdahak kronis (yang berlangsung setidaknya 3 bulan dalam 2 tahun berturut-turut) adalah ciri khasnya, dengan dahak yang seringkali bening atau putih keabu-abuan. Pada bronkitis kronis, kelenjar di saluran napas membesar dan menghasilkan lendir berlebih, sementara silia rusak, menyebabkan lendir menumpuk dan memicu batuk terus-menerus.
3. Alergi dan Asma
Reaksi alergi atau kondisi asma dapat memicu peradangan pada saluran napas yang menyebabkan batuk berdahak.
Asma: Penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan saluran napas menyempit dan menghasilkan lendir berlebih sebagai respons terhadap pemicu seperti alergen (debu, serbuk sari, bulu hewan), asap, polusi, atau udara dingin. Batuk berdahak, sesak napas, mengi (suara siulan saat bernapas), dan rasa sesak di dada adalah gejala umumnya. Dahak pada asma seringkali kental dan bening atau putih.
Rhinitis Alergi: Meskipun lebih sering menyebabkan batuk kering, post-nasal drip akibat reaksi alergi dapat memicu batuk berdahak, terutama saat lendir menetes ke tenggorokan dan mengiritasinya.
4. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Jika asam ini mencapai bagian atas kerongkongan, laring (kotak suara), atau bahkan saluran pernapasan, dapat mengiritasi tenggorokan dan paru-paru, memicu batuk kronis. Fenomena ini sering disebut Laringofaringeal Refluks (LPR). Batuk GERD seringkali kering dan terjadi terutama di malam hari atau setelah makan, tetapi iritasi yang terus-menerus dapat memicu produksi lendir dan batuk berdahak. Gejala lain termasuk nyeri ulu hati (heartburn), rasa pahit di mulut, suara serak, dan rasa ada benjolan di tenggorokan (globus pharyngeus).
5. Merokok dan Paparan Iritan Lingkungan
Asap rokok adalah iritan utama bagi saluran pernapasan. Perokok aktif maupun pasif sering mengalami batuk berdahak kronis sebagai respons tubuh untuk membersihkan lendir yang diproduksi berlebihan akibat iritasi. Batuk perokok seringkali disertai dahak bening, putih, atau abu-abu. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema.
Selain asap rokok, polusi udara (partikel halus, ozon), debu, bahan kimia, asap kayu, atau paparan alergen di lingkungan kerja (misalnya asbes, serbuk gergaji) juga dapat menyebabkan iritasi kronis dan batuk berdahak. Tubuh merespons iritan ini dengan memproduksi lendir untuk melindunginya, yang kemudian harus dikeluarkan melalui batuk.
6. Post-Nasal Drip (PND)
Ketika lendir berlebihan menetes dari bagian belakang hidung ke tenggorokan, ini disebut post-nasal drip. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pilek, flu, alergi, sinusitis, atau iritasi lainnya. Lendir yang menetes ini mengiritasi tenggorokan dan memicu batuk sebagai upaya tubuh untuk membersihkannya. Batuk seringkali memburuk di malam hari dan dapat menghasilkan dahak bening atau putih. Sensasi geli atau gatal di tenggorokan juga sering menyertai PND.
7. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat, terutama ACE inhibitor (angiotensin-converting enzyme inhibitors), yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung, dapat menyebabkan batuk kering atau berdahak sebagai efek samping. Batuk ini biasanya muncul beberapa minggu atau bulan setelah memulai obat. Jika Anda menduga obat adalah penyebabnya, jangan berhenti minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda, karena ada alternatif yang bisa dipertimbangkan.
8. Kondisi Paru-paru Lainnya (Jarang Terjadi)
Meskipun lebih jarang, beberapa kondisi paru-paru serius dapat menjadi penyebab batuk berdahak dan dada sakit:
Tuberkulosis (TB): Infeksi bakteri serius yang memengaruhi paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Batuk kronis (lebih dari 2-3 minggu) yang sering berdahak dan kadang berdarah adalah gejala khas. Gejala lain termasuk demam, keringat malam, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Kanker Paru-paru: Dapat menyebabkan batuk kronis yang berubah (misalnya, batuk yang tidak kunjung sembuh, perubahan karakteristik batuk), batuk berdarah, nyeri dada yang persisten atau memburuk, sesak napas, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Fibrosis Kistik: Penyakit genetik yang menyebabkan lendir kental dan lengket menumpuk di paru-paru dan organ lain (pankreas, usus), mengakibatkan infeksi paru-paru berulang, kesulitan bernapas, dan batuk berdahak yang persisten dan produktif.
Gagal Jantung Kongestif: Dalam kasus yang parah, gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru (edema paru), yang memicu batuk berdahak putih atau merah muda yang berbusa, seringkali disertai sesak napas yang memburuk saat berbaring.
Abses Paru: Kumpulan nanah yang terbentuk di paru-paru, biasanya akibat infeksi bakteri. Batuk berdahak dengan dahak berbau busuk, demam, menggigil, dan nyeri dada adalah gejala umum.
Penyebab Umum Dada Sakit Disertai Batuk
Rasa sakit di dada yang menyertai batuk bisa sangat mengkhawatirkan. Penting untuk memahami bahwa nyeri dada dapat berasal dari berbagai sumber, tidak hanya paru-paru atau jantung. Dalam konteks batuk berdahak, nyeri dada biasanya terkait dengan iritasi atau peradangan di saluran pernapasan atau otot di sekitar dada. Namun, mengenali perbedaan antara nyeri dada yang tidak berbahaya dan yang memerlukan perhatian mendesak adalah kunci.
1. Ketegangan Otot Akibat Batuk Intens
Ini adalah penyebab paling umum dari nyeri dada yang terkait dengan batuk. Batuk yang terus-menerus dan kuat dapat menyebabkan otot-otot di dada (interkostal), perut, dan punggung menjadi tegang, pegal, atau bahkan robek. Nyeri ini biasanya terasa tajam, menusuk, atau tumpul, memburuk saat batuk, bernapas dalam, atau bergerak, dan terlokalisasi di area otot yang tegang. Ini adalah nyeri muskuloskeletal dan biasanya tidak serius, meskipun bisa sangat tidak nyaman.
Tanda Otot Sakit
Tekanan pada Dada
2. Pleuritis (Radang Selaput Paru)
Pleuritis adalah peradangan pada pleura, dua lapisan membran tipis yang melapisi paru-paru dan dinding dada. Ketika pleura meradang, gesekan antara kedua lapisan saat bernapas atau batuk dapat menyebabkan nyeri dada tajam yang memburuk saat menarik napas dalam, batuk, bersin, atau bergerak. Nyeri ini bisa terasa seperti ditusuk. Pleuritis seringkali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri (seperti pneumonia), emboli paru, atau kondisi autoimun.
3. Bronkitis
Baik bronkitis akut maupun kronis dapat menyebabkan nyeri atau rasa tidak nyaman di dada. Peradangan pada saluran bronkial menyebabkan batuk berdahak yang intens, yang pada gilirannya dapat menyebabkan iritasi pada dinding dada dan kelelahan otot pernapasan. Nyeri ini biasanya terasa tumpul atau pegal dan dapat memburuk saat batuk. Sensasi sesak di dada juga sering dilaporkan.
4. Pneumonia
Pneumonia seringkali menyebabkan nyeri dada tajam atau menusuk yang memburuk saat bernapas dalam atau batuk. Nyeri ini disebabkan oleh peradangan di paru-paru dan kadang-kadang melibatkan pleura (pleuritis). Ini adalah gejala penting yang harus segera diperiksa, terutama jika disertai demam tinggi, menggigil, dan sesak napas.
5. Asma
Pada penderita asma, batuk berdahak, sesak napas, dan mengi yang parah dapat menyebabkan rasa sesak, tekanan, atau bahkan nyeri di dada. Ini terjadi karena penyempitan saluran napas (bronkospasme) dan kerja otot pernapasan yang berlebihan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru.
6. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan nyeri dada yang sering disalahartikan sebagai masalah jantung. Nyeri dada GERD, sering disebut heartburn, biasanya terasa seperti terbakar di balik tulang dada dan dapat menjalar ke leher. Nyeri ini dapat diperburuk oleh batuk atau makan, dan seringkali mereda dengan antasida.
7. Kondisi Jantung (Penting untuk Dibedakan)
Meskipun nyeri dada adalah gejala umum batuk, penting untuk menyadari bahwa nyeri dada juga bisa menjadi tanda masalah jantung yang serius seperti serangan jantung (infark miokard) atau angina. Namun, nyeri dada akibat masalah jantung biasanya memiliki karakteristik berbeda: sering terasa seperti tekanan, remasan, atau berat, menjalar ke lengan (kiri), leher, rahang, atau punggung, dan mungkin disertai gejala lain seperti sesak napas yang parah tanpa batuk, keringat dingin, mual, atau pusing. Nyeri ini biasanya tidak diperburuk oleh batuk tetapi mungkin dipicu oleh aktivitas fisik. Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung (riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok) dan mengalami nyeri dada, segera cari pertolongan medis.
8. Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada perikardium, kantung tipis berisi cairan yang mengelilingi jantung. Nyeri dada dari perikarditis bisa terasa tajam dan menusuk, memburuk saat bernapas dalam, batuk, atau berbaring telentang, dan seringkali membaik saat duduk tegak atau membungkuk ke depan. Ini seringkali disebabkan oleh infeksi virus, tetapi juga bisa oleh kondisi autoimun.
9. Herpes Zoster (Cacar Ular)
Jika ruam herpes zoster muncul di dada, dapat menyebabkan nyeri saraf yang parah (neuralgia post-herpetik) di sepanjang jalur saraf. Batuk atau gerakan dapat memperburuk nyeri ini, bahkan sebelum ruam muncul. Nyeri ini biasanya unilateral (satu sisi) dan terasa terbakar atau menusuk.
10. Pneumotoraks (Paru-paru Kolaps)
Kondisi ini terjadi ketika udara masuk ke ruang antara paru-paru dan dinding dada (ruang pleura), menyebabkan paru-paru sebagian atau seluruhnya kolaps. Gejala termasuk nyeri dada tiba-tiba yang tajam dan sesak napas yang parah. Meskipun jarang, batuk yang sangat kuat bisa menjadi pemicu pada orang dengan kondisi paru-paru tertentu (misalnya PPOK, asma berat, emfisema) atau pada orang muda yang tinggi dan kurus tanpa riwayat penyakit paru-paru.
Warna Dahak dan Implikasinya
Warna dahak dapat memberikan petunjuk berharga tentang apa yang mungkin terjadi di dalam saluran pernapasan Anda, meskipun ini bukan satu-satunya faktor diagnostik dan selalu memerlukan evaluasi dokter jika batuk berdahak disertai dada sakit.
Bening atau Putih: Dahak bening atau putih seringkali normal dan dapat disebabkan oleh alergi, bronkitis kronis, atau infeksi virus pada tahap awal. Ini menandakan produksi lendir yang berlebihan tetapi belum ada peradangan atau infeksi bakteri yang signifikan.
Kuning atau Hijau: Menunjukkan adanya sel darah putih (leukosit) yang sedang melawan infeksi. Dahak kuning atau hijau biasanya merupakan tanda infeksi bakteri atau virus yang lebih lanjut seperti bronkitis atau pneumonia. Namun, penting untuk dicatat bahwa infeksi virus yang parah juga bisa menghasilkan dahak berwarna ini, jadi warna saja tidak selalu mengindikasikan kebutuhan antibiotik.
Cokelat atau Karat: Seringkali menandakan adanya darah lama atau infeksi serius seperti pneumonia (terutama pneumonia pneumokokus). Dahak ini juga bisa terlihat pada perokok berat akibat iritasi kronis. Ini memerlukan perhatian medis segera.
Merah Muda atau Berbusa: Dahak berwarna merah muda dan berbusa adalah tanda yang mengkhawatirkan dan bisa menjadi indikasi edema paru akibat gagal jantung kongestif atau kondisi paru-paru serius lainnya. Ini adalah keadaan darurat medis.
Merah Cerah atau Bergaris Darah: Batuk darah (hemoptisis) selalu merupakan tanda yang mengkhawatirkan dan memerlukan evaluasi medis segera. Penyebabnya bisa ringan (iritasi tenggorokan akibat batuk hebat) hingga serius (TB, kanker paru, bronkiektasis, emboli paru, atau pecahnya pembuluh darah kecil).
Hitam: Dahak hitam (melanoptysis) bisa disebabkan oleh menghirup debu batu bara, asap, atau infeksi jamur tertentu.
Gejala Penyerta Lain yang Perlu Diperhatikan
Selain batuk berdahak dan dada sakit, perhatikan gejala lain yang mungkin menyertai, karena ini dapat membantu dokter Anda dalam menegakkan diagnosis. Gejala-gejala ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi kesehatan Anda:
Demam dan Menggigil: Indikasi kuat adanya infeksi. Demam tinggi (di atas 38.5°C) dan menggigil parah sering dikaitkan dengan infeksi bakteri atau virus yang lebih parah seperti pneumonia atau flu.
Sesak Napas (Dyspnea): Kesulitan bernapas, napas cepat dan dangkal, atau merasa tidak bisa menghirup cukup udara. Ini bisa menjadi tanda serius masalah paru-paru (asma, PPOK, pneumonia) atau jantung (gagal jantung).
Mengi (Wheezing): Suara siulan bernada tinggi saat bernapas, terutama saat mengembuskan napas. Ini sering terkait dengan penyempitan saluran napas, umum pada asma atau PPOK.
Kelelahan Ekstrem dan Malaise: Tubuh bekerja keras melawan infeksi, atau bisa menjadi tanda kondisi kronis yang menguras energi.
Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas: Gejala yang mengkhawatirkan, bisa menandakan penyakit kronis yang serius, infeksi kronis (seperti TB), atau keganasan (kanker).
Nyeri Saat Menelan (Disfagia): Mungkin terkait dengan infeksi tenggorokan, peradangan kerongkongan (esofagitis), atau masalah lain di saluran pencernaan atas.
Suara Serak (Hoarseness): Bisa disebabkan oleh laringitis (radang pita suara) akibat infeksi, batuk yang terus-menerus, atau iritasi asam lambung (GERD).
Sakit Kepala dan Nyeri Otot/Sendi: Umum pada infeksi virus seperti flu, yang juga sering menyebabkan batuk berdahak dan dada sakit.
Keringat Malam: Berkeringat banyak di malam hari tanpa alasan yang jelas, terkadang terkait dengan infeksi kronis seperti TB atau kondisi lain.
Pembengkakan Kaki atau Pergelangan Kaki: Bisa menjadi tanda gagal jantung, terutama jika disertai sesak napas.
Pusing atau Pingsan: Bisa terjadi akibat batuk yang sangat kuat, kurangnya oksigen, atau kondisi medis yang lebih serius.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis (Red Flags)
Meskipun banyak kasus batuk berdahak dan dada sakit dapat ditangani di rumah atau dengan obat bebas, ada beberapa tanda bahaya yang mengindikasikan bahwa Anda perlu segera menemui dokter atau mencari pertolongan medis darurat. Mengabaikan tanda-tanda ini dapat berakibat fatal.
Batuk Berdarah: Dahak berwarna merah cerah, bergaris darah, atau batuk darah dalam jumlah signifikan (lebih dari beberapa tetes). Ini adalah tanda paling serius dan memerlukan evaluasi segera.
Sesak Napas Parah atau Kesulitan Bernapas: Termasuk napas cepat dan dangkal, napas terengah-engah, atau bibir dan ujung jari membiru (sianosis). Ini menunjukkan kurangnya oksigen dalam darah.
Nyeri Dada yang Hebat atau Memburuk: Terutama jika terasa seperti ditekan, diremas, berat, atau menjalar ke lengan (biasanya kiri), leher, rahang, atau punggung. Ini bisa menjadi tanda serangan jantung atau kondisi jantung serius lainnya.
Demam Tinggi yang Tidak Turun: Demam di atas 39°C yang tidak mereda dengan obat penurun panas atau berlangsung lebih dari 3 hari.
Kelemahan atau Kelelahan Ekstrem yang Tiba-tiba.
Nyeri Dada yang Sangat Tajam Saat Batuk atau Menarik Napas Dalam: Terutama jika disertai sesak napas mendadak, bisa menjadi tanda pneumotoraks atau emboli paru.
Penurunan Kesadaran, Kebingungan, atau Perubahan Status Mental.
Batuk yang Berlangsung Lebih dari 3 Minggu: Terutama jika tidak ada perbaikan atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.
Batuk Berdahak dengan Dahak Berwarna Cokelat, Berkarat, atau Merah Muda Berbusa.
Terjadi pada Kelompok Rentan: Bayi, anak kecil, lansia (terutama di atas 65 tahun), atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, transplantasi organ) atau penyakit kronis (misalnya diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis).
Segera konsultasi dokter.
Situasi Darurat
Proses Diagnosis Medis
Ketika Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai batuk berdahak dan dada sakit, dokter akan melakukan beberapa langkah untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Proses ini penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif.
Anamnesis (Wawancara Medis): Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara rinci, termasuk:
Kapan gejala batuk berdahak dan dada sakit dimulai?
Seberapa parah gejala tersebut dan apakah ada pola tertentu (misalnya memburuk di malam hari)?
Apa yang memperburuk atau meredakan gejala?
Warna, konsistensi, dan jumlah dahak yang dihasilkan.
Gejala penyerta lainnya (demam, sesak napas, nyeri otot, penurunan berat badan).
Riwayat merokok atau paparan asap rokok pasif.
Paparan lingkungan (polusi, debu, alergen) atau pekerjaan.
Obat-obatan yang sedang diminum.
Riwayat alergi, asma, GERD, atau penyakit kronis lainnya dalam keluarga.
Riwayat perjalanan atau kontak dengan orang sakit.
Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk:
Inspeksi: Melihat kondisi umum Anda, pernapasan, warna kulit dan bibir.
Palpasi: Meraba area dada untuk mengidentifikasi titik nyeri atau pembengkakan.
Perkusi: Mengetuk dada untuk mendeteksi area berisi cairan atau udara di paru-paru.
Auskultasi: Mendengarkan suara paru-paru dan jantung Anda menggunakan stetoskop untuk mencari tanda-tanda peradangan, cairan, penyempitan saluran napas (mengi, ronkhi, krepitasi), atau kelainan irama jantung.
Pemeriksaan tenggorokan, hidung, dan telinga juga dapat dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi saluran pernapasan atas atau post-nasal drip.
Pemeriksaan Penunjang (jika diperlukan): Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menyarankan beberapa tes diagnostik tambahan:
Rontgen Dada (Chest X-ray): Pemeriksaan ini dapat membantu melihat kondisi paru-paru, mendeteksi tanda-tanda pneumonia, bronkitis, efusi pleura (penumpukan cairan di sekitar paru-paru), atau masalah struktural lainnya.
Tes Dahak (Sputum Culture): Sampel dahak dapat dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau jamur penyebab infeksi dan menentukan antibiotik yang paling efektif (uji sensitivitas).
Tes Darah: Dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi (peningkatan sel darah putih), peradangan (peningkatan CRP atau laju endap darah), atau kondisi medis lain seperti anemia atau tanda fungsi organ yang terganggu.
Spirometri: Tes fungsi paru-paru ini mengukur seberapa banyak udara yang dapat Anda hirup dan hembuskan, serta seberapa cepat. Ini sangat berguna untuk mendiagnosis asma, PPOK, atau kondisi paru-paru obstruktif lainnya.
Endoskopi (untuk GERD): Jika GERD diduga kuat sebagai penyebab batuk kronis, endoskopi bagian atas (esophagogastroduodenoscopy/EGD) dapat dilakukan untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung serta mencari tanda-tanda peradangan atau kerusakan.
CT Scan Dada (Computed Tomography): Memberikan gambaran lebih detail tentang paru-paru, saluran udara, dan struktur dada lainnya jika rontgen dada tidak memberikan informasi yang cukup atau untuk mencari lesi yang lebih kecil.
Bronkoskopi: Prosedur invasif di mana selang tipis dengan kamera dimasukkan ke dalam saluran napas untuk melihat langsung kondisi paru-paru, mengambil sampel jaringan (biopsi), atau lendir.
Uji Alergi: Jika alergi dicurigai sebagai penyebab, tes kulit atau tes darah (IgE spesifik) dapat dilakukan untuk mengidentifikasi alergen pemicu.
Penanganan Mandiri di Rumah untuk Batuk Berdahak dan Dada Sakit
Untuk kasus yang ringan dan tidak disertai tanda bahaya, beberapa langkah penanganan mandiri di rumah dapat membantu meredakan gejala batuk berdahak dan dada sakit. Tindakan ini berfokus pada kenyamanan dan dukungan untuk proses penyembuhan alami tubuh.
Istirahat Cukup: Membantu tubuh memulihkan diri dan mengarahkan energi untuk melawan infeksi. Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Hidrasi Optimal: Minum banyak cairan hangat seperti air putih, teh herbal (madu, jahe, lemon), atau sup kaldu. Cairan membantu mengencerkan dahak, membuatnya lebih mudah dikeluarkan, dan menenangkan tenggorokan yang teriritasi. Hindari minuman dingin atau yang mengandung kafein berlebihan yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Madu: Madu dikenal memiliki sifat antimikroba dan dapat meredakan batuk serta menenangkan tenggorokan yang sakit. Konsumsi satu sendok teh madu murni (untuk dewasa dan anak di atas 1 tahun) beberapa kali sehari. Madu adalah penekan batuk alami yang terbukti efektif.
Gunakan Pelembap Udara (Humidifier): Udara lembap dapat membantu mengencerkan lendir di saluran napas, meredakan iritasi tenggorokan, dan mengurangi kekeringan. Pastikan untuk membersihkan humidifier secara teratur (setiap hari atau sesuai petunjuk) untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri yang dapat memperburuk kondisi pernapasan.
Inhalasi Uap: Hirup uap hangat dari semangkuk air panas (dengan handuk menutupi kepala) atau saat mandi air hangat. Anda bisa menambahkan beberapa tetes minyak esensial seperti eukaliptus atau peppermint (hati-hati jika ada alergi atau asma, karena dapat memicu iritasi pada beberapa orang). Ini membantu melegakan saluran napas dan mengencerkan dahak.
Berkumur Air Garam: Campurkan setengah sendok teh garam dalam segelas air hangat dan gunakan untuk berkumur beberapa kali sehari. Ini dapat membantu membersihkan tenggorokan, mengurangi peradangan, dan meredakan sakit tenggorokan yang sering menyertai batuk.
Hindari Iritan: Jauhi asap rokok (aktif maupun pasif), polusi udara, debu, dan alergen yang mungkin memicu atau memperburuk batuk Anda. Jika Anda merokok, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan berhenti.
Elevasi Kepala Saat Tidur: Tidur dengan bantal lebih tinggi atau menaikkan posisi kepala tempat tidur dapat membantu mengurangi post-nasal drip dan mencegah asam lambung naik (pada penderita GERD), yang keduanya dapat memperburuk batuk di malam hari.
Kompres Hangat atau Panas: Untuk meredakan nyeri dada akibat ketegangan otot, kompres area yang sakit dengan handuk hangat atau botol air panas. Panas dapat membantu merelaksasi otot yang tegang.
Obat Bebas (Over-the-Counter/OTC):
Ekspektoran: Obat seperti guaifenesin dapat membantu mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Mukolitik: Seperti ambroxol atau carbocysteine, bekerja memecah ikatan dalam dahak sehingga lebih encer dan mudah dibatukkan.
Obat Nyeri/Anti-inflamasi: Parasetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri dada, sakit kepala, dan demam. Selalu ikuti dosis yang direkomendasikan.
Antasida/PPIs: Jika GERD diduga sebagai penyebab batuk, obat ini dapat mengurangi produksi asam lambung dan meredakan gejala.
Dekongestan: Dapat membantu mengurangi post-nasal drip jika disebabkan oleh hidung tersumbat, tetapi harus digunakan dengan hati-hati pada penderita tekanan darah tinggi.
Hindari Minuman Beralkohol dan Kafein: Keduanya dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat mengentalkan dahak dan memperburuk batuk.
Teh Jahe Madu
Udara Lembap
Penanganan Medis Lanjutan
Jika batuk berdahak dan dada sakit tidak membaik dengan penanganan mandiri atau disertai tanda bahaya, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan atau menyarankan prosedur tertentu berdasarkan diagnosis yang telah ditegakkan.
Antibiotik: Jika infeksi bakteri terkonfirmasi melalui tes dahak, tes darah, atau pemeriksaan lainnya (misalnya pneumonia bakteri, bronkitis bakteri, TB), dokter akan meresepkan antibiotik yang sesuai. Sangat penting untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan, meskipun gejala sudah membaik, untuk memastikan infeksi terbasmi sepenuhnya dan mencegah resistensi antibiotik.
Antivirus: Untuk kasus flu yang parah atau infeksi virus tertentu lainnya (misalnya COVID-19), obat antivirus dapat diresepkan. Obat ini paling efektif jika diminum pada awal gejala.
Bronkodilator: Untuk penderita asma atau PPOK, bronkodilator (dalam bentuk inhaler atau nebulizer) dapat membantu membuka saluran napas yang menyempit, mengurangi sesak napas, dan meredakan batuk. Ada bronkodilator kerja cepat (untuk meredakan gejala akut) dan kerja panjang (untuk mengontrol gejala jangka panjang).
Kortikosteroid: Dapat diberikan dalam bentuk oral (tablet) atau inhaler untuk mengurangi peradangan pada saluran napas, terutama pada asma, PPOK, atau bronkitis yang parah. Inhaler kortikosteroid digunakan untuk kontrol jangka panjang, sedangkan tablet dapat diberikan untuk peradangan akut.
Antihistamin dan Dekongestan: Jika batuk berdahak dan dada sakit disebabkan oleh alergi atau post-nasal drip, antihistamin dapat membantu mengurangi reaksi alergi, sementara dekongestan dapat mengurangi produksi lendir di hidung dan sinus.
Obat Penekan Batuk (Antitusif): Jarang direkomendasikan untuk batuk berdahak karena batuk adalah mekanisme tubuh untuk membersihkan dahak. Namun, dalam kasus batuk yang sangat mengganggu tidur atau menyebabkan kelelahan ekstrem, dokter mungkin mempertimbangkan untuk meresepkan dalam jangka pendek, biasanya yang mengandung dextromethorphan atau codein (dengan resep).
Obat Khusus untuk Kondisi Tertentu:
Jika penyebabnya adalah GERD, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi asam lambung (seperti PPIs - Proton Pump Inhibitors atau H2 blockers).
Jika penyebabnya adalah TB, akan diberikan rejimen antibiotik khusus yang panjang, seringkali kombinasi beberapa obat.
Untuk kondisi seperti fibrosis kistik, penanganan melibatkan terapi lendir, antibiotik, dan suplemen enzim.
Fisioterapi Dada: Pada kondisi tertentu seperti fibrosis kistik atau PPOK yang menyebabkan penumpukan dahak kronis, fisioterapi dada (chest physiotherapy) dapat membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak dari paru-paru. Ini melibatkan teknik tepukan dan getaran pada dada.
Terapi Oksigen: Pada kasus sesak napas parah atau penurunan kadar oksigen dalam darah, terapi oksigen mungkin diperlukan.
Prosedur Medis: Untuk kondisi seperti pneumotoraks, mungkin diperlukan prosedur untuk mengeluarkan udara dari ruang pleura.
Pencegahan Batuk Berdahak dan Dada Sakit
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Mengambil langkah-langkah proaktif dapat secara signifikan mengurangi risiko Anda mengalami batuk berdahak dan dada sakit. Pencegahan berfokus pada penguatan kekebalan tubuh dan pengurangan paparan terhadap pemicu.
Vaksinasi: Pastikan Anda mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko tinggi. Vaksin pneumonia juga direkomendasikan untuk lansia, anak kecil, dan individu dengan kondisi medis tertentu. Vaksin Tdap (untuk tetanus, difteri, dan pertussis/batuk rejan) juga penting untuk mencegah batuk rejan yang parah.
Cuci Tangan Teratur: Ini adalah cara paling efektif dan sederhana untuk mencegah penyebaran infeksi virus dan bakteri. Gunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika sabun dan air tidak tersedia.
Hindari Kontak dengan Orang Sakit: Jaga jarak dengan orang yang menunjukkan gejala ISPA. Jika Anda sendiri sakit, hindari kontak dekat dengan orang lain untuk mencegah penularan.
Berhenti Merokok dan Hindari Asap Rokok Pasif: Ini adalah langkah paling krusial untuk melindungi kesehatan paru-paru Anda. Berhenti merokok dapat secara signifikan mengurangi frekuensi dan keparahan batuk berdahak, serta risiko penyakit paru-paru kronis seperti PPOK dan kanker paru. Asap rokok pasif sama berbahayanya.
Hindari Paparan Iritan Lingkungan: Minimalkan paparan terhadap polusi udara, debu, bahan kimia, asap kayu, dan alergen. Gunakan masker pelindung jika Anda berada di lingkungan dengan kualitas udara buruk atau saat membersihkan rumah atau bekerja dengan bahan kimia.
Kelola Alergi: Jika Anda memiliki alergi, identifikasi pemicunya dan ambil langkah-langkah untuk menghindarinya. Pengobatan alergi yang tepat (antihistamin, semprot hidung kortikosteroid) juga dapat membantu mencegah batuk berdahak dan post-nasal drip.
Pola Makan Sehat dan Gizi Seimbang: Konsumsi makanan bergizi seimbang, kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Nutrisi yang cukup mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Cukupi Istirahat dan Olahraga Teratur: Gaya hidup sehat secara keseluruhan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan membantu menjaga fungsi paru-paru yang optimal. Olahraga secara teratur juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru.
Jaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan rumah Anda bersih dari debu, jamur, dan bulu hewan peliharaan, terutama jika Anda memiliki alergi. Gunakan filter udara HEPA dan bersihkan permukaan secara teratur.
Minum Cukup Air: Tetap terhidrasi membantu menjaga selaput lendir tetap lembap dan memungkinkan lendir tetap encer, sehingga lebih mudah dibersihkan oleh tubuh.
Pencegahan melalui Kebersihan
Hentikan Kebiasaan Merokok
Perbedaan Batuk Akut dan Kronis
Penting untuk membedakan antara batuk akut dan kronis karena ini memengaruhi diagnosis dan pendekatan pengobatan. Durasi batuk adalah faktor kunci dalam klasifikasi ini.
Batuk Akut: Batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Penyebab paling umum adalah infeksi saluran pernapasan atas (pilek, flu, bronkitis akut), alergi musiman, atau iritasi lingkungan sementara. Batuk berdahak akut yang disertai dada sakit biasanya akan mereda seiring dengan sembuhnya infeksi atau hilangnya iritan. Ini seringkali merupakan bagian dari proses pemulihan normal tubuh.
Batuk Subakut: Batuk yang berlangsung antara 3 hingga 8 minggu. Seringkali merupakan batuk sisa setelah infeksi virus (bronkitis pasca-infeksi) atau akibat post-nasal drip yang berkepanjangan. Meskipun tidak seakut batuk awal, keberadaannya selama periode ini memerlukan perhatian jika tidak ada perbaikan.
Batuk Kronis: Batuk yang berlangsung lebih dari 8 minggu (pada dewasa) atau 4 minggu (pada anak-anak). Batuk kronis selalu memerlukan evaluasi medis karena dapat menjadi tanda kondisi serius seperti PPOK, asma, GERD, TB, bronkiektasis, atau bahkan kanker paru. Batuk berdahak dada sakit yang kronis tidak boleh diabaikan dan harus diperiksa oleh dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Batuk Kronis
Batuk berdahak yang berkepanjangan dan dada sakit yang terus-menerus dapat menyebabkan beberapa komplikasi, baik fisik maupun psikologis, yang dapat mengganggu kualitas hidup.
Kelelahan Kronis: Batuk yang terus-menerus menguras energi tubuh, terutama jika disertai gangguan tidur di malam hari. Kelelahan dapat memengaruhi produktivitas dan suasana hati.
Sakit Kepala dan Pusing: Akibat tekanan dari batuk yang kuat dan berulang. Tekanan intratoraks yang meningkat saat batuk dapat memicu sakit kepala atau sensasi pusing sementara.
Patah Tulang Rusuk (Fractura Kosta): Meskipun jarang, batuk yang sangat kuat dan parah dapat menyebabkan retak atau patah tulang rusuk, terutama pada individu dengan tulang yang lemah (osteoporosis) atau pada lansia. Nyeri dada akan menjadi sangat intens dan terlokalisasi.
Pneumotoraks: Dalam kasus yang sangat jarang, batuk ekstrem dapat menyebabkan pecahnya kantung udara kecil (bleb atau bulla) di paru-paru dan mengakibatkan paru-paru kolaps (pneumotoraks). Ini adalah keadaan darurat medis yang ditandai dengan nyeri dada tiba-tiba dan sesak napas berat.
Inkontinensia Urin: Batuk yang kuat dapat menyebabkan peningkatan tekanan di perut dan panggul, yang dapat mengakibatkan kebocoran urin (inkontinensia urin stres), terutama pada wanita dengan dasar panggul yang lemah atau setelah melahirkan.
Hernia: Batuk yang kuat dapat memperburuk atau memicu hernia yang sudah ada (misalnya hernia inguinalis atau umbilikalis) karena peningkatan tekanan intra-abdominal.
Depresi dan Kecemasan: Batuk kronis yang mengganggu kualitas hidup, tidur, aktivitas sosial, dan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, atau isolasi sosial.
Suara Serak atau Laringitis: Iritasi pada pita suara (laring) akibat batuk yang terus-menerus dapat menyebabkan suara serak atau bahkan kehilangan suara sementara.
Gangguan Tidur: Batuk seringkali memburuk di malam hari, mengganggu tidur dan memperlambat proses penyembuhan serta menyebabkan kelelahan di siang hari.
Kelelahan Otot: Otot-otot pernapasan dan otot-otot dada lainnya dapat menjadi sangat lelah dan nyeri akibat penggunaan berlebihan saat batuk.
Sinkop Batuk (Cough Syncope): Dalam kasus yang jarang, batuk yang sangat kuat dapat menyebabkan pingsan sementara akibat penurunan aliran darah ke otak.
Gaya Hidup dan Lingkungan
Lingkungan dan gaya hidup memainkan peran penting dalam kesehatan pernapasan dan dapat memengaruhi frekuensi serta keparahan batuk berdahak dan dada sakit. Mengelola faktor-faktor ini dapat membantu pencegahan dan pemulihan.
Kualitas Udara Dalam Ruangan: Udara di dalam rumah bisa lebih tercemar daripada udara di luar. Pastikan ventilasi yang baik di rumah Anda dengan membuka jendela secara teratur. Pertimbangkan penggunaan pembersih udara (air purifier) dengan filter HEPA, terutama jika Anda tinggal di daerah dengan polusi tinggi atau memiliki alergi. Hindari penggunaan semprotan kimia, penyegar udara, atau lilin beraroma yang dapat mengiritasi saluran pernapasan.
Kontrol Kelembaban Udara: Udara yang terlalu kering dapat mengiritasi saluran pernapasan dan mengentalkan lendir. Menggunakan humidifier dapat membantu, tetapi pastikan untuk membersihkannya secara teratur untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Udara yang terlalu lembap juga dapat memicu pertumbuhan jamur dan tungau debu, jadi pertahankan kelembapan yang seimbang (antara 40-50%).
Pengelolaan Alergen: Jika Anda memiliki alergi, identifikasi pemicunya (misalnya tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, jamur) dan ambil langkah-langkah untuk menghindarinya. Ini mungkin termasuk mencuci seprai dengan air panas secara teratur, menggunakan penutup kasur dan bantal anti-tungau, membersihkan rumah secara rutin, dan membatasi paparan hewan peliharaan.
Manajemen Stres: Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi dan memperburuk gejala alergi atau asma. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, pernapasan dalam, atau hobi yang menenangkan dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kebiasaan Tidur: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan memperkuat sistem kekebalan.
Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur, sesuai dengan kemampuan Anda, dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan kardiovaskular, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Peran Nutrisi dalam Pemulihan
Nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan dari infeksi atau peradangan yang menyebabkan batuk berdahak dan dada sakit. Pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi dapat memberikan landasan yang kuat bagi kesehatan pernapasan.
Vitamin C: Antioksidan kuat yang dikenal mendukung fungsi kekebalan tubuh. Sumber yang baik termasuk jeruk, kiwi, stroberi, paprika, dan brokoli.
Vitamin D: Penting untuk modulasi kekebalan tubuh. Anda bisa mendapatkannya dari paparan sinar matahari, ikan berlemak (salmon, makarel), atau suplemen.
Zinc: Mineral penting yang berperan dalam fungsi kekebalan dan penyembuhan luka. Sumber zinc termasuk daging merah, unggas, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Cairan Elektrolit: Sangat penting, terutama jika Anda demam atau mengalami dehidrasi akibat batuk dan berkeringat. Air kelapa, jus buah encer, kaldu tulang, atau oralit bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
Makanan Anti-inflamasi: Sertakan makanan yang memiliki sifat anti-inflamasi seperti kunyit, jahe, bawang putih, buah beri, sayuran hijau gelap, dan ikan berlemak (kaya Omega-3) untuk membantu mengurangi peradangan di saluran pernapasan.
Probiotik: Makanan kaya probiotik seperti yogurt, kefir, atau tempe dapat membantu menjaga kesehatan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam kekebalan tubuh secara keseluruhan.
Hindari Makanan Pemicu Peradangan: Batasi konsumsi makanan olahan, gula berlebihan, dan lemak trans, yang dapat memperburuk peradangan.
Nutrisi Penting
Cukupi Cairan
Kesimpulan
Batuk berdahak yang disertai dada sakit adalah gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi ringan seperti pilek dan bronkitis akut, hingga kondisi yang lebih serius seperti pneumonia, asma, PPOK, atau bahkan masalah jantung dan pencernaan seperti GERD. Meskipun banyak kasus dapat ditangani dengan istirahat, hidrasi, dan obat-obatan bebas, sangat penting untuk memahami kapan gejala tersebut memerlukan perhatian medis yang lebih serius.
Perhatikan dengan seksama karakteristik batuk Anda, warna dahak, keparahan nyeri dada, dan adanya gejala penyerta lainnya seperti demam tinggi, sesak napas parah, atau batuk berdarah. Jika Anda mengalami salah satu dari tanda bahaya ini, jangan tunda untuk mencari pertolongan medis. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius dan memastikan pemulihan yang cepat dan efektif.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan diri, menghindari pemicu iritasi seperti asap rokok dan polusi, serta mengadopsi gaya hidup sehat secara keseluruhan, Anda dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda dan mengurangi risiko kambuhnya batuk berdahak dan dada sakit. Ingatlah bahwa kesehatan pernapasan adalah aspek vital dari kesejahteraan umum Anda, dan proaktif dalam merawatnya adalah investasi terbaik untuk masa depan Anda.
Penting: Informasi dalam artikel ini bertujuan untuk edukasi umum dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti nasihat, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk pertanyaan medis atau sebelum membuat keputusan terkait kesehatan Anda. Jangan pernah mengabaikan nasihat medis profesional atau menunda pencarian bantuan medis karena sesuatu yang Anda baca di artikel ini.