Ilustrasi penanganan alergi susu formula.
Alergi susu formula (ASF) adalah kondisi umum yang terjadi ketika sistem kekebalan bayi bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi yang terkandung dalam formula standar. Reaksi ini bisa bervariasi dari ringan (ruam kulit, kolik) hingga berat (gangguan pencernaan kronis, bahkan anafilaksis). Menghadapi diagnosis ASF bisa membuat orang tua khawatir, namun ada beberapa langkah efektif yang bisa diambil untuk mengatasi dan mengelola kondisi ini.
Langkah pertama dan paling krusial dalam cara mengatasi alergi susu formula adalah memastikan bahwa gejala yang dialami memang disebabkan oleh alergi susu, bukan intoleransi laktosa atau masalah pencernaan lainnya. Jangan pernah mengganti susu formula tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak atau ahli gizi.
Jika alergi telah terkonfirmasi, solusi utama adalah menghilangkan alergen (protein susu sapi) dari diet bayi. Ini biasanya dilakukan dengan mengganti formula standar ke jenis formula khusus:
Ini adalah pilihan pertama yang paling sering direkomendasikan. Dalam eHF, protein susu sapi sudah dipecah (dihidrolisis) menjadi potongan-potongan yang sangat kecil sehingga sistem kekebalan bayi cenderung tidak mengenalinya sebagai ancaman. Umumnya, sekitar 90% bayi dengan ASF merespons baik terhadap formula ini.
Untuk kasus yang lebih parah atau ketika bayi tidak merespons eHF, formula berbasis asam amino menjadi pilihan. Formula ini mengandung protein dalam bentuk paling dasar (asam amino bebas), sehingga sangat hipoalergenik dan hampir tidak pernah memicu reaksi alergi.
Meskipun formula kedelai bebas dari protein susu sapi, sekitar 30-50% bayi yang alergi terhadap susu sapi juga bisa bereaksi terhadap protein kedelai. Oleh karena itu, formula kedelai jarang menjadi pilihan pertama untuk mengatasi ASF.
Sementara transisi ke formula baru sedang berlangsung, penting untuk mengelola gejala yang sudah muncul:
Kabar baiknya, banyak bayi yang mengalami alergi susu formula pada masa awal kehidupan akan mengalami toleransi seiring bertambahnya usia. Sistem kekebalan mereka menjadi lebih matang dan berhenti bereaksi terhadap protein susu sapi.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan uji coba reintroduksi (re-challenge) antara usia 12 hingga 18 bulan, atau kadang lebih lambat tergantung tingkat keparahan alergi awal. Proses ini harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis, seringkali di klinik atau rumah sakit, untuk mengantisipasi reaksi jika alergi masih ada.
Mengatasi alergi susu formula membutuhkan kesabaran dan kerja sama erat dengan profesional medis. Dengan diagnosis yang tepat, transisi yang aman ke formula hipoalergenik (eHF atau AAF), dan manajemen gejala yang baik, bayi Anda dapat tumbuh sehat. Ingatlah bahwa formula pengganti ini sudah difortifikasi penuh dengan semua nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal, sama seperti susu formula biasa.