Ilustrasi visual produk pereda nyeri.
Brufen adalah nama dagang populer yang mengandung zat aktif Ibuprofen. Sebagai salah satu obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, Brufen dikenal efektif dalam meredakan rasa nyeri, menurunkan demam, dan mengurangi peradangan. Memahami cara kerja dan dosis yang tepat sangat krusial untuk penggunaan yang aman dan maksimal.
Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat kimia alami dalam tubuh yang dilepaskan saat terjadi cedera atau infeksi. Prostaglandin inilah yang bertanggung jawab menimbulkan gejala nyeri, bengkak, dan demam. Dengan menghambatnya, Brufen mampu memberikan efek analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti-inflamasi (anti-radang).
Brufen direkomendasikan untuk berbagai kondisi yang memerlukan penanganan nyeri dan inflamasi cepat. Beberapa indikasi utama penggunaan Brufen analgetik meliputi:
Dosis Brufen sangat bervariasi tergantung pada usia pasien, kondisi yang diobati, dan kekuatan sediaan (misalnya 200 mg atau 400 mg). Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan.
Untuk orang dewasa dengan nyeri ringan hingga sedang, dosis awal yang umum adalah 200 mg hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan. Penting untuk tidak melebihi dosis harian maksimum yang direkomendasikan.
Satu tips penting saat mengonsumsi Brufen adalah menelannya bersama makanan atau susu. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko iritasi lambung, salah satu efek samping yang paling sering dikaitkan dengan obat golongan OAINS ini. Jika nyeri tidak tertahankan, dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan, namun ini harus selalu di bawah pengawasan profesional medis.
Meskipun efektif, penggunaan Brufen harus dilakukan dengan hati-hati. Efek samping yang paling umum adalah gangguan pencernaan ringan seperti mual atau sakit perut. Namun, penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat meningkatkan risiko efek samping serius:
Brufen atau Ibuprofen tidak boleh digunakan oleh orang yang memiliki riwayat alergi terhadap aspirin atau OAINS lainnya, penderita tukak lambung aktif, gagal jantung berat, atau selama trimester ketiga kehamilan. Konsultasi dengan apoteker atau dokter sebelum mengonsumsi obat ini sangat disarankan, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat lain seperti pengencer darah.