Ilustrasi konsep reaksi pengendapan dengan pereaksi Dragendorff.
Pereaksi Dragendorff, atau yang sering disebut sebagai Kalium Bismut Iodida, adalah reagen kimia yang fundamental dalam bidang fitokimia dan analisis farmasi. Nama reagen ini diambil dari penemunya, seorang ahli kimia Jerman, Dr. H. M. Dragendorff. Fungsi utama dari pereaksi ini adalah sebagai pereaksi pengendap spesifik untuk mendeteksi keberadaan senyawa golongan alkaloid dalam suatu ekstrak tanaman atau sampel biologis lainnya. Keunikan pereaksi ini terletak pada kemampuannya membentuk endapan berwarna oranye kemerahan atau kuning jingga yang khas ketika bereaksi dengan ion-ion alkaloid yang terprotonasi.
Secara kimiawi, pereaksi Dragendorff dibuat dari larutan Kalium Iodida (KI) dan Bismut Nitrat (Bi(NO₃)₃) yang kemudian direaksikan dengan Kalium Iodida berlebih. Komponen aktif yang sebenarnya bereaksi dengan alkaloid adalah kompleks ionik yang mengandung bismut dan iodida, seperti ion [BiI₄]⁻. Alkaloid, yang umumnya merupakan basa organik heterosiklik yang mengandung atom nitrogen, akan terprotonasi dalam medium asam lemah yang sering digunakan dalam pengujian, membentuk kation alkaloid. Kation ini kemudian berpasangan dengan anion kompleks bismut iodida, menghasilkan garam kompleks yang tidak larut dalam air atau pelarut polar lainnya, yang termanifestasi sebagai endapan.
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah reaksi pengendapan (presipitasi). Ketika sampel yang diduga mengandung alkaloid ditambahkan pereaksi Dragendorff, jika alkaloid hadir, akan terjadi reaksi stoikiometri yang menghasilkan endapan padat. Endapan yang terbentuk ini merupakan indikator kualitatif yang sangat kuat bahwa alkaloid ada dalam sampel. Kehadiran endapan oranye kemerahan adalah hasil positif yang dicari dalam skrining fitokimia cepat.
Kegunaan utama pereaksi Dragendorff meliputi:
Meskipun sangat berguna, pereaksi Dragendorff memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh analis. Pertama, reagen ini bersifat non-spesifik; ia tidak hanya bereaksi dengan alkaloid, tetapi juga dapat memberikan reaksi positif palsu (false positive) dengan senyawa lain yang memiliki gugus fungsional tertentu yang dapat berinteraksi dengan ion Bismut, seperti resin atau beberapa asam organik tertentu. Kedua, hasil tes sangat dipengaruhi oleh pH larutan sampel. Alkaloid harus berada dalam bentuk terprotonasi (kationik) agar dapat bereaksi efektif, sehingga pH harus dijaga pada kondisi sedikit asam.
Untuk mengatasi masalah selektivitas dan sensitivitas, seringkali pereaksi Dragendorff digunakan bersamaan dengan pereaksi pengendap alkaloid lainnya, seperti pereaksi Mayer (Kalium Merkuri Iodida) atau pereaksi Wagner (Asam Iodida Polii). Penggunaan kombinasi pereaksi ini (disebut "Reagen Alkaloid Umum") meningkatkan keandalan hasil deteksi kualitatif. Jika suatu sampel memberikan endapan positif dengan ketiga pereaksi tersebut, kepastian keberadaan alkaloid menjadi jauh lebih tinggi.
Secara keseluruhan, pereaksi Dragendorff tetap menjadi alat yang tak tergantikan dalam toolkit analisis fitokimia. Kemudahan preparasi, kecepatan hasil, dan sifat endapan yang khas menjadikannya metode pilihan untuk skrining pendahuluan alkaloid dalam penelitian obat-obatan herbal dan analisis bahan baku farmasi.