Anggrek Tebu, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Grammatophyllum speciosum, adalah salah satu anggrek epifit terbesar dan terindah di dunia. Keindahan dan ukurannya yang monumental menjadikannya primadona di kalangan kolektor. Memiliki anggrek tebu di rumah adalah sebuah kebanggaan, namun memilikinya dalam jumlah banyak memerlukan strategi perbanyakan yang tepat. Proses perbanyakan anggrek tebu berbeda dari anggrek hibrida pada umumnya, seringkali membutuhkan kesabaran ekstra.
Metode Utama Perbanyakan Anggrek Tebu
Anggrek tebu umumnya diperbanyak melalui dua metode utama: pembagian rumpun (divisi) dan pemanfaatan anakan alami (keiki), meskipun kultur jaringan juga dimungkinkan, namun sangat jarang dilakukan oleh penghobi rumahan karena kompleksitasnya.
1. Pembagian Rumpun (Divisi)
Ini adalah cara paling umum dan efektif untuk memperbanyak anggrek tebu yang sudah dewasa dan rimbun. Anggrek tebu memiliki pseudobulb (umbi semu) yang padat dan membentuk rumpun besar seiring waktu.
Langkah-langkah Pembagian:
- Waktu Terbaik: Lakukan pembagian saat tanaman sedang dalam periode dorman atau segera setelah selesai berbunga. Hindari membagi saat tanaman sedang aktif bertunas baru.
- Persiapan Alat: Gunakan pisau atau gunting kebun yang sangat tajam dan sudah disterilkan (gunakan alkohol 70% atau larutan pemutih yang diencerkan). Sterilisasi sangat krusial untuk mencegah infeksi jamur atau bakteri.
- Penggalian: Keluarkan seluruh rumpun dari pot atau media tanam. Bersihkan akar dan pseudobulb dari sisa media.
- Pemotongan: Pisahkan rumpun menjadi beberapa bagian. Pastikan setiap bagian yang dipotong memiliki minimal 2 hingga 3 pseudobulb yang sehat dan juga menyertakan akar yang memadai. Potong di antara pangkal pseudobulb.
- Pengeringan (Penting!): Setelah dipotong, biarkan area luka potongan mengering di tempat teduh selama beberapa jam, bahkan idealnya 1-2 hari. Ini membentuk kalus pelindung alami. Anda bisa menaburkan bubuk kayu manis atau fungisida bubuk pada luka sayatan untuk proteksi ekstra.
- Penanaman Kembali: Tanam setiap rumpun baru pada pot yang sesuai dengan ukuran rumpun, menggunakan media tanam yang sangat porous (campuran kulit kayu pinus, pecahan genteng, dan sedikit sabut kelapa).
2. Pemanfaatan Anakan Alami (Keiki)
Anggrek tebu kadang-kadang menghasilkan anakan atau tunas lateral yang muncul dari pangkal rumpun induk. Anakan ini bisa dipisahkan setelah mencapai ukuran yang cukup matang.
Proses pemisahannya serupa dengan pembagian rumpun: gunakan alat steril, potong pangkal penghubung ke induk dengan hati-hati, pastikan ada akar pada anakan, dan segera tanam di media baru. Letakkan anakan di tempat yang teduh dengan kelembaban tinggi untuk masa adaptasi awal.
Perawatan Pasca Perbanyakan
Setelah proses pembagian atau pemisahan anakan, anggrek tebu memerlukan perawatan khusus untuk memastikan stres pasca-operasi dapat diatasi:
- Penyiraman: Jangan langsung menyiram setelah penanaman. Tunggu sekitar seminggu agar luka sayatan benar-benar kering dan kalus terbentuk sempurna. Setelah itu, siram secukupnya (lembab, bukan basah kuyup).
- Pencahayaan: Tempatkan tanaman hasil perbanyakan di lokasi yang mendapat cahaya teduh atau tidak langsung. Cahaya matahari penuh dapat menyebabkan daun gosong karena tanaman sedang lemah.
- Pemupukan: Tunda pemupukan minimal 4-6 minggu setelah tanam. Mulai dengan dosis setengah kekuatan dari dosis normal, dan fokus pada pupuk dengan kadar NPK seimbang atau sedikit lebih tinggi Fosfor untuk merangsang pertumbuhan akar.
Memperbanyak anggrek tebu adalah investasi waktu. Karena sifatnya yang tumbuh lambat dan membutuhkan rumpun yang besar sebelum bereproduksi secara alami, kesabaran adalah kunci utama dalam keberhasilan perbanyakan ini. Dengan teknik divisi yang tepat, Anda dapat segera menikmati koleksi anggrek tebu yang lebih banyak di taman Anda.